5 Cara Penjelajah Menggunakan Pohon Sebagai Penentu Arah dan Navigasi

- Teknik penjelajah zaman dulu dapat membantu menentukan arah tanpa GPS
- Pohon dapat menjadi petunjuk arah berdasarkan tumbuhnya cabang dan daun, serta lokasi lumut
- Bayangan pohon atau tancapan ranting juga bisa digunakan untuk menentukan arah mata angin
Kamu pernah kesasar? Zaman sekarang sih, kamu tinggal buka Google Maps, terus cari destinasi tujuan kamu, dan beres, deh! Namun, gimana kalau kamu nyasar dan tidak ada sinyal untuk buka GPS? Atau lebih parahnya lagi kamu nyasar di hutan?
Tahu gak? Kamu bisa menggunakan teknik penjelajah zaman dulu untuk mencari arah dengan menggunakan pohon. Ya! Teknik yang digunakan orang-orang sebelum adanya GPS dan teknologi. Penasaran? Yuk, simak caranya di sini.
1. Menentukan arah utara dan selatan dari cabang pohon

Coba perhatiin, deh! Jumlah daun dan ranting pada sebuah pohon itu tidak proporsional. Artinya daun dan ranting itu tidak menyebar secara merata dan terkadang salah satu bagian pohon memiliki cabang dan daun yang lebat dibandingkan sisi sebelahnya.
Bukan kebetulan! Cabang dan daun sebuah pohon akan cenderung tumbuh ke arah yang lebih sering terpapar sinar matahari. Selain itu cabang yang lebih sering terkena sinar matahari juga memiliki lebih banyak buah.
Di belahan bumi bagian utara, matahari cenderung berada di bagian selatan ketika siang hari, begitu juga sebaliknya. Jadi ketika seseorang berada di belahan bumi bagian selatan, mereka bisa mencari arah utara dengan memperhatikan bagian mana dari pohon tersebut yang lebih lebat.
Lantas bagaimana dengan kita yang berada di Indonesia? Indonesia berada di dekat garis khatulistiwa. Hal ini membuat matahari cenderung berada tepat di atas kita ketika siang hari. Membuat pohon-pohon lebih cenderung tumbuh ke arah yang beragam. Namun, bila kamu melihat ada banyak pohon yang cenderung miring ke arah yang sama, itu bisa kamu gunakan sebagai petunjuk arah.
2. Menentukan arah mata angin menggunakan bentuk cabang pohon

Selain cahaya matahari, arah mata angin dan kencangnya angin juga dapat mempengaruhi arah tumbuhnya pepohonan, lho! Umumnya angin kencang sering berasal dari barat daya, menyebabkan puncak pohon condong ke timur laut karena dorongan angin tersebut. Dengan melihat kearah mana puncak sebuah pohon tumbuh, kamu bisa memprediksi darimana arah mata angin berasal.
Namun, cara ini tidak selamanya efektif terutama jika kamu berada di dalam hutan hujan tropis yang rapat. Banyaknya pepohonan yang saling melindungi satu sama lain membuat pepohonan ini terlindungi dari terpaan angin. Membuat mereka dapat tumbuh dengan bebas ke arah mana saja.
Jadi, untuk menggunakan metode ini, alangkah bagusnya kamu memastikan bahwa pohon-pohon di sana berada di tempat terbuka seperti pinggir pantai, padang rumput, dan puncak bukit atau gunung. Karena pohon-pohon tersebut umumnya terkena terpaan angin secara langsung.
3. Lumut yang tumbuh di pohon cenderung menghindari matahari

Pernah mendengar kalimat "lumut selalu menuju arah peradaban"? Sebuah doktrin dari kartun terkenal pada masanya yang selalu diingat oleh kaum milenial. Faktanya, lumut bukan mengarah pada peradaban tapi menghindar dari matahari, berkebalikan dengan cabang pohon.
Di belahan bumi utara, lumut cenderung tumbuh lebih banyak di sisi utara pohon karena bagian itu lebih teduh dan lembap. Sebaliknya, di belahan bumi selatan, lumut lebih banyak tumbuh di sisi selatan. Namun, faktor lingkungan lokal seperti kelembapan dan kepadatan hutan dapat memengaruhi pola ini, sehingga penting untuk mempertimbangkan kondisi setempat saat menggunakan metode ini.
4. Menggunakan pohon sebagai sebuah penanda

Di beberapa budaya, terutama di Amerika dan Asia, masyarakat adat membentuk pohon sejak kecil agar tumbuh dengan bengkok atau memiliki cabang khas yang mengarah ke tempat tertentu. Pohon-pohon ini dikenal sebagai trail trees. Pohon dengan bentuk unik yang memiliki fungsi sebagai penunjuk arah alami seperti jalur menuju sumber air, desa, atau tempat penting lainnya.
Di Indonesia sendiri, beberapa suku seperti Dayak dan Baduy menggunakan pohon sebagai penanda jalur dan batas sebuah wilayah. Ada juga pohon-pohon seperti bambu dan aren yang sengaja ditanam di dekat sumber air untuk dijadikan penanda. Selain itu para penjelajah alam sering kali membuat tanda untuk jalur yang sudah mereka lewati dengan membuat guratan di kulit kayu, mematahkan cabang pohon atau akar yang mencuat ke arah tertentu.
5. Menggunakan bayangan dari pohon untuk menentukan arah

Jika cara-cara tadi masih tidak dapat membantu kamu menentukan arah, kamu bisa mencoba menggunakan bayangan dari pohon! Matahari selalu bergerak dari timur ke barat, sehingga bayangan juga akan berubah ke arah yang berlawanan. Dengan menggunakan prinsip tersebut, kamu bisa mencari tahu arah mata angin menggunakan bayangan dari pohon atau ranting.
Caranya:
- Gunakan bayangan dari pohon atau tancapkan ranting di tempat terbuka secara lurus bila tidak ada pohon.
- Tandai ujung bayangan dengan membuat garis menggunakan tongkat atau batu.
- Tunggu sekitar 15-30 menit, lalu tandai lagi posisi ujung bayangan yang baru.
- Garis antara dua titik ini menunjukkan arah timur-barat.
Jadi dalam keadaan sangat darurat ketika kamu tersesat dan tidak memiliki penunjuk arah, kamu bisa mencoba menggunakan cara-cara di atas. Meskipun, tidak selamanya dapat digunakan karena memiliki keterbatasan. Paling bagus sih, selalu siap sedia kompas ketika kamu bepergian terutama ke alam liar. Kalau kamu pergi ke tempat terbuka, selalu pastikan GPS kamu aktif dan dapat digunakan.
Selain itu, jangan hanya bergantung pada satu cara. Setidaknya gunakan tiga atau lima cara tadi agar kamu benar-benar dapat mengonfirmasi arah mata angin. Selalu tinggalkan jejak ketika kamu bepergian, agar ketika kamu merasa hilang arah kamu hanya perlu kembali ke tempat kamu memulai.