Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Sungai Shinano, Sungai Terpanjang di Jepang

Sungai Shinano (commons.wikimedia.org/DAI-nk)
Sungai Shinano (commons.wikimedia.org/DAI-nk)

Sungai Shinano (dalam bahasa Jepang disebut Shinano-gawa) merupakan sungai yang mengalir di bagian tengah dan utara Pulau Honshu, Jepang. Dengan panjang sekitar 367 kilometer, sungai ini memegang rekor sebagai sungai terpanjang di Negeri Sakura. Alirannya membentang dari Pegunungan Alpen Jepang di Nagano hingga bermuara di Laut Jepang, melewati dataran subur Niigata yang dikenal sebagai lumbung padinya Jepang. 

Tak hanya penting secara geografis, Sungai Shinano juga memiliki peran vital dalam ekosistem dan kehidupan masyarakat. Debit airnya yang mencapai 503 meter kubik per detik menjadikannya salah satu sungai terbesar di Jepang. Meski kedalamannya bervariasi—tergantung musim dan lokasi—sungai ini pernah menjadi jalur transportasi air yang ramai. Lebih lanjut, simak lima fakta menariknya berikut ini.

1. Memiliki nama Sungai Chikuma di bagian hulu

Sungai Chikuma di hulu (commons.wikimedia.org/alonfloc)
Sungai Chikuma di hulu (commons.wikimedia.org/alonfloc)

Sungai Shinano punya keunikan dalam penamaannya. Di bagian hulu, yang mengalir melalui Prefektur Nagano, sungai ini disebut Chikuma-gawa. Nama ini berasal dari karakteristik geografisnya yang berkelok-kelok (chikuma: berkelok-kelok). Baru setelah memasuki Prefektur Niigata dan bertemu dengan anak-anak sungai seperti Sai dan Uono, namanya berubah menjadi Shinano.  

Perubahan nama ini mencerminkan tradisi lokal Jepang, di mana sungai besar sering dinamai ulang saat melintasi wilayah berbeda. Dilansir Japan River Association, praktik semacam ini bertujuan untuk menghormati identitas budaya tiap daerah. Chikuma, misalnya, lekat dengan sejarah Nagano sebagai pusat perdagangan zaman Edo, sementara nama Shinano di Niigata terkait dengan legenda lokal tentang dewa air. 

2. Lokasi pertempuran Sengoku

Sungai Shinano (flickr.com/Koichi Hayakawa)
Sungai Shinano (flickr.com/Koichi Hayakawa)

Dataran Kawanakajima, tempat bertemunya Sungai Chikuma dan Sai, menjadi panggung pertempuran antara klan Takeda dan Uesugi selama Periode Sengoku (1467–1615). Pertempuran paling terkenal terjadi pada 18 Oktober 1561, di mana kedua pihak kehilangan ribuan prajurit. Pertempuran yang terkenal dalam sejarah militer Jepang ini kemudian diabadikan dalam literatur dan film, seperti Kagemusha karya Akira Kurosawa.  

Dilansir The Samurai Sourcebook, medan berbukit dan aliran sungai yang deras di Kawanakajima memengaruhi taktik perang. Klan Takeda memanfaatkan kuda untuk serangan cepat, sementara Uesugi mengandalkan formasi infantri. Kini, situs ini menjadi destinasi sejarah dengan monumen dan museum yang memamerkan artefak perang.  

3. Pusat banjir yang mengubah kebijakan air Jepang

Jembatan Gotandabashi di atas Sungai Shinano (commons.wikimedia.org/Tail furry)
Jembatan Gotandabashi di atas Sungai Shinano (commons.wikimedia.org/Tail furry)

Sebagai sungai terpanjang, Shinano kerap menyebabkan banjir besar, terutama di Niigata. Dalam Springer Science & Business Media, antara abad ke-17 dan 19, banjir merusak lahan padi setiap 3--4 tahun. Puncaknya pada 1809, ketika banjir besar menghancurkan 300 desa.  

Pemerintah Jepang akhirnya membangun Terusan Ōkōzu (1909) untuk mengalihkan air ke Laut Jepang. Namun, banjir masih terjadi hingga tahun 1960-an. Solusi permanen datang melalui Proyek Pengalihan Sekiya (1968–1973), yang melibatkan saluran sepanjang 1,8 kilometer dengan sistem pintu air otomatis. Proyek ini mengurangi risiko banjir hingga 70%, sekaligus menjadi model manajemen air modern di Jepang. 

4. Keragaman hayati dengan berbagai jenis tumbuhan

Sungai Shinano dari Echigo kawaguchi (commons.wikimedia.org/wakanmuri)
Sungai Shinano dari Echigo kawaguchi (commons.wikimedia.org/wakanmuri)

Ekosistem Sungai Shinano adalah rumah bagi 133 spesies burung dan 1.129 jenis tumbuhan. Dalam The Shinano River Basin, burung jalak putih (Sturnus cineraceus) bermigrasi ke sungai ini setiap musim panas, sementara bebek matahari (Aix galericulata) menghiasi permukaan air di musim gugur. Sungai ini juga mendukung industri perikanan lokal, seperti ikan ayu (ikan sungai khas Jepang) dan sakura masu (trout ceri).  

Tak kalah menarik, vegetasi di tepi sungai terbagi menjadi tiga zona, yaitu tanaman rendah seperti spiderwort (kembang pukul empat) di dekat air, semak phragmites (alang-alang) di zona tengah, dan pohon tinggi seperti Juglans mandshurica (kenari Manchuria) di area lebih kering. Keberagaman ini menjadikan Shinano laboratorium alam bagi peneliti ekologi. 

5. Jalur transportasi yang bertransformasi jadi destinasi wisata

Sungai Shinano saat malam (commons.wikimedia.org/Siriusplot)
Sungai Shinano saat malam (commons.wikimedia.org/Siriusplot)

Sungai ini menjadi jalur utama untuk perdagangan lokal, mendukung perkembangan kota-kota di sepanjang alirannya. Dalam Encyclopædia Britannica, Sungai Shinano digunakan untuk mengangkut barang seperti hasil pertanian dan kayu dari daerah pedalaman Nagano ke pelabuhan di Niigata, yang terhubung dengan Laut Jepang. Kapal takasebune (perahu kayu tradisional) menjadi alat transportasi utama di sungai tersebut pada abad ke-18.  

Seiring perkembangan infrastruktur jalan dan kereta api, peran Sungai Shinano sebagai jalur transportasi utama telah berkurang. Saat ini, sungai lebih sering digunakan untuk aktivitas wisata. Pengunjung bisa menikmati river cruise musim gugur atau bersepeda di sepanjang jalur Shinano River Cycling Road. Pemerintah Niigata juga mengadakan festival kembang api tahunan di tepi sungai untuk menarik wisatawan. 

Sungai Shinano bukan sekadar aliran air, sungai ini adalah simbol ketangguhan dan harmoni antara manusia dan alam. Sungai ini telah membentuk sejarah dan teknologi Jepang hingga seperti saat ini. Menyusuri Shinano berarti menyelami jantung budaya dan ekologi Jepang. Keindahan alamnya yang memukau dan kekayaan biodiversitasnya membuat Sungai Shinano harus terus dijaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us