Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Belut Longfin, Dapat Hidup hingga 80 Tahun

Belut longfin (forestandbird.org.nz)
Belut longfin (forestandbird.org.nz)

Belut longfin adalah spesies belut yang endemik di Selandia Baru tersebar di Wakaito, Gisbron, teluk Hawkes, Manawatu, Taranai, Wellington, Canterbury, Otago dll. Anguilla dieffenbachia juga dikenal dengan nama orea.

Mereka berdiam terutama di sungai, danau, dan berbagai jenis pedalaman contoh lahan berumput datar yang basah. Saat masih muda, longfin menyukai perairan dangkal dengan kedalaman di bawah 0.5 m dengan substrat kasar. Sedang longfin dewasa cenderung bersembunyi di bawah puing-puing besar.

Belut longfin juga dikenal dengan nama tuna di Selandia Baru. Saat ini longfin dianggap sebagai salah satu belut terbesar di dunia. Mari baca selengkapnya ulasan belut longfin. Check this out!

1.Perilaku unik belut longfin

Belut longfin (commons.wikimedia.org/nick_goldwater)
Belut longfin (commons.wikimedia.org/nick_goldwater)

Pada siang hari, longfin kerap bersembunyi di bawah batang kayu dan batu besar di bawah tepi sungai. Sebagai belut, mereka bisa melakukan perjalanan darat hingga 2 hari bernapas menggunakan kulitnya.

Belut longfin adalah pemanjat ulung dibuktikan dapat memanjat air terjun setinggi 20 meter. Belut ini sudah biasa melakukan perjalanan sejak elver (remaja) mencapai 130 km di daratan selama musim panas, dikutip Aucklandzoo.

2.Ciri fisik belut longfin

Belut longfin (commons.wikimedia.org/Squeegie)
Belut longfin (commons.wikimedia.org/Squeegie)

Jantan belut longfin memiliki tinggi 66 cm, namun panjangnya bisa mencapai 73 cm pada usia 12-35 tahun. Sedangkan betina jauh lebih besar mencapai 156 cm. Ciri longfin di mana sirip punggung dan sirip dubur menyatu dengan ekor.

Sirip punggung bagian atas lebih panjang daripada sirip dubur bagian bawah. Warna mereka cokelat tua dan abu-abu kehitaman dan terdapat sisik kecil di kulitnya. Mulutnya longfin memanjang melebihi matanya.   

3.Bagaimana sistem kehidupan belut longfin?

Belut longfin (commons.wikimedia.org/Christopher Stephens)
Belut longfin (commons.wikimedia.org/Christopher Stephens)

Dilansir Animaliabio, setelah kawin, betina bisa menghasilan telur mencapai 1 juta bahkan 20 juta butir. Induknya kemudian mati dan telurnya mengapung ke permukaan untuk menetas. Tahap berikutnya menjadi larva mirip daun disebut leptocephalus.

Kemudian larva mengembangkan warna dan menjadi elver menyerupai belut dewasa namun berukuran kecil. Setelah berpindah tempat ke air tawar, longfin akan mencapai dewasa sempurna.

Belut longfin adalah hewan air berumur sangat panjang. Mereka menghabiskan waktu di sungai, danau dan lahan basah sepanjang hidup mereka. Mereka akan ke lautan lepas yakni Pasifik Selatan ketika berumur 25-80 tahun khususnya betina. Belut longfin mengalami pertumbuhan paling lambat dibandingkan spesies belut pada umumnya.

4.Pola makannya

Belut longfin (commons.wikimedia.org/Gusmonkeyboy)
Belut longfin (commons.wikimedia.org/Gusmonkeyboy)

Belut longfin bersifat nokturnal atau aktif di malam hari termasuk kegiatan perburuannya. Belut berburu melalui penciuman bukan penglihatan. Indera penciumannya dikenal berkembang dengan baik. Longfin diberkahi gigi-gigi kecil yang tajam dan berwarna putih. Gigi bagian atas berbentuk panah untuk memburu mangsa.

Adapun mangsanya meliputi larva serangga, cacing dan siput air dimakan oleh belut remaja. Ketika beranjak dewasa, belut mulai memakan ikan, udang karang air tawar bahkan bebek kecil.

5.Ancaman yang dihadapi belut longfin

Belut longfin (commons.wikimedia.org/Peter Harrison)
Belut longfin (commons.wikimedia.org/Peter Harrison)

Mulai tahun 1960-an, masyarakat Eropa berminat terhadap belut longfin sehingga penangkapan komersial terus meningkat. Tahun 1975, belut adalah komoditi ekspor paling berharga setelah lobster baru. Di Selandia Baru, akibat peningkatkan besar dalam penangkapan menyebabkan berkurangnya stok ikan di beberapa daerah.

Habitat sungainya hilang karena pembangunan pembangkit listrik tenaga air. Pembuangan limbah dari pabrik pengolahan daging serta pabrik kertas dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya oksigen belut, dikutip Departement of Conservation.

Nenek moyang belut longfin sudah berenang di perairan Selandia Baru purba sejak awal era Miosen jutaan tahun lalu. Mereka bertahan hingga zaman modern sehingga masyarakat Maori sudah mengenal longfin dengan baik dan menjadi sumber makanan tradisional yang penting bagi suku Maori.   

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
FAISAL Faitoshi Ahmad
EditorFAISAL Faitoshi Ahmad
Follow Us