5 Ular Besar dari Australia, Ada yang Panjangnya Mencapai 5 Meter!

Australia terkenal sebagai benua dan negara yang dihuni berbagai hewan aneh, berbahaya, dan berukuran besar. Jika kamu pergi ke negara kanguru ini kamu akan bisa menemukan berbagai jenis hewan mulai dari kura-kura, mamalia, marsupial, serangga, laba-laba, buaya, sampai ular. Mengenai ular, Australia juga jadi tempat yang dihuni banyak ular berbisa dan berbahaya. Tapi tak hanya itu, ular-ular berukuran besar juga melimpah di negara ini.
Ular raksasa di Australia biasanya berasal dari famili Pythonidae atau lebih akrab disebut ular piton atau ular sanca. Tiap spesies punya bobot, panjang, kebiasaan, makanan, corak, dan habitat yang berbeda. Adaptasi yang mereka miliki juga unik dan adaptasi-adaptasi tersebut hadir untuk memudahkan kehidupan reptil ini. Spesies ular besar di Australiapun ada banyak dan kita akan membahas beberapa diantaranya di artikel ini.
1. Sanca scrub australia

Simalia kinghorni atau sanca scrub australia bukan hanya jadi ular besar yang ada di Australia. Dengan panjangnya yang mencapai 5 meter dan bobot sekitar 27 kg reptil ini jadi spesies ular terbesar dan terpanjang di negara tersebut. Walau bisa mencapai panjang yang cukup gila nyatanya kebanyakan individu hanya bisa tumbuh mencapai 2 sampai 3 meter. Cukup sedikit individu yang bisa tumbuh lebih dari 3 meter dikarenakan banyak faktor yang menghambatnya seperti kerusakan alam, perburuan liar, sampai kelangkaan makanan.
Ular ini sendiri hanya menghuni Australia daerah utara yang mana populasinya terpusat di wilayah Queensland dan Cape York. Ia biasa ditemukan di rerumputan, hutan, pepohonan, bebatuan, dan daerah yang dekat sumber air. Di daerah-daerah tersebut sanca scrub australia bisa dengan mudah bersembunyi, berkembang biak, dan mencari mangsa. Burung, tikus, kadal, sampai kanguru masuk ke menu makanan ular ini, jelas Atlas of Living Australia.
2. Sanca karpet

Dilansir Queensland Government, sanca karpet atau Morelia spilota mampu tumbuh hingga mencapai panjang maksimal 4 meter. Sayangnya secara umum ular ini hanya bisa tumbuh hingga sepanjang 2,5 meter. Untuk mencapai panjang maksimal dibutuhkan waktu yang lama, lingkungan yang mendukung, dan pasokan makanan yang berlimpah. Karenanya hal tersebut cukup sulit dilakukan khususnya di masa modern yang mana banyak perburuan liar, kerusakan lingkungan, dan perubahan iklim.
Namun ukuran bukan satu-satunya hal yang menarik dari ular ini, seperti namanya sanca karpet punya corak dan warna yang sangat menarik bak karpet-karpet mewah. Ular ini sendiri punya banyak subpsesies dan tiap subspesies punya warna dan corak yang bervariasi. Warna hitam, cokelat, putih, kuning, hijau, sampai jingga bisa terlihat di tubuh ular ini. Coraknya juga tak kalah beragam mulai dari polos, bercak-bercak, garis-garis, tutul, sampai pola mengotak ada di ular ini.
3. Sanca patola

Ular dengan nama ilmiah Simalia amethistina ini punya dua nama yang umum dipakai, yaitu sanca patola dan sanca permata. Penamaan sanca permata sendiri didasarkan pada sisik berwarna emas atau cokelatnya yang bersinar saat terkenal sinar matahari. Selain sisiknya yang cantik ukuran ular ini juga tak bisa diremehkan. Laman Animalia menjelaskan kalau ular ini biasanya punya ukuran sekitar 2 sampai 4 meter. Beberapa individu juga bisa tumbuh hingga ukuran 5 meter, namun hal ini jarang terjadi.
Uniknya selain di Australia sanca patola juga bisa ditemukan di Papua Nugini dan Indonesia. Habitatnya sendiri mencakup rerumputan, hutan, daerah lembab, savana, area pertanian, bahkan tak jarang ditemukan di area pemukiman. Karena ukurannya yang besar tidak sedikit orang yang takut akan kehadirannya. Alhasil pada beberapa kesempatan ular ini dibunuh karena dianggap membahayakan dan merugikan peternak.
4. Sanca kepala hitam

Jika kamu mencari ular endemik Australia, maka Aspidites melanocephalus atau sanca kepala hitam jadi salah satunya. Melansir Animal Diversity Web ular dengan panjang maksimal 2 meter ini bisa dijumpai di wilayah utara dan barat Australia. Habitatnya sendiri mencakup daerah kering dan terbuka seperti savana dan padang rumput. Namun dalam beberapa kesempatan ia juga kerap ditemukan di daerah yang lebih basah seperti area pertanian dan hutan.
Seperti namanya ular ini punya kepala dan leher yang berwarna hitam pekat dengan badan cokelat yang diselimuti corak garis di punggungnya. Tubuhnya sendiri memanjang, membulat, dan gemuk yang membuat bobotnya cukup berat. Walau panjangnya tidak mencapai 3 meter namun umumnya bobot ular ini bisa mencapai 16 kg. Usianya juga cukup panjang karena ia sanggup hidup selama 20 sampai 30 tahun. Saat masih kecil ular ini suka memakan tikus atau burung, namun ketika menginjak dewasa ia lebih suka mencari makanan dengan ukuran lebih besar.
5. Sanca albert

Tak hanya di Australia, nyatanya ular dengan nama ilmiah Leiopython albertisii ini juga menghuni wilayah Indonesia dan Papua Nugini. Di Indonesia ia bisa ditemukan di Pulau Papua, Biak, dan Salawati sementara itu Kepulauan Bismarck dan Provinci Milne Bay jadi wilayah penyebarannya di Papua Nugini, jelas The Reptile Database. Ia bisa menghuni berbagai tipe habitat, mulai dari hutan, dataran rendah, dataran tinggi, rerumputan, sampai kebun dan area pertanian.
Ukurannya memang tidak luar biasa karena panjang maksimalnya hanya mencapai 2,1 meter. Namun hal ini jadi keuntungan bagi sanca albert karena tubuh yang ramping dan tidak terlalu besar membuatnya bisa memanjat pohon dengan lebih cepat dan lincah. Ukurannya juga memudahkan ular ini untuk menangkap mangsa yang mana mangsanya adalah hewan kecil yang gesit, seperti tikus, burung, atau kadal. Uniknya reptil ini juga bisa mendeteksi mangsa dengan bantuan sensor pendeteksi panas di sekitar mulutnya.
Terkenal sebagai negara yang punya banyak hewan aneh dan tidak biasa tentunya tidak mengherankan jika Australia dihuni berbagai ular raksasa. Ular-ular tersebut kebanyakan berasal dari famili Pythonidae yang artinya mereka tidak berbisa. Walau tidak berbisa mereka juga punya segudang keunikan lain. Ciri fisiknya, ukurannya, coraknya, warnanya, makanannya, sampai penyebarannya sangat unik dan menarik untuk dibahas. Sayangnya populasi ular-ular tersebut mulai menurun karena kerusakan alam dan aktivitas manusia.