Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Lechwe, Spesies Antelop yang Sangat Bergantung pada Air

potret lechwe jantan dengan tanduk yang sudah maksimal (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
potret lechwe jantan dengan tanduk yang sudah maksimal (commons.wikimedia.org/Charles J Sharp)
Intinya sih...
  • Lechwe suka berada di lahan basah, rawa, dan padang rumput basah.
  • Lechwe memiliki adaptasi unik untuk bergerak di dalam air dan hidup terpisah antara jantan dan betina.
  • Musim kawin lechwe berlangsung antara November—Februari, tetapi status konservasinya hampir terancam.

Antelop (famili Bovidae) merupakan kelompok hewan yang masih berkerabat dekat dengan kerbau, sapi, domba, kambing, rusa, dan lain sebagainya. Mereka jadi salah satu kelompok mamalia dengan jumlah spesies paling besar, yakni menyentuh angka 91 spesies. Secara persebaran, antelop terbilang cukup tersebar luas karena dapat ditemukan mulai dari Afrika, Asia, Eropa, sampai Amerika Utara. Nah, dari banyaknya spesies antelop itu, ada beberapa yang namanya masih kurang familier di telinga kita, salah satunya adalah lechwe (Kobus leche).

Dari penampilan luar, spesies antelop ini cukup mirip dengan mayoritas kerabat lain. Dari warna rambut, lechwe didominasi warna cokelat keemasan pada sebagian besar anggota tubuh, kecuali bagian perut yang berwarna putih dan kaki berwarna hitam atau kemerahan. Pada area sekitar mata, ada pula corak putih sehingga jadi sedikit pembeda dengan spesies antelop lain. Ada pula sepasang tanduk di kepala yang hanya dimiliki oleh jantan. Tanduk tersebut tumbuh dengan panjang 45—92 cm, arah tanduk memanjang ke atas dan cenderung tipis, serta berbentuk spiral dari ujung ke ujung.

Secara ukuran, lechwe termasuk spesies antelop sedang. Panjang tubuh mereka sekitar 130—180 cm dan bobot 60—130 kg. Tentunya, jantan berukuran lebih besar ketimbang betina. Selain daripada itu, terdapat beberapa fakta menarik dari spesies antelop yang masih asing di telinga kita ini. Maka dari itu, kalau penasaran dengan keistimewaan yang dimiliki lechwe, simak pembahasan berikut sampai tuntas, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

seekor lechwe yang sedang berada di dataran banjir (commons.wikimedia.org/Peter Archdale)
seekor lechwe yang sedang berada di dataran banjir (commons.wikimedia.org/Peter Archdale)

Lechwe termasuk spesies antelop yang tersebar di Afrika. Secara spesifik, negara yang jadi rumah bagi mereka dimulai dari Botswana, Zambia, Republik Demokratik Kongo, Namibia, dan Angola. Sebenarnya, persebaran lechwe ini termasuk sangat terfragmentasi sehingga titik populasi terbesar bisa dilihat di Padang Rumput Okavango, Dataran Kafue, dan Rawa Bangweulu.

Dari pusat peta persebaran itu, pasti sudah terlihat jenis habitat apa yang jadi favorit mamalia yang satu ini. Dilansir Animalia, lechwe sangat suka berada di sekitaran rawa, lahan basah, padang rumput basah, hutan yang tak terlalu padat vegetasi, dataran banjir, serta laguna. Dalam aktivitas harian, hewan yang satu ini tergolong diurnal atau banyak beraktivitas ketika Matahari terbit.

Aktivitas bagi lechwe pastinya juga terkait dengan mencari makan. Sebagai herbivor sejati, makanan favorit bagi mereka terbilang cukup spesifik. Sebisa mungkin lechwe akan mencari rumput yang tenggelam di dalam air. Pilihan makanan ini tak jarang membuat mereka harus merendam hingga setengah tubuh ke dalam air. Namun, tentunya merendam tubuh ke dalam air tersebut juga punya manfaat lain, yakni menurunkan temperatur tubuh ketika Matahari sedang terik-teriknya.

2. Spesialis bergerak di dalam air

Lechwe mampu berlari dan melompat dengan baik di dalam air berkat adaptasi khusus di area kaki mereka. (commons.wikimedia.org/Steve Jurvetson)
Lechwe mampu berlari dan melompat dengan baik di dalam air berkat adaptasi khusus di area kaki mereka. (commons.wikimedia.org/Steve Jurvetson)

Ada dua alasan utama mengapa habitat alami lechwe banyak berada di sekitaran dataran yang digenangi air. Alasan pertama sudah dijelaskan sebelumnya, yakni terkait dengan proses pencarian makanan favorit. Nah, alasan yang kedua ini lebih mengarah pada keselamatan diri, khususnya ketika ada predator yang mengancam. Hewan seperti singa, buaya nil, anjing liar afrika, hiena totol, macan tutul, dan citah diketahui menargetkan lechwe sebagai mangsa potensial.

Selain mampu berlari dengan kecepatan 50 km per jam dan melompat sejauh 3 km, lechwe punya keistimewaan lain dalam hal bergerak di dalam air. Kemampuan berenang mungkin bisa dibilang jadi hal yang biasa bagi mamalia di Afrika, tetapi lechwe punya adaptasi unik yang membuat mereka dapat bergerak lebih cepat saat di dalam air. My Wildlife South Africa melansir kalau kaki-kaki lechwe dilapisi semacam lapisan anti air yang memudahkan dalam bergerak dari dalam air.

