Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Eland, Spesies Antelope dengan Ukuran Terbesar di Dunia 

Eland (commons.wikimedia.org/Yathin S Krishnappa)

Eland merupakan spesies antelope yang berasal dari Afrika Timur dan Afrika Selatan. Spesies dengan nama ilmiah Taurotragus oryx ini diidentifikasi secara ilmiah pada tahun 1766 oleh Peter Simon Pallas. 

Eland merupakan antelope dengan ukuran terbesar di antara semua spesies antelope lainnya. Bahkan berat individu jantannya dapat mencapai satu ton, loh! Mari mengenal eland lebih dalam lagi melalui fakta-fakta berikut, yuk!

1. Menyukai wilayah semi kering

Eland (commons.wikimedia.org/Thomas Fuhrmann)

Eland tersebar di Ethiopia, sebagian wilayah Sudan Selatan, Angola bagian barat, Namibia, serta Afrika Selatan. Mereka menyukai habitat berupa daerah semi kering yang banyak memiliki semak belukar. Hewan ini juga sering mendiami wilayah hutan serta puncak gunung. Berdasarkan informasi dari Animalia, eland biasanya akan menghindari hutan lebat, rawa, gurun, dan padang rumput yang sangat terbuka.

2. Jantan lebih besar dibandingkan betina

Eland (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Eland jantan berukuran jauh lebih besar dibandingkan dengan betina. Berat individu jantan dapat berkisar antara 400–1.000 kilogram, sedangkan betina sekitar 300–600 kilogram. Tubuhnya berwarna cokelat kekuningan dengan beberapa pola garis putih vertikal di bagian atas tubuhnya.

Terdapat gelambir atau dewlap pada bagian tenggorokan hingga leher eland. Struktur ini merupakan bentuk adaptasi untuk menghilangkan panas tubuh. Eland memiliki tanduk yang bentuknya seperti dipelintir, mirip dengan pembuka botol. Tanduk ini dapat tumbuh panjang, bahkan pada jantan tanduknya ada yang tumbuh hingga mencapai 123 cm, dikutip dari Britannica.

3. Anggota kawanan yang bertambah saat musim hujan

Eland (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Dilansir dari Animal Diversity, eland biasanya hidup di dalam kawanan yang anggotanya berjumlah hingga 25 ekor. Umumnya, kawanan ini terdiri dari beberapa betina serta anak-anaknya. Kawanan betina eland dapat bertambah anggotanya, terutama ketika musim hujan, karena daerah jelajah mereka akan meluas. Bahkan dapat lebih luas dibandingkan daerah jelajah jantan. 

Wilayah kekuasaan eland jantan biasanya berada di wilayah berhutan. Untuk mempertahankan wilayah, dapat terjadi perkelahian antar jantan. Mereka akan saling menanduk kemudian mendorong sekuat tenaga.

4. Mengonsumsi makanan berprotein tinggi

Eland (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Dikutip dari A-Z Animals, makanan utama eland merupakan tanaman berprotein tinggi. Mereka menyukai daun dari tumbuhan yang berbunga. Namun, mereka lebih sering memakan apa pun yang tersedia dan tidak pilih-pilih. Oleh karena itu, eland dapat memakan daun dari semak atau pepohonan, rumput, bahkan biji-bijian. Jika air sedang melimpah, eland dapat mengonsumsinya dengan jumlah banyak. Namun, ketika musim kemarau dan pasokan air sangat terbatas, eland bisa tidak minum air sama sekali.

5. Sistem perkawinan poligami

Eland (commons.wikimedia.org/Hans Hillewaert)

Eland memiliki sistem perkawinan poligami, atau jantan dominan akan kawin dengan banyak betina. Eland tidak memiliki musim kawin sehingga perkawinan dapat terjadi kapan saja. Terkadang, para jantan akan berkelahi dengan tanduknya untuk memperebutkan betina. 

Setelah terjadi perkawinan, betina akan mengalami kehamilan selama 8,5 hingga 9 bulan. Eland betina akan melahirkan satu anak, yang akan mereka sembunyikan di antara berbagai tumbuhan hingga anaknya berusia dua pekan, dilansir dari Animalia.

6. Berada dalam kawanan induk selama 2 tahun

Eland (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Anak eland akan menyusu pada induknya selama 6 bulan. Selama masa ini, anak eland akan disembunyikan atau terkadang mengikuti pergerakan induknya. Setelah disapih, anak eland akan tetap berada pada kawanan induknya selama 2 tahun lamanya. Setelah itu, mereka akan bergabung dengan kawanan lainnya. Individu betina akan memasuki usia matang reproduksi saat berumur 1–3 tahun, sedangkan jantan saat berusia 4–5 tahun. 

Eland dapat menghasilkan daging empuk dalam jumlah besar serta berkualitas tinggi. Oleh karena itu, terdapat upaya domestikasi dan ternak eland, sehingga daging dan susu yang tinggi protein ini dapat dimanfaatkan dengan optimal. Walau terjadi upaya domestikasi, saat ini populasi eland di alam liar masih stabil. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us