Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berukuran Besar dan Menjadi Sarang Lebah Hutan, ini 5 Pohon Sialang

Pohon sialang
Pohon sialang yang menjulang tinggi (Commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Intinya sih...
  • Pohon sialang adalah pohon hutan yang besar dan tinggi, menjadi sarang bagi lebah hutan (Apis dorsata) di Indonesia.
  • Kedondong hutan, kempas, pulai, benuang, dan rengas merupakan beberapa jenis pohon sialang yang disukai oleh lebah hutan untuk membangun sarangnya.
  • Pohon sialang memiliki peran penting dalam ekosistem hutan dan nilai tradisional bagi masyarakat setempat serta harus dilindungi dari illegal logging.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beragam pohon maupun tumbuhan liar hidup di hutan sebagaimana alam memberikan kehidupan bagi mereka. Ukurannya pun juga beragam, mulai dari yang kecil hingga sangat besar. Tentunya pohon-pohon yang besar bisa hidup dengan usia hingga ratusan tahun. Salah satunya pohon sialang, yang menjadi sebutan bagi pohon hutan yang sangat besar dan tinggi dari pada pohon-pohon disekitarnya.

Mereka bukan spesies pohon tertentu, melainkan sebutan bagi pohon-pohon yang menjadi sarang bagi lebah hutan (Apis dorsata). Pohon ini tumbuh dengan batangnya yang lurus dan menjulang tinggi. Lembaga Adat Melayu Riau menyebutkan, pohon sialang tumbuh di beberapa daerah Indonesia yaitu Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya. Mereka adalah pohon yang tidak dapat hidup sendiri, melainkan berada pada habitat hutan bersama pohon lain. Masyarakat menyebutnya "rimba kepungan sialang", dimana lebah butuh bunga untuk dihisap nektarnya. Maka, pohon sialang sering ditemukan tumbuh di hutan-hutan dekat ladang.

Pohon-pohon sialang ini disebut kayu sakti, yang mana berdasarkan kepercayaan masyarakat akan penghuni di pohon. Sehingga, hal tersebut dipercaya membuat lebah hutan merasa aman membuat sarang di pohon tersebut. Kepercayaan ini membuat masyarakat harus melakukan keahlian khusus (tradisi menumbai) selama pengambilan madu ketika masa panen tiba. Hal tersebut juga sebagai langkah memastikan, lebah bersarang kembali pada pohon sialang tersebut. Lantas, jenis pohon apa saja yang disebut pohon sialang? Simak ulasan sebagai berikut.

1. Kedondong hutan

Spondias pinnata atau kedondong hutan
Spondias pinnata atau kedondong hutan (Commons.wikimedia.org/Dinesh Valke)

Spondias pinnata merupakan salah satu spesies kedondong hutan yang disebut pohon sialang. Pohon ini tergolong dalam keluarga Anacardiaceae, yang juga menghasilkan buah asam bisa dikonsumsi. Dilansir Plantamor, spesies tumbuhan ini berasal dari bioma iklim tropis basah. Sebarannya mulai dari Filipina hingga Indonesia terutama Maluku wilayah Seram dan Ambon. Namun, sebarannya meluas yang telah dinaturalisasi banyak ditemukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ditemukan pada dataran rendah serta hutan perbukitan sekitar ketinggian 1.200 m. 

Kedondong hutan disebut pohon sialang karena pertumbuhan tingginya bisa mencapai kurang lebih 20 m, diameter sekitar 100 cm. Seperti ciri-ciri pohon sialang berbatang tegak, bulat, berkayu dengan permukaan yang halus. Pohon ini cocok sebagai sarang lebah hutan (Apis dorsata), karena selain ukuran besar percabangan yang ideal. Kanopi melebar pada bagian atas, yang bisa menampung sarang koloni lebah yang banyak dan membuat sarang madu mereka. 

2. Pohon kempas

Pohon kempas atau menggari
Pohon kempas atau menggaris (commons.wikimedia.org/Dick Culbert)

Selain sialang, pohon tertinggi selanjutnya ada kempas (Koompassia excelsa) atau menggaris, juga disebut pohon tualang. Mereka adalah pohon yang menonjol pada hutan hujan tropis. Dilansir Rainforest Journal pohon ini memiliki wilayah distribusi di Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia (Sumatra dan Kalimantan). Batangnya besar, kulit pohonnya abu-abu keputihan serta tajuk yang tampak indah membuat menonjol antara pohon lainnya. Pohon kempas menjadi favorit bagi lebah madu (Apis dorsata) untuk membangun sarang. Kulit kayu yang halus disukai oleh lebah karena susah untuk dipanjat predator yang kapan saja bisa mengambil madu, seperti Helarctos malayanus (Beruang Madu Malaya). 

Pertumbuhan pohon kempas atau juga disebut pohon tualang bisa mencapai lebih dari 80 m. Tergolong pohon hutan polong-polongan menjulang tinggi, jika diamati dari kejauhan berbentuk kubah seperti jamur. Daun yang berwarna hijau cerah hingga pucat halus dan cabang yang berkerut. Pada hutan hujan tropis mereka tumbuh, terutama pada lokasi lembap di sepanjang sungai, lereng bawah bukit dan lembah. 

