Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Hewan Penyelamat Ekosistem yang Diam-diam Punya Peran Besar

berang-berang laut (pexels.com/Chris Spain)
Intinya sih...
  • Lebah adalah penopang utama ekosistem bumi dengan peran penting dalam penyerbukan tanaman dan keanekaragaman hayati.
  • Hiu membantu menjaga populasi ikan, mendistribusikan nutrisi di laut, dan menyimpan karbon dalam ekosistem laut.
  • Gajah, cacing tanah, kelelawar, berang-berang laut, burung nasar, dan penyu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dengan kontribusi uniknya masing-masing.

Ekosistem yang sehat tidak hanya bergantung pada satu atau dua spesies, tetapi merupakan hasil kerja sama berbagai makhluk hidup dalam keseimbangan yang rumit. Dari darat hingga laut, banyak hewan yang memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Tanpa mereka, rantai makanan bisa terganggu, biodiversitas menurun, bahkan kehidupan manusia pun ikut terdampak.

Sayangnya, banyak dari hewan-hewan ini justru menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia. Perburuan liar, perusakan habitat, dan perubahan iklim membuat populasi mereka semakin berkurang. Padahal, keberadaan mereka bukan hanya penting bagi alam, tetapi juga bagi keberlangsungan hidup manusia. Lantas, siapa saja hewan-hewan yang diam-diam menjadi pahlawan ekosistem? Simak ulasannya berikut ini!

1. Lebah

lebah (pexels.com/Pixabay)

Lebah bukan cuma serangga biasa, mereka adalah penopang utama ekosistem bumi. Hampir 90% tanaman berbunga dan 35% hasil pertanian dunia bergantung pada penyerbukan lebah. Mereka membantu proses reproduksi tanaman yang jadi sumber makanan bagi banyak spesies lain, termasuk manusia.

Selain itu, lebah juga mendukung keanekaragaman hayati dengan menjaga ekosistem hutan, padang rumput, dan lahan basah tetap subur. Bahkan, beberapa spesies lebah yang bersarang di tanah ikut berkontribusi pada kesehatan tanah dengan meningkatkan aerasi dan daya serap air. Sayangnya, populasi lebah terus menurun akibat perubahan iklim, pestisida, dan perusakan habitat. Kalau lebah punah, bukan cuma madu yang hilang, tapi juga keseimbangan ekosistem dan ketahanan pangan dunia.

2. Hiu

ilustrasi ikan hiu (pexels.com/Magda Ehlers)

Hiu bukan sekadar predator ganas, mereka adalah penjaga ekosistem laut. Sebagai pemangsa puncak, hiu mengontrol populasi ikan lain agar tidak berkembang biak secara berlebihan. Jika jumlah ikan tertentu terlalu banyak, bisa terjadi eksploitasi sumber daya laut yang merusak habitat seperti terumbu karang dan padang lamun. Selain itu, hiu juga membantu mendistribusikan nutrisi di laut dengan berpindah antar habitat, yang secara tidak langsung meningkatkan produktivitas ekosistem.

Keberadaan hiu juga berkontribusi dalam penyimpanan karbon karena mereka mengatur populasi hewan laut yang memengaruhi siklus karbon. Sayangnya, perburuan berlebihan dan perubahan iklim membuat populasi hiu terus menurun. Padahal, tanpa mereka, ekosistem laut bisa kacau dan berdampak buruk bagi manusia.

3. Gajah

gajah (pexels.com/Pixabay)

Gajah adalah arsitek alam yang membentuk ekosistem sekitarnya. Salah satu peran terpenting gajah adalah menyebarkan biji tanaman melalui kotorannya, membantu regenerasi hutan dan menjaga keanekaragaman flora. Beberapa spesies pohon bahkan bergantung pada gajah untuk proses perkembangbiakannya. Selain itu, dengan menjatuhkan pohon dan merobohkan semak, gajah menciptakan ruang terbuka yang memungkinkan sinar matahari mencapai tanah, mendukung pertumbuhan rumput dan tanaman lain yang menjadi sumber makanan bagi banyak herbivora.

