Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rusa (pexels.com/Sathish Kumar)
ilustrasi rusa (pexels.com/Sathish Kumar)

Tanduk rusa merupakan salah satu bagian tubuh penting yang bisa membedakan mereka dengan hewan berkuku lainnya. Keberadaan tanduk rusa sering kali menjadi daya tarik tersendiri karena biasanya memiliki tampilan yang besar dan terlihat sangat elegan, sehingga membuat hewan tersebut tampak menarik.

Keberadaan tanduk rusa bukan hanya memiliki fungsi sebagai alat pertahanan dan daya tarik untuk musim kawin, namun juga memiliki berbagai keunikan biologis tersendiri yang menarik untuk diteliti. Berikut ini merupakan lima fakta ilmiah mengenai tanduk rusa yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang.

1. Tanduk rusa adalah tulang yang tumbuh setiap tahun

ilustrasi rusa (pexels.com/SM Production)

Berbeda halnya dengan tanduk pada hewan lain, seperti sapi atau kambing, justru tanduk rusa bukanlah struktur yang bersifat permanen. Rusa jantan pada umumnya akan selalu menumbuhkan tanduk tersebut tiap tahun dan akan merontokkannya kembali setelah musim kawin berakhir, sehingga proses ini dikenal sebagai antler shedding yang terjadi karena perubahan kadar hormon testosteron.

Selama tanduk tersebut rontok, maka nantinya tanduk baru akan mulai tumbuh kembali dari bagian pangkalnya yang disebut sebagai pedicel. Tanduk baru tersebut bisa tumbuh dengan kecepatan hingga 2,5 cm per hari, sehingga menjadikannya sebagai jaringan tulang dengan pertumbuhan tercepat di dunia hewan.

2. Tanduk rusa dilapisi dengan "beludru" yang kaya akan pembuluh darah

ilustrasi rusa (pexels.com/Mahmoud Alaydi)

Selama proses pertumbuhan tanduk rusa ternyata dilapisi oleh adanya jaringan lunak berbulu yang disebut dengan velvet atau beludru. Lapisan tersebut ternyata mengandung adanya pembuluh darah dan juga saraf yang memiliki peran penting untuk menyuplai nutrisi agar bisa mendukung pertumbuhan dari tulang tanduk tersebut.

Pada saat tanduk sudah mulai mencapai ukuran maksimalnya, maka beludru dapat mengering dan pada akhirnya terkelupas. Pada umumnya hal ini dibantu oleh rusa itu sendiri dengan cara menggosokkan bagian tanduknya ke pohon atau dengan menggunakan benda keras. Setelah beludrunya hilang, maka tanduk akan mengeras dan siap digunakan dalam proses perkelahian antar rusa jantan selama musim kawin terjadi.

3. Hanya rusa jantan yang memiliki tanduk

ilustrasi rusa (pexels.com/Buddh Sharan Sahu)

Pada sebagian besar spesies rusa ternyata hanya rusa jantan saja yang memiliki tanduk karena kerap digunakan sebagai senjata untuk proses pertarungan memperebutkan betina. Namun, ternyata ada pengecualian seperti pada spesies rusa kutub di mana para betinanya juga memiliki tanduk, walau secara ukuran jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rusa jantan.

Para ilmuwan percaya bahwa keberadaan tanduk pada betina rusa kutub dapat membantu mereka untuk menggali salju agar bisa menemukan makanan selama musim dingin tiba. Selain itu, tanduk tersebut kerap digunakan untuk mempertahankan diri dari adanya pemangsa di habitat Artik yang cukup keras.

4. Komposisi tanduk rusa mirip dengan tulang manusia

ilustrasi rusa (pexels.com/Steve)

Secara struktural sebetulnya tanduk rusa tersusun dari adanya kolagen dan mineral kalsium yang mirip dengan tulang manusia. Namun, hal yang membuatnya unik adalah kemampuan untuk selalu beregenerasi dengan sangat cepat setiap tahunnya, sehingga membuat rusa jadi tidak khawatir kehilangan tanduknya setelah musim kawin berakhir.

Ada penelitian tentang pertumbuhan tanduk rusa yang menarik perhatian dalam bidang kedokteran, khususnya mengenai pemulihan tulang dan regenerasi jaringan. Para ilmuwan ternyata berharap untuk dapat mempelajari mekanisme pertumbuhan tanduk agar nantinya dapat diaplikasikan dalam pengobatan manusia, seperti untuk penyembuhan tulang yang mengalami kerusakan atau bahkan regenerasi dari organ tertentu.

5. Tanduk rusa digunakan dalam pengobatan tradisional

ilustrasi rusa (pexels.com/Lakshmikanth k)

Pada beberapa budaya khususnya di Asia, ternyata tanduk rusa masih kerap digunakan dalam pengobatan tradisional. Ekstrak beludru pada tanduk rusa dipercaya dapat memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, termasuk untuk mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan stamina, hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Walau beberapa penelitian menunjukkan adanya kandungan bioaktif pada beludru tanduk, namun efektivitasnya dalam pengobatan manusia masih terus menjadi perdebatan ilmiah. Meski begitu, permintaan terhadap tanduk rusa tetap tinggi dan beberapa peternakan rusa justru secara khusus mengembangbiakannya untuk mengambil bagian beludru tanpa harus membunuh hewan tersebut.

Tanduk rusa merupakan struktur unik yang memiliki berbagai fungsi dan juga keunikan biologis tersendiri. Tidak heran apabila banyak orang yang tertarik untuk mengenal lebih jauh mengenai keberadaan tanduk tersebut karena memiliki fungsi biologis tersendiri. Mana fakta yang baru kamu ketahui mengenai tanduk rusa?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team