12 Fakta Menarik Lukisan Lascaux, Warisan Seni Prasejarah

- Gua Lascaux di Prancis berisi ratusan lukisan prasejarah yang menggambarkan hewan dan bentuk abstrak, menjadi jendela kehidupan manusia purba.
- Wilayah Dordogne dikenal sebagai kawasan dengan konsentrasi gua seni prasejarah tertinggi di Eropa Barat, dengan 147 situs prasejarah dari periode Paleolitikum.
- Lukisan di gua Lascaux berasal dari berbagai generasi seniman Paleolitikum yang menggunakan teknik ukir, gambar, dan cat mineral untuk menciptakan karya seni yang mempesona.
Di kawasan Dordogne, Prancis, terdapat salah satu keajaiban seni prasejarah yang paling memukau, gua Lascaux. Antara 17.000 hingga 12.000 tahun yang lalu, para seniman anonim dari zaman Paleolitikum menghiasi dinding gua ini dengan ratusan lukisan yang menggambarkan hewan dan bentuk-bentuk abstrak.
Karya-karya ini bukan hanya bukti imajinasi manusia purba, tetapi juga jendela ke kehidupan, spiritualitas, dan kreativitas nenek moyang kita. Berikut 12 fakta menarik tentang lukisan gua Lascaux.
1. Penemuan tak terduga oleh 4 orang remaja

Pada September 1940, empat remaja di dekat desa Montignac, Prancis barat daya, secara tak sengaja menemukan salah satu situs seni prasejarah terpenting di dunia. Saat mencari anjing mereka yang hilang di kawasan hutan, mereka melihat lubang misterius di tanah.
Dengan penuh rasa ingin tahu, mereka memanjat masuk dan terkejut menemukan sebuah sistem gua yang dipenuhi lukisan purba.
Berita tentang gua ini menyebar cepat hingga seorang guru mereka, yang juga anggota klub prasejarah lokal, turun tangan untuk melihat langsung.
Tak lama setelah itu, arkeolog Henri-Édouard-Prosper Breuil menjadi ilmuwan pertama yang melakukan inspeksi ilmiah terhadap gua Lascaux. Ia memastikan bahwa lukisan dinding ini, adalah otentik dan memiliki nilai sejarah yang luar biasa.
2. Dordogne berisi gua-gua seni prasejarah
Wilayah Dordogne di Prancis barat daya dikenal sebagai salah satu kawasan dengan konsentrasi gua berhias seni prasejarah tertinggi di Eropa Barat. Geologi kawasan ini, menciptakan banyak sistem gua yang menjadi tempat perlindungan aman dan kering bagi manusia Paleolitikum.
Lembah Vézère, tempat gua Lascaux berada, merupakan pusat dari kekayaan arkeologis ini. Di lembah ini saja terdapat 147 situs prasejarah dari periode Paleolitikum, termasuk 25 gua berhias seni.
Tak heran, kawasan ini diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979 karena nilai sejarah dan arkeologisnya yang luar biasa.
3. Tiga periode penghunian gua Lascaux

Gua Lascaux tidak hanya menjadi kanvas seni purba tetapi juga tempat yang dihuni manusia Paleolitikum dalam tiga periode berbeda. Lukisan dindingnya berasal dari kebudayaan Magdalenian awal pada periode Paleolitikum Atas, sekitar 17.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.
Ini menjadikannya lebih "modern" dibandingkan seni gua di gua Chauvet yang berada di dekatnya.
Jejak pertama penghuni gua ditemukan melalui arang di area yang dikenal sebagai Nave dan Shaft. Periode kedua, yang merupakan masa puncak aktivitas seni di Lascaux, dibuktikan dengan banyaknya artefak yang tersebar di seluruh sistem gua.
Terakhir, jejak penghuni ditemukan di pintu masuk gua, di mana cahaya alami masih bisa menjangkau yang menunjukkan bahwa ini adalah periode singkat.
4. Beragam teknik dan alat dalam gua Lascaux
Lukisan-lukisan di gua Lascaux adalah hasil karya seniman dari berbagai generasi yang menggunakan beragam teknik untuk meninggalkan jejak mereka. Sebagian besar gambar diukir atau dipahat langsung pada batu, sementara lainnya digambar atau dilukis di dinding putih kalsit gua.
Meskipun tidak ditemukan bukti arkeologis adanya kuas, para peneliti menduga bahwa cat diaplikasikan menggunakan gumpalan lumut atau rambut. Selain itu, ditemukan tulang-tulang berlubang yang kemungkinan digunakan sebagai alat semprot untuk meniupkan pigmen ke dinding.
5. Pigmen-pigmen tersebut terbuat dari mineral