Selama kedalaman air tak melebihi kepala, lechwe masih bisa "berlari" relatif cepat dari dalam air. Kalaupun muka air tersebut lebih dalam dari tubuh, mereka masih dapat berenang untuk menjauh dari kejaran predator. Jadi, selama bukan buaya nil yang mengincar, lechwe bisa melarikan diri ke air dalam yang ada di sekitar habitat favorit.

3. Jantan dan betina hidup secara terpisah

kelompok lechwe yang sedang bersantai (commons.wikimedia.org/H. Zell)
kelompok lechwe yang sedang bersantai (commons.wikimedia.org/H Zell)

Pada taraf tertentu, lechwe dapat dikatakan sebagai hewan sosial. Betina punya kecenderungan membentuk kelompok besar yang jumlahnya menyentuh angka ratusan individu. Kelompok ini hanya terdiri dari para betina serta anak-anak mereka yang masih memerlukan perawatan dan penjagaan. Uniknya, kelompok para betina ini cenderung tidak memiliki satu pemimpin pasti karena selalu bergerak secara fleksibel, tergantung dengan ketersediaan sumber air di sekitar. Ditambah lagi, tak ada ikatan khusus antar masing-masing anggota kelompok, kecuali induk dengan anaknya.

Sementara itu, lechwe jantan bisa dibilang lebih soliter dan teritorial. Dilansir Animal Diversity, para jantan punya batas wilayah tertentu dan tak jarang berkelahi jika kebetulan bertemu di lokasi yang sama. Perkelahian ini semakin meningkat menjelang musim kawin, padahal hanya pada saat itulah kelompok betina bergabung dengan jantan di sekitar. Oh iya, dibanding dengan betina, lechwe jantan tidak terlalu banyak beraktivitas di sekitar sumber air. Jadi, biasanya mereka lebih banyak menyendiri di tempat yang lebih kering.

4. Sistem reproduksi

Lechwe jantan dan betina hanya akan bersama saat musim kawin tiba. (commons.wikimedia.org/Michal Sloviak)
Lechwe jantan dan betina hanya akan bersama saat musim kawin tiba. (commons.wikimedia.org/Michal Sloviak)

Satu-satunya momen dimana lechwe jantan dan betina dewasa akan terlihat bersama itu ialah saat musim kawin tiba. Bagi mamalia ini, musim kawin berlansung antara bulan November—Februari. Pada saat inilah kelompok betina dan beberapa jantan di sekitar pergi menuju lokasi khusus yang disebut leks. Di sana, jantan akan saling bertarung terlebih dahulu guna memperoleh hak kawin dengan betina di sekitar. Uniknya, pada momen pertemuan di leks ini, masing-masing jantan hanya akan memegang wilayah seluas 15—200 meter saja dengan tingkat kepadatan sekitar 20—200 jantan.

Setelah pasangan terbentuk dan proses perkawinan selesai, betina mulai mengandung. Ultimate Ungulate melansir kalau masa kehamilan lechwe berlangsung selama 7—8 bulan. Dalam satu proses reproduksi itu, betina umumnya hanya akan melahirkan seekor anak saja. Sebelum melahirkan, betina umumnya mencari tempat yang lebih kering, baik seorang diri ataupun bersama beberapa anggota kelompok.

Setelah lahir, anak lechwe akan dilindungi secara sembunyi-sembunyi oleh si induk selama 2—3 minggu pertama. Kemudian, si induk mulai memperkenalkan anak ke kelompok sembari merawatnya selama 5—6 bulan. Lechwe betina diketahui sudah siap bereproduksi saat berusia 1,5 tahun, sementara jantan butuh waktu sampai 5 tahun. Untuk masa hidup maksimum, lechwe mencatatkan angka 15 tahun untuk usia yang mampu dicapai.

5. Status konservasi

kelompok lechwe yang sedang berada di sekitar air (commons.wikimedia.org/Roger Culos)
kelompok lechwe yang sedang berada di sekitar air (commons.wikimedia.org/Roger Culos)

Status konservasi lechwe saat ini ternyata sedang tidak baik-baik saja. IUCN Red List memasukkan mamalia ini dalam kategori hampir terancam (Near Threatened) dengan tren populasi yang menurun. Ada beberapa alasan penurunan populasi dari lechwe dan mirisnya mayoritas melibatkan aktivitas manusia.

Dilansir Animalia, lechwe selalu diburu demi memperoleh daging dan terdampak oleh pembangunan manusia. Hadirnya bendungan untuk kebutuhan irigasi dan pembangkit listrik menyebabkan siklus dataran banjir di habitat alami hewan ini jadi berubah. Akibatnya, kekeringan ekstrem kerap terjadi sehingga memaksa lechwe untuk mencari habitat lain yang lebih sesuai. Masalahnya, di beberapa lokasi, lechwe harus berkompetisi dengan hewan ternak manusia hanya untuk memperoleh makanan.

Kalau kondisi ini terus dibiarkan, dalam waktu dekat status konservasi lechwe bisa menurun lagi sampai ke tingkat rentan punah (Vulnerable). Padahal di ekosistem alami, lechwe punya peran penting sebagai pengatur populasi tanaman air sekaligus memastikan predator memperoleh makanan. Ditambah lagi, sebenarnya lechwe ini cukup populer bagi kalangan wisatawan yang ingin melihat bentang alam di Afrika bagian selatan, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us