5 Jenis Burung Elang Langka dan Endemik Amerika Selatan

- Elang tergabung dalam famili Accipitridae dengan ciri paruh kuat yang runcing serta beberapa di antaranya burung migrasi.
- Chaco eagle, grey-backed hawk, black and chestnut eagle, white-collared kite, dan white-necked hawk merupakan lima spesies elang langka di Amerika Selatan.
- Populasi kelima spesies elang tersebut terancam oleh alih fungsi habitat, deforestasi, perburuan liar, dan penurunan jumlah mangsa.
Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup, Elang tergabung dalam famili Accipitridae bersama dengan harrier, vulture dunia lama, juga kite. Seluruh anggota Accipitridae memiliki kesamaan berupa paruh kuat yang runcing, serta beberapa di antaranya merupakan burung migrasi.
Meski banyak jenis elang yang memiliki wilayah persebaran sangat luas, kelima spesies elang berikut justru hanya ditemukan di Benua Amerika Selatan. Mari kita lihat karakteristik masing-masing dari lima spesies elang terlangka yang ada di Amerika Selatan!
1. Chaco eagle

Chaco eagle atau elang soliter bermahkota (Buteogallus coronatus) memiliki ciri khas bulu tubuh berwarna abu-abu silver. Jenis elang ini termasuk yang terbesar di kawasan Neotropik dengan berat tubuh rata-rata sekitar 2,95 kilogram dan panjang tubuh 73–79 cm.
Sebagai burung non-migrasi, Chaco eagle tidak ditemukan di seluruh kawasan Amerika Selatan melainkan hanya di bagian timur dan tengah benua tersebut. Area semi terbuka seperti padang rumput, semak-semak, rawa, ataupun hutan kayu, merupakan habitat alami chaco eagle
Armadilo, sigung, dan opossum adalah beberapa hewan mamalia yang kerap jadi mangsa chaco eagle. Meski kerap berburu dari atas ranting pohon, chaco eagle juga biasa memakan bangkai mamalia besar seperti rusa ataupun domba, dikutip dari Animalia.
Data dari IUCN menunjukkan jumlah populasi chaco eagle yang tersisa antara 800–2000 individu dewasa. Alih fungsi habitat menjadi lahan pertanian, perburuan, serta tersengat kabel listrik merupakan beberapa penyebab utama penurunan populasi chaco eagle.
2. Grey-backed hawk

Jika chaco eagle dapat ditemukan di sisi timur dan tengah Amerika Selatan, grey-backed hawk berada di sisi benua yang lain. Dikutip dari American Birds Conservancy, hutan tropis lembab di Ekuador dan wilayah Peru bagian utara adalah rumah bagi grey-backed hawk
Grey-backed hawk (Pseudastur occidentalis) memiliki bulu abu-abu muda di kepalanya dan abu-abu tua di sayapnya. Adapun bulu di bagian dada dan perutnya, tampak berwarna putih terang.
Ranting pepohonan dekat kanopi merupakan tempat favoritnya untuk beristirahat. Hewan reptil seperti ular dan kadal adalah buruan utamanya di samping katak, burung kecil, juga serangga.
Area hutan Ekuador bagian barat telah mengalami deforestasi sebanyak 90 persen akibat alih fungsi lahan untuk pertanian dan peternakan. Saat ini diperkirakan terdapat 2600 individu dewasa di habitat aslinya, dikutip dari IUCN.
3. Black and chestnut eagle

Black and chestnut eagle (Spizaetus isidori) dapat dikenali dari bulu hitam mengkilat di kepala dan punggungnya serta pola garis-garis warna chestnut di bagian perut. Berukuran paling besar di genus Spizaetus, black and chestnut eagle memiliki berat tubuh antara 1,5–3,5 kilogram.
Melansir dari Animalia, black and chestnut eagle merupakan hewan penghuni hutan tropis pegunungan Andes yang membentang dari Argentina, Bolivia, Peru, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela. Tidak memiliki kebiasaan migrasi, black and chestnut eagle biasanya ditemukan di ketinggian 1800–2500 meter.
Dikutip dari The Peregrine Fund, mamalia arboreal seperti monyet dan tupai merupakan jenis hewan yang kerap dimangsa oleh black and chestnut eagle. Black and chestnut eagle akan menyergap mangsanya secara cepat dari atas ranting pepohonan.
Menurut data dari IUCN, diperkirakan terdapat 1400–4200 individu dewasa black and chestnut eagle. Meskipun banyak ditemukan kasus alih fungsi lahan hutan, perburuan liar menjadi faktor paling berpengaruh dalam penurunan populasinya secara signifikan.
4. White-collared kite

White-collared kite (Leptodon forbesi) merupakan salah satu burung endemik Brazil. Raptor berukuran kecil ini menghuni hutan pesisir di sisi timur laut Brazil.
Kombinasi warna putih, hitam dan abu-abu tampak mendominasi bulu tubuh white-collared kite. Bulu ekornya berwarna abu-abu dengan corak garis hitam, dikutip dari Animalia.
Masa kawin white-collared kite terjadi antara bulan Oktober-Januari. Dikutip dari IUCN, tidak banyak informasi seputar preferensi makanan ataupun perilaku white-collared kite secara umum.
White-collared kite adalah salah satu burung raptor langka di Amerika Selatan karena jumlahnya tidak sampai 1000 individu dewasa. Tingginya laju deforestasi dan penebangan liar sangat mengancam keberadaan white-collared kite.
5. White-necked hawk

Selain white-collared kite, ada lagi burung raptor endemik Brazil yaitu white-necked hawk. White-necked hawk (Buteogallus lacernulatus) merupakan penghuni hutan tropis dataran rendah.
Keberadaan bulu putih di kepala, leher, hingga perutnya menjadi ciri khas utama white-necked hawk. Sementara itu, bulu punggung dan ekornya tampak jelas berwarna hitam.
White-necked hawk adalah salah satu jenis elang dengan preferensi makanan sangat variatif meliputi reptil, amfibi, mamalia, burung dan aneka jenis invertebrata. Selain dari atas ranting pohon, white-necked hawk juga biasa berburu dengan cara berjalan di tanah, dikutip dari The Peregrine Fund.
Meski diperkirakan terdapat 2.500–9.999 individu dewasa, UCN menggolongkan white-necked hawk sebagai hewan Vulnerable karena adanya tren penurunan populasi. Deforestasi hutan untuk pertanian serta kawasan pemukiman adalah sebab utama dari kelangkaan white-necked hawk.
Deforestasi untuk lahan pertanian kerap disebut sebagai faktor utama penyebab hilangnya habitat suatu hewan. Selain itu, tingkat endemisitas yang tinggi ditambah dengan ketiadaan perilaku migrasi, membuat kelima spesies elang ini sangat rentan akan kepunahan.