Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Nokturnal Terunik, Punya Adaptasi Luar Biasa untuk Hidup di Malam Hari!

burung hantu, salah satu burung nokturnal (commons.wikimedia.org/Chris Light)
Intinya sih...
  • Burung hantu memiliki kemampuan terbang tanpa suara dan cakar tajam, serta bisa ditemukan di berbagai belahan dunia.
  • Penguin kecil aktif di malam hari, hidup di Australia dan Selandia Baru, dengan tinggi 20-40 cm dan makanan kesukaan berupa ikan.
  • Burung cagak ahli berkamuflase, kakapo tidak bisa terbang dan mematung saat bertemu predator, sementara belibis eurasia memiliki penglihatan 360 derajat yang luas.

Secara umum, burung memang merupakan hewan diurnal yang aktif pada siang hari. Di malam hari, hewan yang bisa terbang tersebut lebih sering beristirahat, tidur, atau bersembunyi di pepohonan. Sebaliknya, di siang hari burung akan aktif terbang, mencari makanan, atau mencari pasangan.

Uniknya, ternyata tak sedikit jenis burung yang merupakan hewan nokturnal, lho. Kebalikan dari burung diurnal, burung nokturnal sangat aktif di malam hari. Untuk hidup di malam hari yang gelap, mereka juga memiliki adaptasi yang unik, mulai dari kemampuan terbang dalam diam hingga mampu berkamuflase dengan sempurna. Lebih lanjut, mari kita bahas beberapa burung nokturnal unik yang mungkin belum kamu ketahui!

1. Burung hantu

burung hantu (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Sepertinya, burung hantu merupakan burung nokturnal yang paling terkenal dan memiliki penyebaran terluas. Bayangkan saja, burung dari ordo Strigiformes ini bisa dijumpai di Amerika, Eropa, Afrika, hingga Asia Tenggara. Ia juga punya ciri fisik yang khas, seperti cakar tajam, kepala membulat, mata besar, dan paruh kecil. Soal ukuran, burung hantu bisa tumbuh hingga sepanjang 70 centimeter dan bentang sayapnya mencapai 2 meter.

Dilansir Audubon, burung hantu bisa terbang tanpa mengeluarkan suara. Hal tersebut dapat terjadi karena burung hantu memiliki struktur sayap dan bulu yang berbeda dari burung lain. Gak cuma itu, saat terbang burung hantu juga jarang mengepakan sayap sehingga suara bisa diredam dengan lebih maksimal. Mengandalkan kemampuan tersebut, hewan ini bisa berburu tanpa terdeteksi oleh mangsa.

2. Penguin kecil

penguin kecil (commons.wikimedia.org/Wandering dan Wilderness)

Eudyptula minor atau penguin kecil merupakan satu-satunya spesies penguin yang aktif di malam hari. Di saat penguin lain hidup di area yang dingin, penguin kecil sangat berbeda karena ia hidup di Australia dan Selandia Baru yang bersuhu panas dan hangat. Dilansir Britannica, tinggi penguin ini berkisar antara 20 - 40 centimeter dan bobotnya hanya 1,2 kilogram.

Di siang hari, penguin kecil akan bersitirahat dan bersembunyi di dalam lubang. Ketika matahari terbenam, barulah ia akan keluar dari lubang persembun dan mulai beraktivitas. Seperti penguin lain, penguin kecil pandai berenang dan menyelam. Lebih lanjut, ikan teri, sarden, dan ikan dari ordo Clupeiformes merupakan makanan kesukaannya.

3. Burung cabak

burung cabak (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Dilansir iNaturalist, penyebutan burung cagak merujuk pada burung-burung berukuran kecil yang berasal dari famili Caprimulgidae. Burung cagak bisa ditemukan di seluruh benua di dunia kecuali Antartika. Habitatnya juga beragam, seperti kebun, hutan, dataran rendah, hingga dataran tinggi. Tercatat, ada sekitar 80 spesies burung cagak yang tersebar di seluruh dunia.

Sebenarnya, populasi burung ini masih melimpah dan ia bukan hewan terancam punah. Uniknya, burung ini sangat sulit dijumpai, bahkan oleh manusia sekalipun. Nah, hal tersebut dapat terjadi karena burung ini sangat ahli berkamuflase. Dalam hal ini, ia bisa menyatu secara sempurna dengan batang, ranting, dan bebatuan karena hewan ini punya tubuh kecil, bulu cokelat, dan mampu berdiam diri selama berjam-jam.

4. Kakapo

kakapo (commons.wikimedia.org/Auckland Museum Collections)

Laman Avibase menjelaskan kalau Strigops habroptilus atau kakapo merupakan burung terancam punah endemik Selandia Baru. Sebenarnya, ia merupakan spesies burung beo, namun kakapo tidak bisa terbang dan memiliki gaya hidup terestrial. Hal tersebut bisa terjadi karena ia hidup terisolasi di Selandia Baru selama ribuan tahun. Di Selandia Baru juga tidak ada predator alami, akhirnya burung ini kehilangan kemampuan terbangnya.

Di siang hari, kakapo akan bersembunyi di lubang bawah tanah atau sela-sela kayu. Saat malam menjelang, barulah burung gendut berwarna hijau lumut ini akan keluar untuk mencari dedaunan atau buah-buahan. Kakapo tidak memiliki strategi pertahanan diri apapun. Bukannya kabur, saat bertemu predator atau manusia unggas ini hanya akan mematung dan berdiam diri.

5. Belibis eurasia

belibis eurasia (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Burung dengan nama ilmiah Scolopax rusticola ini mudah dikenali dari empat ciri, yaitu badannya yang membulat, bulu berwarna cokelat, paruh lurus dan panjang, serta mata besar yang berlokasi di bagian atas kepala. Dilansir Birda, penglihatan burung ini sangat baik, bahkan ia memiliki penglihatan 360 derajat yang luas. Alhasil, ia bisa melihat ke semua sisi, mulai dari depan, samping, hingga belakang tanpa harus bergerak.

Belibis eurasia bisa dijumpai di Eropa, Asia Tengah, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara. Umumnya, ia menghuni hutan, kebun, semak-semak, dan area lembap. Ia termasuk hewan nokturnal dan hanya akan bergerak di siang hari saat diganggu atau diusik. Terakhir, burung ini termasuk hewan terestrial yang jarang terbang.

Agar bisa selamat di malam hari, tiap burung punya adaptasi unik, seperti sayap yang bisa meredam suara, kemampuan kamuflase yang baik, hingga penglihatan yang luas. Semua adaptasi tersebut membantu burung untuk kabur dari predator dan mencari makanan. Uniknya, kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemampuan ekslusif yang gak bisa dijumpai di burung diurnal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us