7 Fakta Terunik Murre, Gagak-laut yang Telurnya seperti Buah Pir

Murre atau gagak-laut merupakan burung laut berukuran sedang dari genus Uria. Mereka terbagi dari dua spesies: common murre atau gagak-laut biasa (Uria aalge) dan thick-billed murre atau gagak-laut paruh-tebal (Uria lomvia). Kedua spesies burung murre sama-sama berbadan gemuk dengan bulu hitam putih yang khas. Postur tubuhnya tegak seperti penguin karena kakinya terletak di belakang tubuh. Burung murre kadang juga disebut guillemot, istilah yang digunakan untuk menyebut burung mandar-laut dari genus Cepphus dalam keluarga yang sama. 

Meskipun mirip, burung murre gak berkerabat sama sekali dengan penguin. Burung murre merupakan jenis burung alka atau burung auk dari keluarga Alcidae. Mereka berkerabat dengan burung puffin atau beo-laut dan razorbill atau alka paruh-silet. Burung alka merupakan salah satu burung laut yang mengembara di samudra sepanjang hidupnya dan cuma pulang ke daratan untuk berkembang biak di tebing-tebing pantai.

Saat musim kawin, burung murre kembali ke daratan di tebing-tebing pantai untuk bersarang bersama burung murre lain. Koloni burung murre sangat padat. Menurut laman Animalia, saat puncak musim kawin, area 1 meter persegi bisa terisi oleh 20 pasang burung murre. Telurnya diletakkan begitu saja di bebatuan dan dikelilingi oleh kerikil yang disusun sedemikian rupa oleh induknya. 

Salah satu hal yang khas dari burung murre adalah telurnya. Telur burung murre runcing pada salah satu ujung dan ujung lainnya berbentuk lebar membulat. Bentuk unik menyerupai buah pir ini disebut pyriform. 

Bentuk telur ini bukan tanpa tujuan. Kalau gak sengaja tersenggol, telur burung murre akan menggelinding membentuk lingkaran di sekitar ujung runcingnya sehingga mengurangi risiko terguling jatuh dari tepian tebing, tulis laman All About Birds. Area bersarang di tepi tebing curam yang burung murre pilih memang terkesan berbahaya, tapi area ini melindunginya dari serangan predator. 

Selain berbentuk lonjong seperti buah pir, telur burung murre juga berwarna-warni. Pada spesies common murre, variasi warnanya antara putih, hijau, biru, dan cokelat. Sementara, pada thick-billed murre, telurnya biasanya berwarna kehijauan atau agak merah jambu. 

Telur warna-warni burung murre juga punya pola berbintik-bintik atau bebercak. Warna bintik atau bercaknya bisa cokelat, ungu, atau hitam. Menurut penjelasan laman Animal Diversity, warna dan pola unik pada telur burung murre bikin induknya mudah mengenali telurnya di koloni yang ramai dan padat. 

Saat bersarang, burung murre jantan dan betina saling bergantian mengerami telur. Pada usia 3 minggu, anak burung thick-billed murre yang belum bisa terbang akan melompat terjun ke laut untuk belajar terbang dan mencari makan sendiri. Menurut laman American Bird Conservancy, ayahnya akan merawat, memberi makan, dan mengajarinya banyak hal selama beberapa minggu.

Spesies common murre juga melakukan hal yang sama. Usai anaknya meninggalkan sarang, betina tetap berada di sarang dalam koloni. Ini terjadi sampai 16—26 hari kemudian, tulis laman Animalia. 

Sayap pendek burung murre agak kontras dengan tubuhnya yang gemuk dan berat. Burung ini harus lari dulu di atas permukaan laut supaya dapat daya angkat yang cukup untuk terbang. Mereka penerbang yang kuat, tapi gaya terbangnya gak selincah gaya berenangnya.

Sebagai burung yang menyelam untuk menyantap ikan dan cumi-cumi, kedua spesies burung murre rutin menyelam sampai puluhan meter. Spesies thick-billed murre jadi salah satu burung penyelam terdalam di dunia. Dicatat laman All About Birds, burung ini rutin menyelam sedalam lebih dari 100 meter dan kadang akan terus menyelam sampai kedalaman 200 meter!

Sungguh burung laut yang menakjubkan, ya? Setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang burung murre atau burung gagak-laut? Apa kamu tertarik untuk melihat mereka secara langsung di habitatnya?