Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jawaban Kenapa Luar Angkasa Gelap Meski Banyak Bintang

Unsplash.com/Jeremy Perkins
Unsplash.com/Jeremy Perkins
Intinya sih...
  • Ruang angkasa tetap gelap meski dipenuhi bintang, disebut paradoks Olbers.
  • Banyak bintang terlihat redup karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi.
  • Alam semesta mengembang, galaksi bergerak menjauh dengan kecepatan mendekati cahaya, sehingga warna cahaya dari bintang tidak dapat dilihat manusia.

Banyak orang bertanya-tanya mengapa ruang angkasa tetap gelap meski sudah lama dipenuhi bintang. Pertanyaan ini disebut sebagai paradoks Olbers.

Para astronom memperkirakan terdapat sekitar 200 miliar triliun bintang di alam semesta yang dapat diamati. Dan banyak dari bintang-bintang tersebut sama terangnya atau bahkan lebih terang dari Matahari kita. Jadi, mengapa ruang angkasa tidak dipenuhi cahaya yang menyilaukan?

Studi tentang bintang dan planet yang jauh membantu para astronom memahami mengapa ruang angkasa begitu gelap, menurut Brian Jackson dari Boise State University.

"Anda mungkin menebaknya karena banyak bintang di alam semesta yang letaknya sangat jauh dari Bumi. Memang benar bahwa semakin jauh sebuah bintang, semakin kurang terang tampilannya. Bintang yang berjarak 10 kali lebih jauh akan terlihat 100 kali lebih redup. Namun ternyata ini bukanlah jawaban keseluruhan," ujarnya.

Bayangkan sebuah gelembung

ilustrasi bintang dan luar angkasa (unsplash.com/Bryan Goff)
ilustrasi bintang dan luar angkasa (unsplash.com/Bryan Goff)

Bayangkan sejenak bahwa alam semesta sudah sangat tua sehingga cahaya, bahkan dari bintang terjauh pun membutuhkan waktu untuk mencapai Bumi. Dalam skenario khayalan ini, semua bintang di alam semesta tidak bergerak sama sekali.

Bayangkan sebuah gelembung besar dengan Bumi sebagai pusatnya. Jika gelembung itu berukuran sekitar 10 tahun cahaya, maka ia akan berisi sekitar selusin bintang. Tentu saja, pada jarak beberapa tahun cahaya, banyak dari bintang-bintang tersebut akan terlihat sangat redup dari Bumi.

Jika kita terus memperbesar gelembung tersebut hingga berukuran 1.000 tahun cahaya, lalu menjadi 1 juta tahun cahaya, dan kemudian 1 miliar tahun cahaya, bintang-bintang terjauh di dalam gelembung tersebut akan terlihat semakin redup.

Namun akan ada lebih banyak bintang di dalam gelembung yang semakin besar, yang semuanya menyumbangkan cahaya. Meskipun bintang-bintang terjauh terlihat semakin redup, jumlahnya akan lebih banyak dan seluruh langit malam akan terlihat sangat cerah di Bumi, melansir dari situs The Conversation.

Faktor usia

Ilustrasi bumi dari luar angkasa (Unsplash.com/NASA)
Ilustrasi bumi dari luar angkasa (Unsplash.com/NASA)

Dalam ilustrasi gelembung, bintang-bintang tidak bergerak dan alam semesta sudah sangat tua, berumur sekitar 13 miliar tahun. Meskipun itu merupakan waktu yang sangat lama dalam istilah manusia, namun dalam istilah astronomi itu adalah waktu yang singkat.

Jaraknya cukup singkat sehingga cahaya dari bintang-bintang yang berjarak sekitar 13 miliar tahun cahaya belum benar-benar mencapai Bumi. Jadi gelembung di sekitar Bumi yang berisi semua bintang hanya berjarak sekitar 13 miliar tahun cahaya.

Jumlah bintang di dalam gelembung tidak cukup untuk memenuhi setiap garis pandang. Tentu saja, jika melihat ke beberapa arah di langit, kalian dapat melihat bintang-bintang. Tapi saat menengok bagian langit lainnya, kita tidak akan bisa melihat satu pun bintang.

Hal ini karena di titik-titik gelap tersebut, bintang-bintang yang dapat menghalangi pandangan berada sangat jauh sehingga cahayanya belum mencapai Bumi. Seiring berjalannya waktu, cahaya dari bintang-bintang yang semakin jauh ini akan mempunyai waktu untuk mencapai kita.

Pergeseran Doppler

ilustrasi langit malam penuh bintang (pixabay.com/theartofsounds2001)
ilustrasi langit malam penuh bintang (pixabay.com/theartofsounds2001)

Alam semesta sebenarnya mengembang, dengan galaksi-galaksi terjauh bergerak menjauhi Bumi dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.

Karena galaksi-galaksi bergerak menjauh begitu cepat, warna cahaya dari bintang diubah menjadi warna-warna yang tidak dapat dilihat mata manusia. Efek ini disebut pergeseran Doppler.

Jadi meskipun ia memiliki cukup waktu untuk mencapai planet manusia, kita tetap tidak dapat melihat cahaya dari bintang terjauh dengan mata dan langit malam tidak akan terang benderang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu Nur Seto
Achmad Fatkhur Rozi
3+
Bayu Nur Seto
EditorBayu Nur Seto
Follow Us