Apakah Reptil Memiliki Emosi Seperti Mamalia?

- Reptil dapat merasakan emosi dasar seperti takut, senang, cemas, dan frustrasi.
- Kadal lidah biru dan iguana menunjukkan perilaku defensif saat merasa terancam atau ketakutan.
- Reptil juga dapat merasakan perasaan senang dan membentuk ikatan dengan manusia melalui interaksi positif.
Mamalia adalah hewan yang dikenal memiliki emosi dan dapat membangun ikatan yang kuat dengan pemiliknya. Di sisi lain, reptil sering dipandang sebagai makhluk yang dingin. Namun, semakin banyak orang yang bertanya-tanya apakah reptil juga sebenarnya memiliki emosi?
Banyak orang, terutama pecinta reptil, percaya bahwa meski tanpa ekspresi wajah yang jelas, reptil mungkin merasakan emosi dalam cara yang sangat berbeda dari yang kita bayangkan. Lantas, apakah reptil benar-benar bisa merasakan perasaan seperti mamalia? Atau, apakah mereka hanya dipandu oleh insting dan naluri semata? Di sini, kita akan mengeksplorasi bagaimana otak reptil bekerja serta apakah mereka memiliki emosi seperti mamalia?
1. Kapasitas emosional pada reptil

Reptil sering kali dicirikan oleh perilaku naluriah mereka daripada respons emosional. Namun, penelitian menunjukkan bahwa reptil dapat mengalami emosi dasar, seperti takut, senang, cemas, dan frustrasi. Misalnya, ketika terancam, reptil mungkin menunjukkan perilaku defensif, seperti mendesis atau mencambuk ekor, yang menunjukkan rasa takut. Sebaliknya, perilaku seperti menutup mata saat dibelai dengan lembut menunjukkan kapasitas untuk merasa senang dan percaya pada interaksi manusia (Animals, 2019).
2. Ketakutan dan mekanisme pertahanan

Ketakutan adalah salah satu emosi yang paling nyata pada reptil. Saat menghadapi bahaya, banyak spesies akan menunjukkan perilaku defensif yang menandakan ketidaknyamanan atau kesiapan mereka untuk melarikan diri. Misalnya, kadal lidah biru mungkin akan buang air kecil ketika ketakutan, sementara iguana mungkin mencambuk ekornya sebagai tanda peringatan. Reaksi-reaksi ini tidak hanya naluriah, tetapi mencerminkan respons emosional terhadap ancaman yang dirasakan.
3. Kesenangan dan interaksi sosial

Perasaan senang pada reptil sering dikaitkan dengan interaksi positif dengan manusia atau lingkungannya. Bearded dragons, misalnya, mungkin bersandar pada sentuhan lembut dari pemiliknya, yang menunjukkan kenyamanan dan kesenangan. Perilaku seperti itu menunjukkan bahwa reptil dapat membentuk ikatan dengan manusia, kendati ikatan ini mungkin tidak sejelas yang terlihat pada mamalia.
4. Penelitian tentang emosi reptil

Tinjauan komprehensif terhadap literatur ilmiah telah mengungkapkan bahwa reptil mampu mengalami berbagai keadaan emosional. Para peneliti telah mengidentifikasi bukti perilaku seperti kecemasan pada spesies seperti kura-kura kaki merah ketika ditempatkan di lingkungan yang tidak dikenal. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa saat dipegang, kadal dapat mengalami peningkatan denyut jantung, yang menunjukkan respons emosional terhadap stres (Behavioural Processes, 2022).
Meskipun demikian, penting untuk menyadari bahwa emosi reptil mungkin tidak sejelas seperti yang tampak pada mamalia. Mamalia memiliki sistem limbik yang lebih kompleks yang memungkinkan spektrum emosi yang lebih luas, termasuk emosi sosial seperti rasa bersalah dan empati. Sebaliknya, reptil terutama menunjukkan emosi dasar yang terkait dengan kelangsungan hidup dan perilaku naluriah.
5. Implikasi untuk kesejahteraan reptil

Memahami emosi reptil memiliki implikasi yang signifikan terhadap perawatan dan kesejahteraan mereka, terutama di penangkaran. Banyak pemilik hewan peliharaan mungkin meremehkan kebutuhan emosional reptil karena mengira bahwa hewan-hewan ini tidak memiliki emosi. Menyadari bahwa reptil dapat mengalami stres dan kecemasan menyoroti pentingnya menyediakan lingkungan yang layak yang memenuhi kebutuhan perilaku mereka.
Misalnya, memastikan bahwa reptil memiliki ruang yang cukup luas untuk menjelajah, tempat persembunyian untuk keamanan, dan kesempatan untuk berinteraksi sosial dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Selain itu, meminimalkan stres penanganan dengan membiarkan reptil beradaptasi dengan kehadiran manusia secara bertahap dapat menumbuhkan hubungan yang lebih saling percaya antara hewan peliharaan dan pemiliknya.
Meskipun reptil mungkin tidak menunjukkan emosi dengan cara yang sama rumitnya dengan mamalia, bukti menunjukkan bahwa mereka memiliki berbagai kapasitas emosional. Dari rasa takut dan senang hingga kecemasan dan frustrasi, respons ini memainkan peran penting dalam cara reptil berinteraksi dengan lingkungan dan manusia yang merawat mereka. Mengenali kehidupan emosional reptil dapat mengarah pada praktik perawatan yang lebih baik dan peningkatan standar kesejahteraan bagi hewan ini.
Referensi
American Museum of Natural History. Diakses pada Desember 2024. Beyond Our Lizard Brain
Cabanac, A., & Cabanac, M. (2000). Heart rate response to gentle handling of frog and lizard. Behavioural Processes, 52(2–3), 89–95. https://doi.org/10.1016/s0376-6357(00)00108-x
Discover Magazine. Diakses pada Desember 2024. Reptiles are Highly Emotional, Contrary to Their Cold Reputation
Lambert, N., Carder, N., & D’Cruze, N. (2019). Given the Cold Shoulder: A review of the scientific literature for Evidence of reptile sentience. Animals, 9(10), 821. https://doi.org/10.3390/ani9100821
ReptilFiles. Diakses pada Desember 2024. Do Reptiles Feel Emotion?