Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Seychelles Black Parrot, Endemik Pulau Praslin Penyuka Buah

Seychelles black parrot (commons.m.wikimedia.org/Seychelles Islands Foundation)

Seychelles black parrot juga dikenal sebagai praslin parrot atau kato nwar. Mereka berada dalam famili Psittacidae dan memiliki nama ilmiah Coracopsis barklyi. Menariknya, spesies ini ternyata pernah dianggap sebagai subspesies dari lesser vasa parrot, terlepas dari adanya perbedaan morfologi, ekologi dan perilaku. Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa populasi seychelles black parrot punya sejarah isolasi yang panjang dan mungkin berkerabat dengan Coracopsis lainnya.

Panjang tubuhnya mencapai 35–40 sentimeter dan beratnya 132–153 gram. Warna bulunya abu-abu tua kecokelatan, kecuali bulu ekornya yang keabu-abuan. Paruhnya gelap dan jadi lebih pucat selama musim kawin. Tidak ada salahnya untuk menambah pengetahuan tentang burung nasional Seychelles ini melalui fakta berikut.

1. Wilayah penyebaran seychelles black parrot

Seychelles black parrot (commons.m.wikimedia.org/Xjschx)

Penyebaran seychelles black parrot hanya berada di Pulau Praslin. Kawasan perkembang biakan utamanya dibatasi oleh hutan palem di Cagar Alam Vallee de Mai dan bagian bawah Fond Peper di Taman Nasional Praslin. Telah tercatat sejak tahun 1988 berada di wilayah Curieuse, sering terlihat makan walaupun tidak ada bukti perkembangbiakannya. Animalia menginformasikan bahwa spesies burung ini menghuni hutan, semak belukar dan kebun.

2. Apa yang dimakannya?

Seychelles black parrot (commons.m.wikimedia.org/Gerard Larose, STB)

Makanan seychelles black parrot terdiri dari buah-buahan, entah itu buah liar maupun yang dibudidayakan. Mereka juga mengonsumsi bunga dan kuncup tanaman. Menu makannya di alam liar termasuk buah palem endemik bernama Vershaffeltia splendida, tanaman yang tumbuh di sepanjang lembah sungai. Ada pula bunga coco de mer, sementara buah yang dibudidayakan berupa jambu biji, pepaya, mangga dan belimbing wuluh.

3. Tidak pemalu, tapi selalu waspada

Seychelles black parrot (commons.m.wikimedia.org/desertnaturalist)

Berdasarkan informasi dari Oiseaux Birds, seychelles black parrot biasanya mencari makan saat dajar dan petang di ketinggian sedang serta di permukaan tanah. Mereka bukanlah pemalu, tapi sangat waspada. Jika diganggu, burung ini akan memanjat perlahan untuk mencapai tempat yang lebih tersembunyi. Akan tetapi, seychelles black parrot masih akan nampak mencolok ketika bertengger di atas pohon mati karena warna bulunya.

4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Seychelles black parrot (inaturalist.org/Nick Helme)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa seychelles black parrot terkadang sangat vokal saat siang hari dan malam bulan purnama. Panggilannya lebih sering terdengar ketika musim kawin atau sedang berkumpul membentuk kelompok besar. Mereka mengeluarkan panggilan saat bertengger atau sedang terbang.

Panggilannya seperti suara seruling yang lebih merdu saat kawin, terdengar seperti 'wee-too-twee-wee-too-twee'. Ada juga suara lengkingan serta suara sumbang 'kreeer-kreer-kreeer' dan 'kek-kek' bernada rendah tapi lebih tajam. Kamu mungkin akan mendengar suaranya terlebih dahulu daripada wujudnya saat mengunjunginya di alam liar.

5. Sistem perkawinan seychelles black parrot

Seychelles black parrot (commons.m.wikimedia.org/Seychelles Islands Foundation)

Sistem perkawinan seychelles black parrot adalah monogami, kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya. Musim kawinnya dimulai pada bulan September atau Oktober, hanya merawat satu atau dua anak setiap musimnya. Burung ini bersarang di lubang pohon, biasanya di pohon palem atau di Albizia. Sarangnya ditempatkan di ketinggian 3–9 meter di atas permukaan tanah.

Betina menghasilkan 1–3 telur yang dieraminya sendirian selama 14–18 hari. Setelah menetas, anaknya baru bisa terbang meninggalkan sarang saat berusia 35–60 hari. Biasanya, hanya ada dua anak yang dirawatnya sebab anak ketiga tidak bisa bertahan hidup.

Seychelles black parrot merupakan spesies nuri yang sangat menyukai buah-buahan. Mereka sangat waspada akan adanya pemangsa atau ancaman lain. Sayangnya, mereka diklasifikasikan sebagai Vulnerable oleh IUCN dan jumlah populasinya diperkirakan hanya ada 520–900 burung. Tren populasinya masih stabil. Walaupun dilindungi, mereka juga masih terancam oleh penangkapan ilegal dan hadirnya pemangsa baru seperti tikus di habitatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us