Analisis kimia terhadap warna-warna yang tersisa menunjukkan bahwa sebagian besar warna tersebut berasal dari mineral yang dicampur dengan air.
Warna merah terbuat dari hematit, warna kuning berasal dari goetit, dan pigmen hitam berasal dari mangan oksida. Mangan adalah mineral yang berlimpah dan mudah diekstraksi di sekitar Lascaux.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa mangan digunakan untuk membuat pigmen hitam, alih-alih arang.
6. Para seniman mungkin menggunakan perancah untuk melukis di langit-langit gua
Beberapa gambar di Lascaux berjarak 2,5 hingga 3,5 meter dari lantai gua di dekat langit-langit ruangan. Bagi para arkeolog, gambar-gambar itu menimbulkan teka-tek. Bagaimana para seniman mencapai ketinggian seperti itu?
Asumsinya adalah mereka menggunakan perancah (kerangka untuk memanjat), namun hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bagaimana struktur itu dibangun.
Pada tahun 1950-an, arkeolog André Glory menemukan sisa-sisa beberapa balok yang saling bertautan di tepi Galeri Aksial, salah satu ruangan yang paling banyak dihias dalam sistem tersebut.
Ia berpendapat bahwa balok-balok itu pasti merupakan perancah, tetapi kurangnya bukti di tempat lain menunjukkan bahwa struktur itu mungkin tidak meluas ke ruangan lain di dalam gua.
7. Lampu batu pasir menyingkapkan bagaimana gua itu diterangi

Pada tahun 1961 atau 1962, André Glory menemukan lampu batu pasir merah yang menyerupai sendok besar dan dihiasi dengan ukiran chevron pada gagangnya. Ia memperkirakan usianya sekitar 17.000 tahun.
Sisa-sisa jelaga di mangkuk lampu dianalisis dan ditemukan sebagai sisa sumbu yang terbuat dari juniper. Spesimen ini diukir paling halus dari lebih dari 100 lampu yang telah diidentifikasi di Lascaux. Temuan ini menyingkapkan bagaimana seniman Paleolitik menerangi bagian dalam gua yang gelap.
Dalam sebuah makalah tahun 1993 di jurnal Leonardo, profesor Universitas Fordham Edward Wachtel berpendapat bahwa cahaya yang berkedip-kedip akan membuat gambar-gambar di Lascaux tampak bergerak.
8. Peralatan yang ditemukan di lantai gua menunjukkan kecanggihan budaya tersebut
Dibandingkan dengan situs gua lain di Prancis, Lascaux telah menghasilkan sejumlah besar benda dari ruangan-ruangannya.
Beberapa benda dikaitkan dengan pembuatan karya seni, seperti batu gerinda dan mortar untuk membuat pigmen, peralatan batu api, dan penusuk yang terbuat dari tulang.
Para arkeolog juga telah menemukan 16 fosil kerang, tiga di antaranya memiliki lubang yang dibor sehingga bisa dikenakan sebagai perhiasan. Analisis terhadap kerang-kerang tersebut menunjukkan bahwa benda-benda tersebut berasal dari Prancis bagian barat, beberapa ratus kilometer dari Lascaux.
9. Hanya ada satu gambar mirip manusia yang lengkap di dalam gua