3. Pulai

Pohon pulai (Alstonia scholaris)
Pohon pulai (Alstonia scholaris) (Commons.wikimedia.org/Hatem Moushir)

Ciri khas pohon sialang yang tinggi, juga berukuran besar salah satunya adalah pohon Pulai (Alstonia scholaris). Dilansir Gramedia, karakteristik pohon pulai memiliki batang yang tegak dan lurus. Daunnya punya tata letak saling berhadapan pada batang, daun-daun tersebut biasanya berbentuk elips. Spesies pohon ini tumbuh pada habitat alami di wilayah tropis dan subtropis Asia Tenggara (Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam dan wilayah sekitarnya). Pertumbuhannya subur di hutan hujan tropis dan hutan dataran rendah. Serta pada daerah iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun. Selain itu, iklim tropis hangat dan kelembapan tinggi menjadi faktor pendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.

Pertumbuhannya tidak hanya di alam liar, tapi juga di kebun, tepi jalan, di taman sebagai tanaman peneduh maupun hias. Pulai punya peran penting dalam ekosistem hutan hingga nilai tradisional bagi masyarakat setempat. Akarnya bisa membantu dalam menjaga keseimbangan tanah.

Pohon pulai sebagai pohon sialang disukai lebah hutan (Apis dorsata), karena selain tinggi, rimbun juga memiliki dahan yang kokoh. Serta rimbunnya daun hijau yang mengkilap memberikan naungan luas.

4. Pohon benuang

Batang pohon banuang yang berukuran sangat besar
Batang pohon banuang yang berukuran sangat besar (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Pohon benuang (Octomeles sumatrana) bisa disebut sebagai pohon sialang, yang sama memiliki ciri khas berukuran besar. Pertumbuhan tinggi pohon ini sekitar 25-50 m, dengan diameter lebih dari 100 cm. Sehingga, pohon benuang juga menjadi salah satu pohon tinggi yang disukai lebah madu hutan (Apis dorsata) untuk membangun sarang. Karena dari pohon yang menjulang tinggi tersebut, sarang yang dibangun lebah bisa terhindar dari predator darat. 

Adapun karakteristik pohon benuang, dilansir Taman Wisata Arboretum Bumi Harapan, memiliki batang yang lurus dan silindris. Sering tidak bercabang dengan ketinggian yang signifikan, sehingga tampak menjulang. Biasanya kulit batang berwarna abu-abu kecokelatan, dengan permukaan halus sedikit retak. Daun berbentuk lonjong atau jantung berujung runcing, mencapai panjang 10-20 cm dengan lebar 5-12 cm. Tepi daun halus yang tersusun berseling, warna hijau cerah ketika muda dan berubah menjadi hijau tua ketika telah dewasa. 

Tergolong pohon-pohon besar yang banyak ditemukan di hutan tropis, terutama di Asia Tenggara termasuk di Indonesia (Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi). Tumbuh di hutan-hutan tropis dataran rendah, yang bisa ditemukan di hutan primer maupun sekunder. Biasanya tumbuh di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut, pada wilayah yang lembap. 

5. Rengas

Pohon rengas dengan dedaunan dan percabangan besar
Pohon rengas dengan dedaunan dan percabangan besar (commons.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko (Wie146))

Spesies pohon lainnya yang disebut sebagai pohon sialang adalah rengas. Tidak terlepas dari ciri fisiknya yang menjulang tinggi dan besar sebagai tempat ideal untuk lebah hutan (Apis dorsata) membangun sarangnya. Selain strukur besar dan kokoh, juga memberikan perlindungan serta lokasi strategis untuk mendapatkan sinar matahari. 

Dilansir Biodiversity Warriors, pohon rengas dalam genus Gluta, famili Anacardiaceae banyak ditemukan di Asia Tenggara, terutama Indonesia, yaitu di Kalimantan dan Sumatra. Pertumbuhan tingginya sekitar 45-50 m, bentuk batang bulat torak, kadang berlekuk didekat pangkal, kadang dengan akar tunjang. Daunnya memanjang dengan ujung yang runcing. Tajuk yang melebar, bentuknya seperti kubah dengan percabangan yang besar. Pohon ini menghasilkan getah yang sangat beracun, bisa melukai kulit hingga menyebabkan iritasi. Sehingga, ketika akan memanen madu dari sarang perlu keahlian khusus, seperti yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat. 

Kelima jenis pohon tersebut umumnya memiliki ciri khas yang hampir sama pada ukurannya. Jenis pohon besar lain juga termasuk pohon sialang, seperti pohon ara, kruing, balau dan sebagainya. Tentunya pohon tersebut punya cabang terbuka, di daerah atas pohon yang tinggi dan besar. 

Selain menjadi rumah lebah dan menjadi sumber madu, keberadaannya juga sebagai indikator ekosistem. Bahkan sangat dilindungi oleh masyarakat dengan ritual dan pantangan. Maka, menjaga pohon sialang sama seperti menjaga kehidupan hutan habitatnya berada. Jangan menebang, apalagi melakukan Illegal logging yang bisa merusak ekosistem hutan. Semoga bermanfaat! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menarik Katak Tinker Reed, Vokalis Malam Hari di Rawa

23 Des 2025, 20:29 WIBScience