Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Doomsday Clock, Hitung Mundur Kehancuran Bumi

Doomsday Clock (smithsonianmag.com/Jamie Christiani)

Apakah kamu pernah mendengar mengenai Doomsday Clock? Istilah "jam kiamat" memang sebuah istilah yang terdengar menyeramkan, ya. Doomsday Clock merupakan jam yang dihitung berdasarkan bencana-bencana global yang terjadi di dunia. Jam ini tentunya berbeda dengan jam yang biasanya kamu pakai sehari-hari, karena ditujukan sebagai metafora terhadap kondisi dunia yang perlahan-lahan rusak.

Posisi Doomsday Clock di awal tahun 2023 ini ternyata berada di 90 detik terakhir, hampir mendekati tengah malam, lho. Lantas, bagaimana perhitungan jam tersebut? Yuk, simak beberapa faktanya di bawah ini!

1. Pertama kali diciptakan untuk sampul majalah

Doomsday Clock pertama kali muncul pada majalah “The Bulletin” pada tahun 1947 silam. Dilansir Bulletin of Atomic Science, ilustrasi Doomsday Clock pada awalnya diciptakan oleh Martyl Langsdorf untuk sampul majalah “The Bulletin” yang kala itu mengangkat topik proyek Manhattan, sebuah proyek pengembangan senjata nuklir pertama, termasuk melahirkan bom atom.

Pada majalah "The Bulletin" tahun 1947, Doomsday Clock menunjukkan pukul 11.53 malam, atau tujuh menit terakhir sebelum pergantian hari. Martyl Langsdorf tidak memiliki riset khusus saat mendesain jam ini. Dilansir Bulletin of Atomic Science, Martyl Langsdorf menyatakan bahwa penentuan jarum jam pada Doomsday Clock di tahun 1947 hanya didasari oleh alasan estetika. Alasan ini tentunya berbeda dengan tahun-tahun setelahnya karena saat ini, penentuan Doomsday Clock dilandasi oleh riset sekelompok ilmuwan.

2. Alarm bagi manusia mengenai kerusakan alam

ilustrasi kerusakan alam (pexels.com/Pixabay)

Doomsday Clock yang diciptakan untuk menjadi sampul majalah “The Bulletin” merupakan metafora yang menyiratkan mengenai keberadaan bom waktu yang tengah berdetak di tengah-tengah dunia. Jam kiamat ini berujuan untuk menyadarkan masyarakat mengenai bahaya besar yang akan tercipta jika proyek Manhattan dan uji coba senjata nuklirnya dibiarkan terus berjalan, terlebih setelah kejadian bom atom di Hirosima dan Nagasaki beberapa tahun sebelumnya saat Perang Dunia ke II.

Saat ini, Doomsday Clock menjadi sebuah simbol mengenai tingkat kerusakan yang ada di dunia. Sekelompok ilmuwan di yang bekerja untuk "Bulletin of Atomic Science" secara rutin memperbaharui jam simbolis ini. Penentuan waktu di dalam Doomsday Clock ditentukan oleh peristiwa-peristiwa besar yang berpotensi merusak Bumi, seperti perang yang terjadi berkelanjutan, teknologi yang berpotensi memiliki daya rusak tinggi, hingga tingkat keparahan pemanasan global.

3. Tahun 2023, Doomsday Clock paling dekat dengan tengah malam

ilustrasi jam kiamat (pixabay.com/geralt)

Pada tanggal 24 Januari 2023, Bulletin of Atomic Science melansir posisi jam kiamat terbaru, yakni 90 menit lagi sebelum akhir hari. Percaya atau tidak, posisi terbaru Doomsday Clock ini menjadi posisi yang paling dekat dengan tengah malam, alias saat ini alam dan umat manusia berada paling dekat dengan kehancurannya dibandingkan tahun-tahun yang lalu!

Pada publikasi sebelumnya di tahun 2020, Doomsday Clock masih menunjukkan 100 menit sebelum tengah malam, artinya terdapat perbedaan waktu 10 menit dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, rentang itu tentunya terbilang cukup besar. Pada press release yang dilansir Bulletin of Atomic Science, lonjakan waktu yang besar ini salah satunya diakibatkan oleh perang Rusia dan Ukraina yang meningkatkan resiko perang nuklir.

4. Apa yang terjadi jika jam ini berada tepat di tengah malam?

ilustrasi jam (pixabay.com/Couleur)

Posisi Doomsday Clock yang kini berada sangat dekat dengan tengah malam tentunya memantik rasa pensaran. Apakah mungkin jam ini menunjukkan posisi tepat di tengah malam? Tentunya tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi mengingat pergerakan Doomsday Clock dilandasi oleh tingkat kerusakan yang terjadi di permukaan Bumi.

Dilansir CNN World, CEO “The Bulletin” berasumsi bahwa kita tidak akan pernah menyaksikan Doomsday Clock berada di posisi tepat jam 12 malam, karena alam pastinya sudah menemui kehancurannya pada saat itu tiba dan tidak ada lagi manusia yang terisa untuk memperbaharui Doomsday Clock. Untuk menghindari ini, manusia tentunya perlu bergerak untuk menjaga alam dan memastikan jam tersebut berhenti bergerak, hingga menjauhi tengah malam.

5. Doomsday Clock juga bisa bergerak mundur

ilustrasi jam (pixabay.com/Erik MClean)

Tenang, Doomsday Clock tentunya tidak hanya bisa bergerak maju, seperti jam-jam yang ada di kehidupan sehari-hari. Jam simbolis ini juga dapat bergerak maju, mundur, atau diam di posisi yang sama, bergantung pada seberapa parah tingkat kerusakan alam berdasarkan hasil riset para ilmuwan yang terlibat dalam perhitungannya.

Sepanjang sejarah, jam ini telah diperbaharui sebanyak 25 kali. Doomsday Clock berada di posisi terjauhnya dari tengah malam pada tahun 1991, yakni sejauh 17 menit dari tengah malam, dan bergerak mundur sejauh 7 menit dari tahun sebelumnya. Ilmuwan menyebutnya sebagai “New Era” dikarenakan pada tahun itu dunia sedang berada dalam fase tenang pasca perang dingin. Sayangnya, Doomsday Clock terus bergerak maju mendekati tengah malam setelah tahun 1991 berakhir.

Awal tahun ini memang ditandai sebagai waktu terburuk di dalam sejarah Doomsday Clock. Alih-alih memberikan rasa takut, jam simbolis yang kerap diperbaharui setiap beberapa tahun sekali sebenarnya perlu disikapi sebagai pengingat untuk menjaga Bumi beserta kehidupan di dalamnya dengan lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us