5 Fakta Hutia Kuba, Hewan Mirip Kapibara yang Ahli Memanjat

Pernah dengar hewan bernama hutia (genus Capromys)? Mereka merupakan kelompok pengerat berukuran sedang yang sekilas tampak mirip seperti kapibara. Total ada 7 spesies hutia yang masih ada hingga saat ini dan di antaranya ada hutia kuba atau hutia desmarest (Capromys pilorides) yang jadi spesies terbesar.
Sebab, hutia kuba memiliki panjang 31—60 cm dengan bobot 2,8—8,5 kg. Selain keunikan bagian wajah hewan yang mengingatkan kita pada kapibara, hutia kuba memiliki dua pasang kaki pendek, tetapi padat. Pada ujung kaki tersebut, terdapat kuku cakar yang tajam, sesuatu yang cukup jarang ditemukan pada keluarga pengerat. Rambut mereka bertekstur kasar dengan warna yang bervariasi, mulai dari cokelat, krem, hitam, hingga kemerahan. Ekor hutia kuba terlihat tebal, panjang, dan ditutupi rambut berwarna gelap.
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan berkenalan lebih jauh lagi dengan hutia kuba. Mereka memang memiliki fakta-fakta menarik, di mana salah satu di antaranya cukup jarang ditemukan pada hewan pengerat. Makin penasaran dengan hewan yang satu ini, kan? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Sesuai dengan nama mereka, peta persebaran utama hutia kuba dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah Kuba. Namun, pengerat ini juga berada di beberapa pulau kecil lain di sekitaran Kepulauan Karibia. Di sana, hutia kuba menjadikan hutan tropis, hutan bakau, kawasan pegunungan, dan semak belukar sebagai habitat favorit mereka.
Pengerat ini termasuk hewan pengerat sehingga lebih banyak beraktivitas pada malam hari. Untuk urusan makanan, hutia kuba termasuk hewan omnivor, dimana makanan mereka terdiri atas berbagai jenis tanaman, kulit pohon, buah, kadal, dan hewan vertebrata lain. Terkait makanan ini, hutia kuba memiliki satu hal yang spesial jika dibandingkan dengan spesies pengerat lain.
Dilansir Critter Science, hutia kuba memiliki tiga bagian lambung yang berbeda. Hal tersebut menjadikan mereka sebagai pengerat dengan sistem pencernaan paling kompleks. Adapun, fungsi tiga bagian lambung ini membuat hutia kuba mampu mencerna tanaman-tanaman beracun tanpa perlu takut keracunan.
2. Pengerat yang ahli memanjat pohon

Berbeda dengan kebanyakan pengerat yang suka membangun sarang di dalam lubang, hutia kuba hanya mengandalkan celah batuan dan pohon sebagai tempat bersembunyi dan beristirahat. Tak hanya itu, meski digolongkan sebagai hewan terestrial, sebenarnya mereka juga termasuk pengerat yang gemar memanjat pohon atau bahkan bisa dibilang ahli dalam bidang tersebut.
Di awal disebutkan kalau dua pasang kaki milik mereka punya cakar-cakar tajam. Nah, dilansir Animalia, fungsi cakar tersebut ternyata untuk membantu hutia kuba memanjat ke atas pohon. Cakar itu pun ditopang dengan kaki yang kuat dan mampu membuat hutia kuba bergerak dengan cepat, bahkan ketika sedang memanjat sekalipun. Di luar kemampuan memanjat, pengerat ini tetap bisa bergerak lincah di atas tanah yang ditandai dengan gerakan seperti melompat-lompat dalam tempo cepat.
3. Kehidupan sosial

Secara umum, hutia kuba hidup secara berpasang-pasangan saja. Namun, di beberapa titik di Kuba, terkadang pengerat ini membentuk kelompok yang terdiri atas beberapa individu. Sebagai hewan sosial, hutia kuba jelas selalu berinteraksi dengan sesama. Mereka dapat menghasilkan berbagai jenis suara yang disesuaikan dengan keadaan, semisal memperingatkan keberadaan predator atau memanggil individu lain.
Dilansir Animal Diversity, kelompok hutia kuba juga rutin menjaga batas wilayah mereka. Baik jantan atau betina akan sama-sama menandai batas wilayah dengan urine. Meski mampu menghasilkan beberapa jenis suara berbeda, sebenarnya aroma menjadi jenis komunikasi utama dari spesies ini. Pada anggota kelompok sendiri, mereka akan saling merawat tubuh dan bermain bersama.
Sementara itu, hutia kuba terbilang pemalu jika berhadapan dengan makhluk lain. Pengerat ini sebisa mungkin akan menghindari apa pun yang berpotensi menjadi bahaya bagi mereka. Meskipun demikian, mengingat begitu luasnya peta persebaran hutia kuba di Kuba, konflik dengan manusia tetap mereka alami.
4. Sistem reproduksi

Musim kawin bagi hutia kuba dapat berlangsung sepanjang tahun, tetapi puncaknya terjadi sekitar bulan Juli. Meski lebih banyak hidup bersama pasangan, tidak diketahui apakah mereka termasuk hewan monogami atau tidak. Yang jelas, masa kehamilan yang akan dijalani betina pasca kawin sekitar 120—126 hari.
Animal Diversity melansir bahwa betina dapat melahirkan 1—3 anak dalam periode satu tahun. Anak hutia kuba tergolong precocial yang membuat mereka sudah mandiri sedari lahir, ditandai dengan mata yang terbuka, tubuh penuh rambut, dan dapat segera berjalan. Meskipun begitu, anak hutia kuba akan tetap dalam perawatan induk mereka, setidaknya hingga berusia 5 bulan. Kemudian, setelah berusia 10 bulan, anak pengerat ini sudah dikatakan dewasa secara seksual. Masa hidup mereka berkisar antara 8—11 tahun.
5. Status konservasi

IUCN Red List mencatat hutia kuba sebagai hewan dalam kategori kekhawatiran rendah (Least Concern). Tren populasi mereka juga terbilang stabil. Selain itu, tidak disebutkan pula apakah mereka sedang menghadapi masalah spesifik yang dapat mengganggu populasi mereka di masa depan atau tidak.
Meski begitu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hutia kuba tak jarang berkonflik dengan manusia. Dilansir Critter Science, petani di Kuba menganggap kelompok hutia kuba sebagai hama karena dapat menghancurkan tanaman pertanian. Selain itu, berkat ukuran mereka yang besar, hutia kuba juga sering diburu demi dimanfaatkan dagingmereka sebagai sumber konsumsi masyarakat.
Oh iya, nama lain hutia kuba, yakni hutia desmarest, itu sebenarnya berasal dari seorang ahli hewan asal Prancis bernama Anselme Gaëtan Desmarest yang merupakan orang pertama yang mendeskripsikan pengerat ini. Hal menarik lain dari hutia kuba terletak pada gigi mereka. Layaknya pengerat lain, gigi seri mereka terus tumbuh sepanjang hidup sehingga mereka perlu menggigit sesuatu yang keras demi mengikis gigi yang terus tumbuh tersebut. Menarik banget, ya, hewan yang mirip seperti kapibara ini!