Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Batu Rosetta, Membuka Pemahaman Baru Tentang Mesir Kuno

ilustrasi batu Rosetta (Wikimedia.org/Awikimate)
Intinya sih...
  • Batu Rosetta berperan penting dalam memahami naskah hieroglif Mesir
  • Batu ini ditulis pada tahun 196 SM oleh pendeta Mesir dan Ptolemeus V
  • Merupakan bongkahan batu besar dengan tulisan dalam 3 aksara yang berbeda

Batu Rosetta merupakan sebuah batu yang di permukaannya terdapat tulisan berasal dari Mesir. Batu Rosetta ini merupakan salah satu benda peninggalan dari zaman Mesir Kuno. Batu ini memiliki peranan penting dalam sistem penulisan hieroglif Mesir.

Mengapa batu Rosetta memiliki peranan penting dalam sistem penulisan hieroglif? Batu Rosetta membantu para sejarawan untuk membuka kode hieroglif serta untuk memahami naskah hieroglif Mesir melalui tulisan-tulisan yang terdapat di batu tersebut. Ingin mengetahui lebih banyak terkait batu Rosetta? Yuk, simak artikel di bawah!

1.Siapa yang membuat dan menulis batu Rosetta?

ilustrasi raja Mesir kuno Ptolemeus V (Wikimedia.org/ArchaiOptix)

Batu Rosetta merupakan sebuat lempengan batu granit yang memuat dekrit atau tulisan. Dilansir laman History Channel, batu ini ditulis oleh sekelompok pendeta Mesir dan penguasa Mesir Kuno yaitu Ptolemeus V pada tahun 196 sebelum masehi. Batu Rosetta ini dikeluarkan oleh pendeta Mesir kuno pada hari penobatannya Ptolemeus V.

Pada awalnya, batu Rosetta dirancang untuk menyebarkan perjanjian dan kebaikan raja Mesir Kuno pada saat itu secara luas kepada rakyat Mesir. Sehingga, batu tersebut didirikan dan ditaruh di kuil Mesir sehingga semua rakyat dapat melihat isi tulisan dari batu tersebut.

2.Siapa yang pertama kali menemukan batu Rosetta?

ilustrasi pasukan Napoleon di Mediterania tahun 1798 (Wikimedia.org/Allart J)

Pada saat pasukan Napoleon sedang membangun benteng di dekat pantai Mediterania sebelah Timur Alexandria tepatnya di sekitar anak Sungai Nil, salah satu pasukannya menemukan sebuah bongkahan batu besar.

Dilansir laman American Research Center in Egypt, salah satu pasukan Napoleon yang menemukan batu Rosetta pada Juli 1799 ialah Pierre Francois Xavier Bouchard. Bouchard menemukan sebuah batu granit hitam besar berbentuk tidak beraturan ketika sedang menjalankan tugas di sekitar anak sungai Nil.

Namun, setelah Inggris mengalahkan Napoleon pada tahun 1801, Inggris mengambil alih batu Rosetta yang ditemukan oleh pasukan Napoleon tersebut. Setelah mengambil alih, Inggris mulai melakukan analisis batu Rosetta untuk mengetahui terkait sistem penulisan hieroglif Mesir kuno.

3.Bentuk dan isi batu Rosetta

ilustrasi batu Rosetta (Wikimedia.org/Awikimate)

Batu Rosetta terkenal dengan prasastinya yang berisi tulisan yang ditulis dalam 3 aksara atau 3 huruf yang berbeda yaitu hieroglif Mesir, aksara Yunani, dan aksara Demotik. Batu Rosetta yang ditulis dalam 3 aksara ini sangat berguna bagi sejarawan untuk dapat menguraikan sistem penulisan hieroglif Mesir yang sangat rumit.

Dilansir laman Britannica, batu Rosetta merupakan sebuah bongkahan batu yang memiliki ukuran cukup besar. Batu Rosetta merupakan sebuah baru granit berwarna hitam dengan ukuran yang cukup tinggi dan tebal. Batu Rosetta memiliki tinggi hingga 114 cm dengan lebar mencapai 72 cm dan ketebalan hingga 28 cm. Tidak hanya besar, batu Rosetta juga sangat berat. Batu Rosetta memiliki berat hingga 760 kg.

Ukuran dan berat yang dimiliki batu Rosetta ini mencerminkan pentingnya dan keagungannya dalam masa kerajaan Mesir kuno.

4.Batu Rosetta membantu sejarawan dalam menguraikan aksara hieroglif Mesir

ilustrasi para ahli yang sedang menganalisis batu Rosetta di Kongres Internasional Oriental Kedua pada tahun 1874 (Wikimedia.org/London News)

Setelah batu Rosetta dipindahkan ke Inggirs, seorang polimatik asal Inggris bernama Thomas Young sudah mulai menganalisis batu Rosetta untuk mengetahui terkait sistem penulisan hieroglif Mesir. Namun, usaha Young masih belum berhasil dan hanya membuahkan dasar-dasarnya saja untuk di pelajari lebih lanjut.

Lalu, dilansir laman JSTOR Daily, pada tanggal 27 September 1822, seorang ahli filologi asal Perancis mengumumkan bahwa ia telah berhasil mendiskripsikan hieroglif Mesir yang terdapat di batu Rosetta. Ahli filologi tersebut ialah Jean-Francois Champollion.

Pada tahun 1822, berdasarkan pengetahuannya yang luas tentang Koptik, Champollion berhasil mendeskripsikan tulisan hieroglif Mesir dan mengukuhkan posisinya dalam sebagai pengurai hieroglif Mesir.

5.Replika batu Rosetta

ilustrasi replika batu Rosetta di San Diego (Wikimedia.org/Rhododendrites)

Dilansir laman Have Fun with History, batu Rosetta sudah ada di London tepatnya di British Museum sejak tahun 1802. Meskipun batu Rosetta asli disimpan di British Museum, banyak lembaga di seluruh dunia khususnya lembaga pendidikan dan kebudayaan yang memproduksi replika dari batu tersebut.

Replika batu Rosetta ini memungkinkan pengunjung untuk melihat dan menghargai pentingnya batu Rosetta tanpa harus melakukan perjalanan ke London.

Replika batu Rosetta sering digunakan dalam lingkungan pendidikan untuk memperkenalkan siswa pada sejaha Mesir kuno, ilmu arkeologi, dan proses penguraian aksara hieroglif. Replika batu Rosetta dapat membantu menyebarkan pengetahuan dan meingkatkan pemahaman yang lebih luas terkait Mesir kuno.

 

Itulah 5 fakta terkait batu Rosetta. Batu Rosetta merupakan bongkahan batu besar yang berasal dari zaman Mesir kuno dan pertama kali ditemukan oleh salah satu pasukan Napoleon pada tahun 1799. Batu Rosetta ini berisi tulisan yang memuat tiga aksara yaitu Yunani, hieroglif Mesir, dan aksara Demotik. Seorang ahli filologi bernama Jean-Francois Champolion berhasil memecahkan dan menguraikan tulisan hieroglif Mesir yang ada pada batu ini. Terurainya tulisan hieroglif Mesir pada batu ini menghasilkan pemahaman baru terkait sejarah, bahasa, dan kebudayaan Mesir kuno.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alifya Putri
EditorAlifya Putri
Follow Us