5 Fakta Penguin Kaisar, si Burung Tak Bisa Terbang yang Jago Menyelam

Salah satu jenis penguin paling ikonik, nih!

Penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) merupakan jenis penguin endemik dari Antarktika. Mereka dapat dengan mudah dikenali berkat perpaduan warna bulu hitam di bagian kepala dan belakang tubuh, putih di bagian perut, serta warna kuning yang memanjang di kedua sisi kepalanya.

Mereka tergolong sebagai burung karnivor. Sebab, makanan utamanya adalah ikan, beberapa krustasea, dan cephalopoda kecil, seperti gurita dan cumi-cumi. Penguin kaisar juga hidup dalam kelompok yang disebut sebagai koloni.

Tak hanya itu saja, si kaisar yang satu ini juga punya beragam fakta menarik yang sayang untuk dilewatkan, lho. Penasaran, bukan? Yuk, simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!

1. Jenis penguin terbesar di dunia

5 Fakta Penguin Kaisar, si Burung Tak Bisa Terbang yang Jago MenyelamSeekor penguin kaisar sedang berjalan di tengah hamparan es. (oceanwide-expeditions.com)

Di dunia ini, terdapat total delapan belas spesies penguin yang hidup di berbagai tempat yang berbeda-beda. Dalam hal ukuran, penguin kaisar ternyata memegang gelar sebagai jenis penguin terbesar yang ada saat ini, lho.

Dilansir National Geographic, tinggi seekor penguin kaisar mampu mencapai 114 cm. Sementara, untuk bobotnya sendiri cukup bervariasi, mulai dari 25—40 kg. Tak hanya itu, penguin kaisar juga cenderung panjang umur. Di alam liar rata-rata usia yang dapat mereka capai berkisar di antara 15—20 tahun.

2. Mereka juga jadi burung dengan kemampuan menyelam terbaik di dunia

https://www.youtube.com/embed/A9mbCNs47FI

Sebagai burung yang tak bisa terbang, tentunya kemampuan berenang jadi salah satu kelebihan yang harus dimiliki spesies penguin. Akan tetapi, dalam hal berenang dan menyelam penguin kaisar jadi yang terdepan dibanding saudaranya yang lain.

Menurut laman Britannica, seekor penguin kaisar mampu menyelam hingga kedalaman 550 meter dalam satu tarikan napas. Tak hanya itu, mereka juga mampu menahan napas selama 22 menit sambil terus mencari makan. Untuk urusan berenang, rata-rata penguin kaisar dapat bergerak hingga kecepatan 10—15 km per jam.

Bukan hanya penyelam dan perenang andal, daya tahan penguin kaisar dalam berenang juga patut diacungi jempol. Beberapa individu disebutkan mampu berenang dari es Antarktika hingga beberapa tempat seperti Pulau Falkland, Pulau Sandwich Selatan, Pulau Heard, Pulau Kerguelen, hingga Selandia Baru yang ada di bagian utara. 

Baca Juga: Unik, 7 Hewan Aneh bin Ajaib yang Mendiami Padang Gurun

3. Mampu beradaptasi dengan baik di tengah habitat yang sangat keras

5 Fakta Penguin Kaisar, si Burung Tak Bisa Terbang yang Jago MenyelamKoloni penguin kaisar sedang berkerumun untuk menghangatkan diri. (pixabay.com/MemoryCatcher)

Tak banyak spesies hewan yang mampu bertahan di tengah kejamnya suhu di Antarktika yang dapat mencapai -60 derajat celsius. Beruntungnya, bagi penguin kaisar, mereka hidup dalam kelompok berjumlah besar yang mampu membantu satu sama lain ketika suhu ekstrem tersebut datang.

National Geographic melansir bahwa ketika udara semakin dingin, kawanan penguin kaisar akan berkerumun dalam jarak yang berdekatan agar dapat menghindari angin kencang dan menjaga suhu masing-masing individu. Uniknya, ketika satu individu sudah merasa cukup hangat, ia akan minggir ke bagian luar kerumunan agar individu lain dapat berganti posisi dengannya sehingga setiap anggota dapat merasakan kehangatan dan perlindungan yang sama.

