6 Fakta Menarik Rubah Darwin, Hewan yang Penyendiri!

Rubah darwin juga dikenal sebagai rubah zorro. Mereka berada dalam famili Canidae dan memiliki nama ilmiah Lycalopex fulvipes. Panjang tubuhnya kisaran 48-59 cm dengan berat 1,8-4 kg. Sebagai patokan yang membedakan dengan jenis rubah lain, mereka mempunyai bulu berwarna abu-abu kemerahan di bagian kepala dan moncongnya.
Rubah ini pertama kali dikumpulkan dari Pulau San Pedro di lepas pantai Chili oleh Charles Darwin di tahun 1834. Dulunya meraka dianggap sebagai subspesies dari rubah abu-abu amerika selatan. Akan tetapi, analis genetik berikutnya memperjelas bahwa mereka merupakan rubah yang unik. Yuk, kenalan dengan mereka melalui fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran rubah darwin

Rubah darwin adalah hewan endemik Chili, mereka bisa kamu temui di Taman Nasional Nahuebuta di wilayah Araucania dan Pegunungan Valdivian wilayah Los Rios di daratan Chili dan Pulau Chiloe.
Animalia menginformasikan bahwa mereka hanya ditemukan di hutan hujan beriklim di bagian selatan dan menghuni kawasan hutan primer. Rubah darwin juga memanfaatkan habitat hutan hijau terfragmentasi di bukit pasir.
2. Rubah darwin adalah omnivora oportunis

Rubah darwin merupakan hewan omnivora oportunis, mereka memakan apapun yang tersedia dan berhasil ditemuinya. Pola makannya sangat bervariasi dan cenderung tergantung pada ketersediaan pangan musiman. Berdasarkan informasi dari Animal Diveristy, rubah ini biasanya memangsa mamalia kecil, burung dan reptil. Tak lupa juga mereka melengkapi dietnya dengan buah-buahan dan biji-bijian.
Data analisis menunjukkan bahwa rubah darwin paling banyak memakan serangga. Mereka mungkin terlihat berkumpul di tempat adanya bangkai tapi biasanya memilih berburu sendirian, lho.
3. Rubah darwin tidak teritorial

Rubah darwin aktif saat siang dan malam hari, kecuali berbagi wilayah dengan rubah abu-abu amerika selatan. Jika itu terjadi, mereka akan lebih aktif di malam hari. Di luar musim kawin, rubah ini menyendiri tapi tidak begitu teritorial karena tidak mempermasalahkan keberadaan rubah lain di wilayahnya. Mereka juga tidak mempertahankannya, lho.
Melansir A-Z Animals, anak-anak rubah darwin yang sudah dewasa juga berbagi wilayah dengan induknya. Para ilmuwan menganggap itu adalah salah satu adaptasi rubah yang hidup di pulau di mana tidak semua individu mempunyai wilayah khusus yang bisa dipertahankan.
4. Bagaimana cara berkomunikasi rubah darwin

Tidak banyak informasi yang diketahui mengenai cara berkomunikasi rubah darwin. Tapi, semua rubah menggunakan vokalisasi, memanfaatkan penciuman dan gerakan tubuh untuk berkomunikasi satu sama lain atau menakuti pemangsa. Secara umum, semua canid mempunyai indra pendengaran, sentuhan dan penciuman yang sangat baik, dilansir Kidadl.
5. Sistem perkawinan rubah darwin

Sistem perkawinan rubah darwin adalah monogami, mereka membentuk hubungan dengan satu pasangan yang berlangsung seumur hidupnya. Musim kawinnya terjadi sekali setahun di bulan Oktober. Betina bisa melahirkan 2-3 bayi rubah, mereka lahir tak berdaya dan membutuhkan perawatan induknya dengan baik. Baru pada bulan Desember, anak-anak akan meninggalkan sarangnya.
6. Keberadaan rubah darwin terancam

Rubah darwin dulunya diklasifikasikan sebagai Critically Endangered oleh IUCN, tapi di tahun 2016, itu berubah menjadi Endangered sebab keberadaan mereka nampaknya lebih banyak dari apa yang diperkirakan. Total populasinya tetap rendah, diperkirakan ada sekitar 227 individu di pulau utama dan 412 di Pulau Chiloe. Ancaman utamanya adalah habitat yang terfragmentasi dan keberadaan anjing liar yang bisa menyebarkan penyakit dan serangan langsung pada rubah ini.
Gaya hidup rubah darwin sama seperti rubah lainnya, tapi mereka tidak begitu teritorial dan lebih toleran dengan keberadaan rubah lain di wilayahnya. Sangat disayangkan bahwa rubah ini terancam punah karena fragmentasi habitat dan ancaman hewan pemangsa.