5 Bencana Lingkungan Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

- Wabah Minamata di Jepang tahun 1956-1968 akibat pembuangan limbah merkuri di laut selama puluhan tahun
- Kabut asap tebal di London tahun 1952 akibat pembakaran batu bara besar besaran
- Badai pasir di Amerika tahun 1930-an akibat eksploitasi lahan pertanian berlebihan
Bencana nyatanya bukan hanya karena faktor alam. Bisa jadi bencana datang akibat ulah manusia yang tidak bijak dalam memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar. Kita menyebutnya bencana lingkungan. Dampak bencana ini begitu banyak mulai dari kerusakan ekosistem, pencemaran lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati, keseimbangan alam terganggu, hingga dampak sosial macam kemiskinan dan wabah penyakit. Lalu apa saja bencana lingkungan paling mematikan sepanjang sejarah?
1. Wabah Minamata di Jepang tahun 1956-1968 akibat pembuangan limbah merkuri di laut selama puluhan tahun

Bencana itu bermula ketika penduduk kota Minamata menyadari adanya keanehan pada hewan-hewan. Melansir laman History, ikan yang ada di lautan mereka tiba tiba melompat-lompat tidak karuan. Kucing-kucing seperti menari tidak menentu, mengeluarkan busa dari mulutnya dan bahkan mati. Banyak burung yang tiba-tiba jatuh ke daratan. Selain itu, penduduk setempat mengalami gejala yang tidak biasa. Mereka berjalan sempoyongan, berbicara tidak jelas, sampai bayi-bayi terlahir cacat.
Setelah ditelusuri penduduk kota mulai sadar bahwa mereka terkena wabah akibat pencemaran laut yang berarti. Salah satu pabrik kimia yang berdiri di wilayah itu, Chisso Corporation ternyata membuang limbah merkuri secara besar besaran di lautan. Sementara itu, laut kala itu menjadi sumber kehidupan yang berarti bagi penduduk setempat sehingga dampaknya sangat terasa.
Lebih mengejutkan lagi pihak perusahaan ternyata sudah melakukan tindakan pencemaran laut tersebut selama puluhan tahun. Akibatnya, sekitar 2000 orang meninggal dan banyak pula yang mengalami cacat, lumpuh, dan gangguan kesehatan lainnya.
2. Kabut asap tebal di London tahun 1952 akibat pembakaran batu bara besar besaran

Pada 5 Desember 1952 musim dingin terjadi di ibu kota Inggris. Berminggu-minggu lamanya cuaca dingin ekstrim melanda London. Penduduk tetap melakukan aktivitas seperti biasa, namun untuk menghangatkan tubuh dan ruangan mereka memanfaatkan batu bara yang dibakar. Hal itu berlangsung cukup lama hingga suatu ketika muncul kabut tipis menyelimuti wilayah Katedral St. Paul, jembatan London, Big Ben, dan bangunan penting lainnya di kota tersebut sebagaimana dilansir History.
Sayangnya, penduduk setempat tidak menyadari bahwa itu menjadi tanda akan terjadinya bencana. Mereka tetap menjalakan aktivitas biasa sampai akhirnya kabut tipis itu berubah menjadi lebih tebal dan warnanya semakin pekat. Kondisi yang demikian parah terjadi akibat asap limbah pabrik yang dibuang ke udara.
Tak lama kemudian kabut asap tebal menyelimuti kota sampai akhirnya aktivitas penduduk lumpuh. Sekolah-sekolah ditutup, layanan transportasi mandek kecuali kereta api bawah tanah, hingga gedung bioskop tidak menjual tiketnya. Penjarahan pun terjadi dimana-mana karena kondisi kota yang semakin gelap memudahkan penjarah melakukan aksinya.
Dampak kesehatan tentu dirasakan oleh penduduk. Apalagi mereka yang memiliki gangguan pernapasan dan perokok aktif. Jumlah penderita bronkitis dan pneumonia meningkat pesat. Angka kematian di wilayah East End juga meningkat sembilan kali lipat. Menurut laporan, angka kematian akibat bencana ini mencapai 12.000 jiwa hingga tahun 1958.
3. Badai pasir di Amerika tahun 1930-an akibat eksploitasi lahan pertanian berlebihan