Berkat cara bertahan hidup yang sangat solid tersebut, penguin kaisar tak ragu untuk tinggal di tengah hamparan es Antarktika tanpa membuat sarang. Bahkan, musim bertelur dari hewan yang satu ini berlangsung ketika musim dingin di Antarktika datang, lho.

4. Pejantan lebih banyak berkontribusi dalam proses penetasan telur

Biasanya, bagi hewan bertelur, betina akan lebih banyak tinggal di sarang untuk mengerami telurnya. Akan tetapi, bagi penguin kaisar, tugas itu ternyata diemban oleh para pejantannya. Hal ini lantaran para betina menghabiskan hampir seluruh energinya ketika proses bertelur sehingga ia harus kembali ke laut untuk mencari makan selepas bertelur.

Kemudian, dilansir Oceanwide Expeditions, telur dengan bobot sekitar 460 gram tersebut akan dihangatkan oleh pejantan di antara kedua kakinya dan sebuah cekungan yang telah dibuat sebelumnya. Menariknya, mereka tidak menduduki telurnya seperti kebanyakan burung, melainkan berdiri di atasnya. Proses ini berlangsung selama 2 bulan sampai telur menetas. Itu artinya para pejantan tidak makan sama sekali selama masa inkubasi.

Betina akan kembali pada saat telur menetas. Saat itulah, pejantan dapat pergi mencari makan setelah kehilangan sekitar 20 kg dari bobot awalnya. Jika betina tidak kembali tepat waktu, pejantan tetap harus menjaga anak sambil memberinya makan lewat zat-zat yang dimuntahkan dari kerongkongannya.

5. Anak-anak penguin kaisar mencatatkan waktu yang relatif singkat untuk dapat hidup mandiri

5 Fakta Penguin Kaisar, si Burung Tak Bisa Terbang yang Jago MenyelamSeekor anak penguin kaisar berada dalam perlindungan induknya. (pixabay.com/MemoryCatcher)

Setelah menetas pada Agustus, anak penguin kaisar akan diurus oleh kedua orangtuanya secara bergantian. Selama 1 setengah bulan pertama dalam hidupnya, mereka akan selalu berada dalam kaki induknya yang memberikan perlindungan sekaligus kehangatan.

Dilansir Oceanwide Expeditions, setelah itu anak penguin kaisar akan keluar dan berkerumun dengan anak-anak lain hingga membentuk grup yang diberi nama crèche. Pada November, mereka akan mulai menumbuhkan bulu pelindung dan mulai belajar berenang. Dalam masa inilah, kedua induknya akan berhenti memberi anaknya makan.

Barulah pada Desember, anak-anak penguin kaisar akan memulai perjalanan ke laut untuk hidup mandiri. Ini bersamaan dengan masa perkawinan yang akan dimulai lagi. Ini artinya, anak-anak dari penguin kaisar hanya memiliki waktu sekitar 4 bulan untuk dapat hidup mandiri!

Meski punya populasi dalam jumlah besar, saat ini penguin kaisar dan hewan-hewan lain di Antarktika sedang menghadapi masalah serius akibat pemanasan global. Bongkahan dan hamparan es yang jadi tempat mereka tinggal semakin menyusut dari tahun ke tahun seiring dengan naiknya suhu Bumi.

Inilah pentingnya meningkatkan kepedulian untuk menjaga lingkungan sekitar. Sebab, aksi kecil, seperti menghemat listrik, tidak membuang sampah sembarangan, dan beralih ke energi yang lebih bersih akan sangat bermanfaat. Tak hanya untuk diri sendiri, ini juga untuk hewan dan tumbuhan yang ada di Bumi.

Baca Juga: Kenapa Ilmuwan Pakai Hewan Sebagai Objek Penelitian?

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya