Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Gempa di San Francisco Terasa Memutar, Bukan Menghentak?

gempa di San Francisco
Gempa di San Francisco 1906 (commons.wikimedia.org/The U.S. National Archives )
Intinya sih...
  • Patahan San Andreas menggerakkan lempeng secara mendatar, bukan naik atau turun
  • Gelombang permukaan membawa gerakan berputar dan memengaruhi bangunan di atasnya
  • Tanah urug dan sedimen lunak memperkuat ayunan, serta bangunan bereaksi secara tidak seragam terhadap getaran
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gempa bumi kerap dibayangkan sebagai hentakan keras dari bawah tanah. Padahal sejarah menunjukkan pengalaman yang berbeda di San Francisco, terutama saat gempa besar 1906 yang kerap digambarkan terasa seperti diputar. Fenomena ini menarik perhatian karena sensasi gempa bukan sekadar kuat atau lemahnya getaran, melainkan juga arah gerak dan kondisi tanah yang dilewati gelombang seismik.

Kota tersebut berdiri di atas struktur geologi yang rumit, sehingga gerakan gempa dapat terasa tidak lazim bagi tubuh manusia. Penjelasan di balik sensasi memutar ini tidak sesederhana jarak ke pusat gempa. Berikut penjelasan yang membantu memahami mengapa gempa di San Francisco sering dilaporkan terasa berputar, bukan menghentak.

1. Patahan San Andreas menggerakkan lempeng secara mendatar

patahan San Andreas
Patahan San Andreas (commons.wikimedia.org/John Wiley)

Patahan San Andreas merupakan jenis patahan geser mendatar, bukan patahan naik atau turun. Pada tipe ini, dua lempeng bergerak saling menggeser ke samping, sehingga energi gempa lebih banyak dilepaskan dalam arah horizontal. Gerakan semacam ini berbeda dengan gempa yang mendorong tanah ke atas atau menariknya ke bawah secara tiba-tiba. Tubuh manusia lebih mudah merasakan perubahan arah horizontal sebagai ayunan dibandingkan sebagai hentakan.

Akibatnya, getaran yang sampai ke permukaan cenderung membuat bangunan dan tanah bergeser ke samping. Sensasi ini sering diterjemahkan otak sebagai gerakan memutar atau mengayun. Inilah alasan utama mengapa gempa di sepanjang San Andreas jarang dilaporkan terasa seperti pukulan vertikal dari bawah.

2. Gelombang permukaan membawa gerakan berputar

gempa bumi
ilustrasi gempa bumi (pexels.com/Ahmed akacha)

Selain gelombang primer dan sekunder, gempa kuat menghasilkan gelombang permukaan yang bergerak mengikuti lapisan atas kerak bumi. Gelombang ini bergerak lebih lambat, tetapi membawa energi besar yang bertahan lebih lama di permukaan. Di kawasan perkotaan, gelombang permukaan sangat memengaruhi bangunan dan manusia di atasnya.

Gelombang tersebut tidak hanya maju-mundur, melainkan juga dapat membuat tanah bergerak melingkar kecil. Kombinasi gerak ke samping dan sedikit rotasi inilah yang menciptakan kesan seperti diputar. Bagi orang awam, sensasi ini jauh lebih membingungkan dibandingkan getaran cepat yang singkat.

3. Tanah urug dan sedimen lunak memperkuat ayunan

sedimen di San Francisco
Sedimen di San Francisco (commons.wikimedia.org/James St. John)

Sebagian wilayah San Francisco dibangun di atas tanah hasil urug dan sedimen lepas bekas rawa atau teluk. Material semacam ini tidak sepadat batuan keras. Saat gelombang gempa melewatinya, tanah lunak cenderung memperbesar amplitudo getaran.

Tanah tersebut dapat bergerak seperti massa lembek yang mengikuti arah gelombang, bukan menahannya. Getaran yang sudah horizontal menjadi semakin terasa berayun dan tidak teratur. Kondisi inilah yang membuat beberapa distrik merasakan gempa jauh lebih “berputar” dibandingkan area berbatuan keras.

4. Bangunan bereaksi terhadap getaran secara tidak seragam

gempa di San Francisco
Gempa di San Francisco 1906 (commons.wikimedia.org/The U.S. National Archives )

Bangunan tidak bergerak sebagai satu benda utuh ketika gempa terjadi. Setiap bagian memiliki respons berbeda tergantung bentuk, tinggi, dan bahan konstruksinya. Pada getaran horizontal yang kuat, bagian atas bangunan bisa bergerak lebih jauh dibandingkan bagian bawah.

Perbedaan gerak ini menciptakan efek puntiran kecil pada struktur. Orang di dalam bangunan merasakan lantai dan dinding seolah bergerak memutar. Efek ini bukan ilusi, melainkan hasil interaksi nyata antara getaran tanah dan respons struktur bangunan.

5. Sistem keseimbangan manusia menafsirkan gerak menyamping

gempa di San Francisco
Gempa di San Francisco 1906 (commons.wikimedia.org/Genthe, Arnold)

Tubuh manusia memiliki sistem keseimbangan yang sangat peka terhadap perubahan arah. Gerakan cepat ke atas dan ke bawah biasanya terasa singkat dan mudah dikenali. Sebaliknya, gerakan menyamping yang berlangsung beberapa detik dapat mengacaukan persepsi arah.

Saat tanah bergerak ke kiri dan kanan secara berulang, otak menafsirkannya sebagai putaran atau ayunan. Inilah sebabnya banyak saksi gempa di San Francisco melaporkan rasa pusing dan kehilangan orientasi. Sensasi memutar tersebut lebih merupakan hasil cara tubuh membaca gerakan kompleks dibandingkan satu jenis getaran saja.

Sensasi gempa yang terasa memutar di San Francisco bukan kebetulan, melainkan hasil gabungan mekanisme patahan, jenis gelombang gempa hingga cara tubuh manusia membaca gerakan. Penjelasan ini menunjukkan bahwa pengalaman gempa sangat dipengaruhi konteks geologi setempat, bukan sekadar besar magnitudo. Setelah mengetahui penjelasan tersebut, apakah gambaran tentang gempa sebagai hentakan masih terasa masuk akal?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Dari Jenis Gelombang, Ini Cara Terbaikmu Menyampaikan Perasaan

31 Des 2025, 13:15 WIBScience