5 Kota yang Hampir Hilang Akibat Bencana Alam, dari Badai Hingga Erosi

Bencana alam memiliki dampak luar biasa yang bisa menghancurkan kota-kota, bahkan mengubahnya menjadi kota mati. Banyak kota yang terkena bencana alam dahsyat, dari badai besar hingga letusan gunung berapi, yang memaksa warganya meninggalkan rumah mereka.
Meskipun sebagian besar kota-kota ini kini hanya tinggal kenangan atau reruntuhan, kisah mereka tetap menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terkendali. Yuk, simak lima kota yang hampir hilang akibat bencana alam besar yang mengguncang dunia ini!
1. Galveston, Texas

Pada tahun 1900, Galveston, Texas, menghadapi badai dahsyat yang menghancurkan seluruh kota. Badai yang dikenal dengan nama Great Galveston Hurricane ini merenggut lebih dari 6.000 hingga 12.000 jiwa dan merusak lebih dari 3.000 rumah.
Hujan lebat dan gelombang tinggi menghantam kota pesisir ini, membuat sebagian besar bangunan terendam air. Setelah bencana tersebut, upaya pembangunan kembali Galveston dilakukan secara besar-besaran. Meskipun kota ini berhasil dibangun kembali, bayangan tragedi tersebut tetap ada dalam sejarah.
2. Plymouth, Montserrat

Plymouth dulunya adalah ibu kota Montserrat. Kota ini kini hanyalah kota yang terkubur di bawah abu dan lumpur vulkanik. Pada tahun 1995, letusan gunung berapi Soufrière Hills menyebabkan kota ini harus ditinggalkan oleh penduduknya. Letusan yang berlangsung selama bertahun-tahun mengubah wajah kota ini.
Kini, separuh penduduk pulau ini mengungsi dan meninggalkan kota yang sebagian terkubur di bawah abu dan lumpur vulkanik ini. Mengunjungi kota ini terasa seperti menelusuri reruntuhan yang tersisa, karena kota ini pernah menjadi saksi bisu bencana besar yang pernah terjadi.
3. San Juan Parangaricutiro, Meksiko

Pada tahun 1943, letusan gunung berapi Parícutin menghancurkan San Juan Parangaricutiro, sebuah kota yang terletak di negara bagian Michoacán, Meksiko. Aliran lahar meluluhlantakkan seluruh kota ini, meninggalkan hanya menara gereja yang masih tegak di atas tumpukan lahar.
Keberadaan menara gereja yang selamat menjadi saksi sejarah bencara besar yang melanda. San Juan Parangaricutiro kini menjadi tempat wisata bagi yang ingin melihat sisa-sisa kota yang pernah berkembang pesat, sekaligus mengenang letusan gunung berapi yang begitu dahsyat.
4. Kivalina, Alaska

Kivalina merupakan sebuah desa kecil di Alaska yang terancam akibat erosi pantai dan naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim. Erosi dan naiknya permukaan air laur membuat pulai ini tidak dapat dihuni lagi.
Warga desa kini sedang merencanakan relokasi untuk mencari tempat tinggal yang lebih aman. Meskipun ada upaya untuk memperkuat perlindungan pantai, tantangan yang dihadapi oleh desa ini semakin besar, dan masa depan Kivalina kini dipertanyakan.
5. Dhanushkodi, India

Pada tahun 1964, kota pelabuhan Dhanushkodi yang berada di ujung selatan India dihancurkan oleh badai topan yang mengakibatkan kerusakan parah. Badai ini menewaskan ratusan orang dan membuat Dhanushkodi menjadi kota mati yang ditinggalkan.
Sebelumnya, Dhanushkodi adalah pusat perdagangan yang berkembang pesat, tetapi topan tersebut membuat kota ini tidak dapat dihuni lagi. Saat ini, Dhanushkodi berdiri sebagai kota hantu, dengan berbagai bangunan yang terbengkalai.
Bencana alam dapat mengubah kota yang dulunya ramai menjadi tempat yang kosong dan tidak dapat dihuni. Dari badai besar hingga letusan gunung berapi, dampak bencana tersebut tetap terasa meskipun banyak tahun telah berlalu.