Kompleks gua Lascaux berisi lebih dari 600 lukisan dan sekitar 1500 ukiran hewan, simbol abstrak, dan satu figur mirip manusia. Manusia termasuk jarang digambarkan di gua seni yang ditemukan sejauh ini.
Figur ini membingungkan para sejarawan seni karena penyajiannya yang sangat aneh dan kelangkaannya. Figur itu jatuh ke belakang menjauh dari seekor bison, Manusia ini terlihat berteriak atau memiliki kepala burung, dan memiliki ereksi.
Di samping figur yang terlentang itu terdapat tongkat dengan seekor burung di atasnya. Di belakangnya terdapat seekor badak yang membelakangi figur tersebut dan tampak sedang buang air besar ke arahnya.
Seluruh gambaran itu telah mengundang spekulasi tak berujung dan berbagai teori tentang maknanya.
10. Hall of Bulls di Lascaux berisi gambar hewan terbesar yang diketahui dalam seni gua
Kuda adalah hewan yang paling sering digambarkan di Lascaux dengan total 364 gambar, diikuti oleh kelompok kucing, rusa jantan, bison, dan lainnya.
Salah satu pemandangan yang paling terkenal di Lascaux adalah empat banteng hitam besar atau aurochs (spesies sapi liar raksasa yang telah punah) yang berlari kencang melintasi dinding di Hall of Bulls.
Beberapa pengelompokan hewan menunjukkan bahwa pelukis gua Paleolitik terampil dalam penggunaan perspektif. Dalam pandangan samping bison yang sedang berlari, salah satu kaki belakang hewan disilangkan di atas yang lain yang menunjukkan pemahaman tingkat lanjut tentang teknik artistik.
11. Tidak ada yang tahu artinya hingga saat ini

Sejarawan seni telah lama berusaha memahami mengapa orang-orang kuno membuat karya seni di gua-gua yang gelap dan sering kali tidak dapat diakses. Banyak yang bertanya-tanya mengapa mereka memilih untuk menciptakan lukisan-lukisan ini.
Arkeolog Prancis Norbert Aujoulat, yang melakukan penelitian di Lascaux antara tahun 1988 dan 1999, berpendapat bahwa gambar-gambar tersebut mencerminkan perubahan musim dan berlalunya waktu.
Ia mencatat bahwa hewan-hewan selalu digambarkan dalam urutan yang sama dengan kuda terlebih dahulu, kemudian auroch, lalu rusa jantan. Kuda-kuda menyerupai bagaimana mereka akan terlihat di musim semi, sementara auroch selaras dengan musim panas dan rusa jantan digambarkan dengan fitur musim gugur mereka.
12. Gua sudah ditutup untuk umum
Orang-orang berbondong-bondong untuk melihat seni yang luar biasa ini ketika Lascaux dibuka untuk umum pada tahun 1948. Sayangnya, kondisi gua yang lembab dan napas dari ribuan pengunjung merusak seni yang indah itu.
Warna-warna lukisan memudar dan jamur, bakteri, serta kristal mineral segera berkembang biak di dinding gua. Lebih parahnya lagi, lantai gua diturunkan untuk meningkatkan aksesibilitas yang mengakibatkan hilangnya konteks arkeologi yang penting. Pihak berwenang menutup situs tersebut untuk pengunjung secara permanen pada tahun 1963.
Pengunjung modern tetap bisa menyaksikan lukisan replika persis dari Hall of Bulls and Axial Gallery, yang dikenal sebagai Lascaux II, dibuka pada tahun 1983 di dekat gua aslinya.
Lukisan di gua Lascaux bukan hanya karya seni, tetapi juga jendela menuju kehidupan manusia ribuan tahun yang lalu. Keindahan, kerumitan, dan makna simbolisnya terus menginspirasi para arkeolog, seniman, dan peneliti di seluruh dunia.
Referensi
"Discovery of the Lascaux Cave Paintings". Diakses pada Januari 2025. History Today.
"Prehistoric Sites and Decorated Caves of the Vézère Valley". Diakses pada Januari 2025. World Heritage Convention.
"Archaeology of the cave floors". Diakses pada Januari 2025. History Today. Archeologie.culture.fr.
"Lascaux (ca. 15,000 B.C.)". Diakses pada Januari 2025. The Met.
Wachtel, Edward. "The First Picture Show: Cinematic Aspects of Cave Art." Leonardo 26, no. 2 (1993): 135-140.
"Archaeology of the cave floors". Diakses pada Januari 2025. Archeologie.culture.fr.