Sebelum tahun 1930-an wilayah di tepi barat Amerika Serikat merupakan padang rumput yang sangat luas dan kering. Tepatnya tahun 1862 kongres mengesahkan undang-undang Homestead. Setelah itu penduduk mulai membabat habis padang rumput lalu menjadikannya sebagai lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Lambat laun, dilansir laman Library of Congres, aktivitas penggembalaan hewan ternak makin berkurang sampai akhirnya semua lahan kering yang ada dijadikan lahan pertanian. Kala itu permintaan gandum meningkat pesat, sehingga mereka memanfaatkan momen itu untuk benar-benar mengeksploitasi lahan besar-besaran.
Alhasil, produktivitas gandum meningkat, namun pada musim panas terjadi badai pasir yang luar biasa. Saat angin bertiup kencang, debu dari lahan pertanian kering tersebut beterbangan dan menjadi awan debu yang mengepul di langit. Hari-hari penduduk sekitar menjadi gelap. Debu bertebaran seperti salju yang menghujani rumah penduduk.
Dampaknya bukan hanya dirasakan penduduk sekitar, akan tetapi sampai ke sembilan belas negara bagian di Amerika Serikat. Penduduk mengalami sesak nafas, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari, kelaparan, sampai harus meninggalkan tempat tinggal mereka dan menjadi buruh migran di luar.
4. Kebocoran gas beracun di Bhopal, India tahun 1984

Melansir Britannica, pada 3 Desember 1984 sebuah pabrik pestisida milik perusahaan Union Carbide Corporation mengalami kebocoran. Sekitar 45 ton gas beracun bocor di area pemukiman padat di kota Bhopal, India. Asap tebal mengandung gas beracun mengepul di udara. Ketika kejadian banyak yang muntah-muntah seketika. Hewan-hewan tergelatak mati di sembarang tempat. Berdasarkan hasil penyelidikan, hal itu terjadi karena prosedur operasi dan keselamatan tidak sesuai dengan standar serta tidak adanya sumber daya manusia yang cukup.
Akibat bencana tersebut, 15.000 sampai 20.000 orang dan hampir setengah juta orang yang tersisa mengalami gangguan pernapasan, kebutaan, kerusakan saraf, kehilangan ingatan, dan kegagalan organ. Sementara itu hingga saat ini sisa pabrik dan sekitarnya masih terkontaminasi gas beracun, sehingga tidak layak lagi untuk dihuni penduduk. Kemudian pada tahun 2010 lalu mantan jajaran eksekutif perusahaan tersebut dijatuhi hukuman penjara karena lali.
5. Tragedi Love Canal di Niagara, New York pada tahun 1976

Love Canal atau kanal cinta merupakan sebuah kali yang dahulunya dirancang William T. Love sebagai pembangkit listrik tenaga air di wilayah sekitar air terjun Niagara. Ia berharap agar aktivitas industri dan pemukiman warga dialiri listrik dari situ. Akan tetapi proyek tersebut tidak berjalan sesuai harapan karena depresi ekonomi dan penemuan listrik oleh Nikola Tesla yang dinilai lebih efisien.
Dilansir Britannica, pada tahun 1940-an sampai 1950-an kanal tersebut terbengkalai dan menjadi tempat pembuangan sampah 22.000 ton limbah kimia oleh perusahaan Hooker Chemical Campany. Pihak perusahaan kemudian menimbun kanal dengan tanah lalu menjualnya kepada pemerintah kota.
Singkat cerita, pada tahun 1976 terjadi ledakan di bekas kanal meski sudah ditutup. Pepohonan dan tanaman perkebunan penduduk mati seketika. Genangan zat kimia ada di setiap halaman rumah dan sekolah sekitar kejadian. Zat beracun tersebut mencemari air dan udara penduduk setempat. Akibatnya, banyak anak yang mengalami luka bakar di tangan dan muka, bayi terlahir cacat, dan angka keguguran meningkat sebagaimana dicatat laman Jurnal EPA.
Dari beberapa tragedi bencana lingkungan tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa alam akan bersahabat dengan manusia jika dimanfaatkan dengan baik tanpa berlebihan. Kita sudah semestinya sadar bahwa bencana sebenarnya bisa dicegah sebab, tidak semua tragedi bencana itu disebabkan oleh alam tetapi bisa saja karena ulah dan kelalaian manusia.