8 Spesies Tenggiling yang Hidup di Asia dan Afrika

Hewan di atas adalah tenggiling atau pangolin dalam bahasa Inggris. Mamalia yang kulitnya bersisik ini berasal dari ordo Pholidota. Pemakan semut dan rayap ini kebanyakan merupakan hewan nokturnal (aktif di malam hari). Ketika tenggiling merasa terancam, mereka akan menggulung dirinya menjadi bola.
Saat ini, tersisa delapan spesies tenggiling yang hidup di dua benua (empat di Asia dan empat di Afrika). Jumlahnya semakin berkurang karena diburu untuk diambil daging dan sisiknya. Mari berkenalan dengan mereka, yuk!
1. Tenggiling sunda
Namanya tenggiling sunda (Manis javanica), tetapi juga dikenal sebagai tenggiling jawa atau malaya. Hewan yang panjangnya 79–88 cm ini berasal dari famili Manidae. Kendati bersarang di liang tanah, mereka sebenarnya bisa memanjat pohon dengan lincah berkat cakarnya yang besar dan kuat.
Karena makanannya adalah semut dan rayap, mereka tidak memiliki gigi. Untuk menangkap mangsanya, mereka menggunakan lidah sepanjang 25 cm plus air liur yang lengket. Sayangnya, tenggiling sunda berstatus genting (endangered/EN) karena banyak diburu untuk dijadikan obat tradisional.
2. Tenggiling filipina

Penduduk lokal mengenal tenggiling filipina (Manis culionensis) sebagai balintong. Hewan endemik Filipina ini hidup di Pulau Palawan, Busuanga, Culion, Calauit, dan Apulit. Panjangnya sekitar 58–176 cm dengan berat 1,8–2,4 kilogram.
Saat masih bayi, tenggiling mempunyai sisik yang lembut dan akan berpegangan erat pada ekor induknya. Mereka akan menjadi mandiri dan menjalani kehidupan sendiri pada usia 5 bulan. Tenggiling filipina memiliki dua predator utama, yaitu ular sanca kembang (Python reticulatus) dan manusia.
3. Tenggiling cina

Walau namanya tenggiling cina (Manis pentadactyla), hewan ini juga ditemukan di Nepal, India, Bhutan, dan Myanmar. Panjang dari kepala hingga ekor sekitar 65–96 cm dengan berat 2–7 kilogram. Ketika baru dilahirkan, beratnya hanya 93 gram dengan panjang 45 cm.
Cakarnya kuat dan bisa menggali liang sedalam delapan kaki (2,4 meter). Terkadang mereka tidak menggali liangnya sendiri dan menempati milik hewan lain. FYI, tenggiling Cina tinggal di tempat yang lebih tinggi dan lebih dingin dibanding spesies yang lain.
4. Tenggiling india

Berikutnya adalah tenggiling india (Manis crassicaudata), yang juga disebut sebagai tenggiling ekor tebal. Tak hanya di India, mereka juga dapat ditemukan di Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka. Panjangnya berkisar antara 84–122 cm dengan berat 10–16 kilogram. Besar juga, ya?
Seperti tenggiling pada umumnya, mereka bersifat nokturnal, penyendiri, dan bergerak lambat. Mereka juga kawin setahun sekali dan melahirkan 1–3 anak setelah mengandung selama 65–80 hari. Caranya merespons ancaman juga tak jauh berbeda, yaitu menggulung dirinya menjadi bola, mendesis, dan mengeluarkan bau menyengat dari kelenjar duburnya.
5. Tenggiling perut hitam afrika

Beralih ke benua sebelah, ini adalah tenggiling perut hitam afrika (Phataginus tetradactyla). Juga dikenal sebagai ipi, mereka memiliki ekor yang sangat panjang dan bagian bawah tubuh yang ditutupi oleh bulu hitam. Panjang tubuhnya hanya 30–40 cm dengan panjang ekor 60–70 cm dan berat maksimal 2,5 kilogram.
Dari semua spesies, tenggiling perut hitam afrika adalah yang terkecil. Hewan yang aktif di siang hari (diurnal) ini menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon (arboreal). Kamu bisa menemukannya di Kamerun, Kongo, Ghana, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, dan masih banyak lagi.
6. Tenggiling perut putih

Tenggiling yang paling sering dijumpai di Afrika adalah tenggiling perut putih (Phataginus tricuspis). Mereka dapat tumbuh sepanjang 60–105 cm dengan berat maksimum tiga kilogram. Kamu dapat menjumpainya di hutan, sabana, kebun kelapa sawit, atau di dekat aliran air, di bagian barat atau tengah Benua Afrika.
Mirisnya, dalam 21 tahun terakhir populasinya berkurang hingga 40 persen. As always, penyebab utamanya adalah perburuan liar, diikuti dengan deforestasi. Perkembangbiakannya juga lambat, di mana hanya satu anak yang lahir per tahun.
7. Tenggiling tanah raksasa

Dari seluruh spesies, tenggiling tanah raksasa (Smutsia gigantea) adalah yang paling besar. Panjangnya mencapai 1,8 meter dengan berat 33 kilogram. Mereka dikategorikan sebagai hewan terestrial (hidup di darat), tidak seperti kerabatnya yang arboreal.
Tenggiling tanah raksasa biasanya bersarang dan berkeliaran di dekat sumber air. Namun, mereka juga bernasib sama seperti kerabatnya, yaitu berstatus genting. Selain diperdagangkan secara ilegal ke Asia dan kehilangan tempat tinggal, mereka juga dikonsumsi oleh penduduk lokal.
8. Tenggiling Temminck

Yang terakhir ialah tenggiling Temminck (Smutsia temminckii). Sama seperti tenggiling tanah raksasa, keduanya berasal dari genus Smutsia. Namanya adalah bentuk apresiasi kepada Coenraad Jacob Temminck (ahli zoologi Belanda).
Beratnya sekitar 5–27 kilogram dan 20 persen di antaranya disumbang oleh sisiknya yang keras. Mereka tinggal di sabana yang memiliki semak belukar di Afrika bagian selatan dan timur. Karena hidup di sabana, predatornya adalah macan tutul dan hyena.
Kini, kamu telah mengetahui seluruh spesies tenggiling yang masih hidup saat ini. Semoga manusia berhenti memburunya dan populasinya kembali stabil, ya!