5 Fakta Barasingha, Rusa Rawa yang Punya Banyak Tanduk

Barasingha, atau juga dikenal sebagai rusa rawa, merupakan spesies rusa yang memiliki ciri khas dengan empat tanduk yang bercabang. Hewan ini biasanya ditemukan di daerah rawa dan hutan lembap, terutama di negara India dan Nepal. Barasingha memiliki tubuh ramping dengan kaki panjang, yang memudahkan mereka untuk bergerak di habitat yang berlumpur.
Selain itu, warna bulunya bervariasi, mulai dari cokelat keemasan hingga cokelat tua, dengan bercak-bercak putih yang membantunya berkamuflase di sekitar vegetasi. Barasingha dikenal sebagai hewan sosial. Mereka kerap berkumpul dalam kelompok kecil, terutama saat musim kawin. Terlepas dari itu, mari simak lebih lengkap beberapa fakta menariknya berikut ini.
1. Penamaannya berasal dari bahasa Hindi yang berarti "bertanduk dua belas"

Istilah “Barasingha” berasal dari bahasa Hindi dan secara harfiah berarti “bertanduk dua belas”—merujuk pada tanduknya yang menakjubkan. Kendati demikian, rata-rata rusa jantan dewasa biasanya hanya memiliki sepuluh tanduk. Hewan ini termasuk dalam spesies rusa rawa dan penamaan mereka mencerminkan penampilan yang mengesankan—meskipun bisa jadi menyesatkan.
Barasingha dapat ditemukan di lahan basah dan padang rumput, tepat di wilayah utara India dan sebagian Nepal, di mana nama mereka mencerminkan kekuatan fisik dan preferensi habitat yang mereka pilih. Dalam aspek budaya, barasingha memiliki makna yang mendalam bagi cerita rakyat dan tradisi setempat, di mana hewan ini dihormati karena keanggunannya.
Banyak orang menganggapnya sebagai simbol keindahan alam dalam ekosistemnya. Kehadiran barasingha ditandai dengan ciri fisiknya yang mencolok dan juga kisah-kisah kaya yang diceritakan oleh masyarakat setempat. Hal ini membuat mereka menjadi bagian penting dari warisan budaya dan lingkungannya.
2. Bulunya bisa berubah warna sesuai perubahan musim

Barasingha memiliki tanduk yang jumlahnya bisa mencapai 12—14 cabang, dan ini menjadikannya berbeda dari jenis rusa lainnya. Bulu barasingha mengalami perubahan warna sesuai dengan musim. Pada musim panas, bulunya berwarna cokelat keemasan. Hal ini memungkinkan mereka berbaur dengan lingkungan yang berumput.
Namun, saat musim dingin tiba, warna bulunya berubah menjadi lebih kusam, namun memberikan perlindungan tambahan dari predator. Barasingha hidup dengan baik di area yang memiliki pasokan air yang melimpah—seperti lahan basah dan padang rumput.
Mereka lebih menyukai daerah dengan rumput tinggi dan vegetasi lebat, yang memberikan tempat berlindung saat merumput. Habitat ini tidak hanya menyediakan makanan yang cukup, namun juga menawarkan perlindungan dari ancaman yang mungkin ada di sekitarnya.
3. Pejantan biasanya melakukan pertunjukan vokalisasi saat memasuki musim kawin

Barasingha memiliki perilaku yang menarik, sekaligus mendukung kelangsungan hidupnya. Salah satu adaptasi uniknya adalah kemampuannya untuk berkembang biak di lingkungan lahan basah. Hal ini menjadikan mereka sebagai perenang yang andal, juga memudahkan mereka untuk bergerak di area rawa.
Rusa ini bersifat sosial dan kerap membentuk kelompok kecil dengan tujuan untuk melindungi diri dari predator dan memperkuat ikatan sosial di antara mereka. Pada musim kawin, barasingha jantan melakukan pertunjukan vokal dan menunjukkan dominasinya melalui pertarungan tanduk. Tanduk mereka yang besar dapat mencapai panjang hingga 90 cm, dan mencerminkan kekuatan sekaligus kesehatan mereka.
Selain itu, mereka memiliki cara makan yang khas—lebih suka merumput di rerumputan dan tanaman air. Uniknya, mereka memiliki sistem pencernaan khusus yang berfungsi mencerna bahan tanaman keras dengan efisien. Sehingga mendapatkan nutrisi secara optimal dari makanan yang mereka konsumsi.
4. Kehilangan habitat dan perburuan ilegal sering menjadi tantangan barasingha

Barasingha saat ini menghadapi berbagai macam tantangan akibat kehilangan habitat dan perburuan ilegal. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya untuk melestarikan spesies ini semakin meningkat. Berbagai lembaga terkait berkomitmen untuk memulihkan lahan basah yang menjadi habitat vital bagi barasingha. Lahan basah ini menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung yang diperlukan untuk pertumbuhan populasi.
Cagar alam seperti Taman Nasional Kanha di India memiliki peran krusial dalam melindungi spesies ini. Di lokasi tersebut, penerapan tindakan tegas terhadap perburuan liar dan program edukasi masyarakat berkontribusi pada perlindungan hewan ini. Penelitian dan pemantauan menjadi bagian penting dari upaya ini.
Bahkan, para peneliti melakukan pengamatan terhadap dinamika dan kesehatan populasi barasingha melalui studi lapangan. Hal ini untuk memastikan bahwa strategi yang tepat dapat diterapkan untuk tindakan konservasi di masa depan.
5. Mengenal sekilas keunikan barasingha

Apakah kamu tahu bahwa nama mereka secara harfiah berarti “memiliki dua belas tanduk?" Ini sebenarnya menggambarkan tanduk rusa jantan yang menakjubkan, di mana tanduknya bisa mencapai 12 cabang. Hewan ini dikenal sebagai perenang yang andal. Dengan kaki yang panjang dan tubuh yang gesit, mereka dapat dengan mudah bergerak di area yang tergenang air.
Selain itu, mereka memiliki cara berkomunikasi yang menarik. Barasingha menggunakan berbagai macam suara, seperti gerutuan dan dengusan—terutama saat musim kawin. Sebagai hewan sosial, barasingha membentuk kelompok kecil yang dipimpin oleh jantan dominan.
Struktur sosial ini berfungsi untuk melindungi anak-anaknya dari ancaman predator. Dalam hal makanan, mereka lebih suka mengonsumsi rumput dan tanaman air. Dengan merumput di vegetasi, mereka berkontribusi pada keseimbangan ekosistem lahan basah.
Barasingha adalah nama lain dari rusa rawa, dan mereka hidup di daerah rawa serta hutan lembap di India dan Nepal. Hewan ini dilengkapi dengan empat tanduk dan bercabang. Mereka juga terampil berkamuflase di lingkungannya, dan sekaligus dikenal sebagai hewan sosial yang sering berkumpul dalam kelompok kecil.