Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makanan hasil rekayasa genetika (unsplash.com/ Diana Polekhina)

Untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia memang bukan perkara mudah. Apalagi dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan terbatasnya lahan pertanian. Maka dari itu, ilmuwan mencoba menghadirkan solusi dengan merekayasa genetika tanaman pangan. Dengan merekayasa materi genetiknya, tanaman pangan akan jadi lebih produktif dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan umat manusia.

Sayangnya pangan hasil rekayasa genetika banyak diprotes, karena dianggap bisa membahayakan kesehatan. Apakah makanan hasil rekayasa genetika benar berbahaya? Berikut 5 fakta mengenai pangan hasil rekayasa genetika yang perlu kamu tahu.

1. Pangan hasil rekayasa genetika bertujuan untuk mendapatkan bibit unggul dan produktif

ilustrasi bibit unggul (unsplash.com/ Markus Spiske)

Dilansir WHO, secara umum tanaman pangan hasil rekayasa genetika bertujuan untuk mendapatkan tanaman pangan yang memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta memiliki toleransi tinggi terhadap pestisida. Alhasil, pangan hasil rekayasa genetika bisa mendapatkan hasil yang tinggi dengan harga yang lebih ekonomis.

Contohnya seperti jagung hasil rekayasa genetika yang menjadi tahan terhadap serangan hama ulat. Kacang kedelai yang lebih tahan terhadap penyakit dan toleran terhadap pestisida. Padi emas yang memiliki kandungan beta karoten lebih tinggi dari padi biasa. Serta masih banyak lagi pangan hasil rekayasa genetika.

2. Pangan hasil rekayasa genetika sejatinya sudah ada sejak 8000 tahun sebelum masehi

Editorial Team

Tonton lebih seru di