5 Fakta Unik dan Menarik Harrier Utara, Punya Perilaku Polygyny
- Bentang sayapnya mencapai 1.2 meter, ukuran badan kecil dibandingkan burung predator lain
- Salah satu burung predator dengan perilaku polygyny, jantan bisa kawin dengan lima betina dalam satu musim kawin
- 95 persen makanannya terdiri atas mamalia, hidup di berbagai habitat mulai dari savana hingga padang rumput
Harrier merupakan jenis burung predator yang sering ditemukan di benua Amerika. Burung harrier berkerabat dekat dengan elang, kite, dan burung bangkai dunia lama. Spesies harrier juga ada banyak dan salah satunya adalah Circus hudsonius atau harrier utara. Nah, ternyata burung tersebut menyimpan fakta unik dan menarik, lho.
Contohnya, harrier utara memiliki kebiasaan kawin yang agak berbeda dari burung predator lain. Jika dibandingkan burung predator lain, ukurannya juga tidak terlalu besar. Gak cuma itu, ia juga adaptif dan bisa hidup di berbagai tipe habitat. Penasaran dengan fakta-fakta tersebut? Maka dari itu, mari kita bahas bersama!
1. Bentang sayapnya mencapai 1.2 meter
Dilansir Animalia, harrier utara punya panjang mencapai 52 centimeter, bobot maksimal di angka 750 gram, dan bentang sayap yang mencapai 1.2 meter. kelihatannya memang besar, tetapi jika dibandingkan burung predator lain ukuran tersebut terhitung kecil. Sebab, burung lain macam elang dan burung bangkai bisa punya bentang sayap di atas 2 meter dan bobot hingga lebih dari 2 kilogram. Lebih lanjut, ia punya badan yang ramping, paruh runcing, cakar tajam, dan bulu cokelat yang sangat ideal untuk berkamuflase.
2. Salah satu burung predator dengan perilaku polygyny
Biasanya, burung predator merupakan pasangan yang setia dan hanya akan kawin dengan satu pasangan dalam satu masa reproduksi. Uniknya, herring utara justru merupakan spesies polygyny. Dilansir Britannica, polygyny merupakan sistem perkawinan di mana satu individu jantan bisa kawin dengan beberapa individu betina dalam satu masa reproduksi. Tepatnya, seekor herring utara jantan bisa kawin dengan lima ekor betina dalam satu musim kawin. Tentunya, hal ini sangat unik karena jarang terlihat pada burung predator lain.
3. 95 persen makanannya terdiri atas mamalia
Laman Audubon Field Guide menjelaskan kalau makanan utama herring utara adalah mamalia dan burung. Spesifiknya, sekitar 95 persen makanannya terdiri atas mamalia. Lebih lanjut, ia merupakan pemburu yang terspesialisasi untuk memburu tikus, vole, dan kelinci. Soal burung, ia bisa menangkap burung berukuran kecil hingga sedang seperti burung merpati dan bebek. Tak hanya burung dan mamalia, terkadang herring utara juga terlihat memakan hal lain seperti ular, kadal, kodok, katak, serangga, dan bangkai hewan. Nah, kebiasaan makannya dipengaruhi oleh musim dan ketersediaan makanan.
4. Masa hidupnya hanya sekitar 8 tahun
Secara umum, usia rata-rata herring utara ada di angka 8 tahun. Namun, laman iNaturalist juga menjelaskan kalau individu tertua dari burung ini bisa hidup hingga mencapai usia 16 tahun. Hanya saja, individu setua itu jarang ditemukan. Sebab, burung ini memiliki berbagai ancaman di alam liar. Pertama, ia terancam oleh kehadiran predator seperti rakun, rubah, dan burung hantu. Selain itu, ancaman lain seperti kerusakan habitat, perburuan liar, penyakit, perubahan iklim, dan aktivitas manusia juga membuat angka harapan hidupnya terus menurun.
5. Bisa ditemukan di berbagai tempat
Dilansir Avibase, herring utara bukan hewan yang pemilih soal habitat. Pasalnya, ia bisa dijumpai dimanapun, entah itu tempat terbuka seperti savana, area padat seperti ladang, area lembap seperti rawa, hingga area hijau seperti padang rumput. Selama ada makanan, air, tempat persembunyian, dan area berkembang biak maka tempat tersebut bisa dihuni oleh unggas ini. Lebih lanjut, wilayah penyebaran herring utara mencakup Alaska, Kanada, Amerika Serikat, Kepualauan Bahama, hingga Meksiko.
Herring utara menunjukan kalau burung predator tak harus berukuran raksasa. Nyatanya, burung predator berukuran sedang seperti dirinya juga sangat adaptif, ganas, dan bisa hidup dimanapun. Maka, dapat disimpulkan kalau ukuran bukan segalanya. Justru, kemampuan bertahan hidup, adaptasi, dan kecerdasan lebih penting daripada ukuran.