Saat musim kering, gajah juga menggali tanah dengan belalainya untuk mencari air, yang akhirnya dimanfaatkan oleh hewan lain. Bahkan, jejak kaki gajah yang terisi air bisa menjadi kolam kecil bagi katak dan serangga. Sayangnya, perburuan liar dan deforestasi membuat populasi gajah terus menurun, padahal tanpa mereka, ekosistem bisa kehilangan keseimbangannya.

4. Cacing tanah

cacing tanah (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Meski sering luput dari perhatian, cacing tanah adalah pahlawan ekosistem yang bekerja di balik layar. Mereka membantu mengurai bahan organik seperti daun mati dan sisa makhluk hidup, mengubahnya menjadi pupuk alami yang kaya nutrisi. Kotoran cacing, atau disebut juga casting, mengandung nitrogen dan fosfor dalam kadar tinggi, yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, aktivitas menggali dan membuat terowongan di dalam tanah meningkatkan aerasi dan daya serap air, mencegah banjir serta erosi.

Cacing tanah juga berperan dalam menyerap karbon ke dalam tanah, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Bahkan, mereka bisa membantu membersihkan tanah yang tercemar dengan mempercepat penguraian zat beracun. Keberadaan cacing tanah juga mendukung rantai makanan, menjadi santapan bagi burung, katak, dan mamalia kecil. Sayangnya, penggunaan pestisida dan perubahan penggunaan lahan bisa mengancam populasi cacing tanah, padahal tanpa mereka, tanah bisa kehilangan kesuburannya secara drastis.

5. Kelelawar

kelelawar (pexels.com/Jit Roy)

Kelelawar bukan hanya makhluk malam yang misterius, tetapi juga pahlawan ekosistem yang bekerja tanpa disadari. Salah satu peran utama kelelawar adalah sebagai predator alami serangga, memangsa ribuan hama pertanian seperti ngengat, kumbang, dan nyamuk setiap malam. Dengan begitu, mereka membantu petani mengurangi ketergantungan pada pestisida, yang berdampak positif bagi kesehatan lingkungan. Selain itu, beberapa spesies kelelawar menjadi penyerbuk utama bagi lebih dari 500 jenis tanaman, termasuk pisang, mangga, dan agave (tanaman penghasil tequila).

Kelelawar juga berperan dalam penyebaran biji, membantu regenerasi hutan dengan menyebarkan benih melalui kotorannya, yang kaya akan nutrisi dan berfungsi sebagai pupuk alami. Bahkan, kotoran kelelawar menjadi sumber pupuk organik yang banyak dimanfaatkan dalam pertanian. Sayangnya, perusakan habitat dan penyakit seperti White-Nose Syndrome membuat populasi kelelawar menurun drastis. Padahal, tanpa mereka, ekosistem bisa kehilangan keseimbangannya, menyebabkan peningkatan hama dan berkurangnya keanekaragaman tumbuhan.

6. Berang-berang laut

berang-berang laut (pexels.com/Chris Spain)

Berang-berang laut adalah keystone species, yang berarti keberadaan mereka sangat memengaruhi stabilitas habitatnya. Salah satu kontribusi terbesar berang-berang laut adalah mengendalikan populasi bulu babi, yang jika dibiarkan berkembang tanpa kontrol dapat merusak hutan kelp dengan mengonsumsi akarnya. Dengan menjaga jumlah bulu babi tetap terkendali, berang-berang membantu kelangsungan hidup hutan kelp, yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan perlindungan bagi banyak spesies laut. Selain itu, berang-berang juga berperan dalam menjaga padang lamun tetap sehat dengan mengontrol populasi kepiting, yang berlebihan dapat merusak sistem akar lamun (tumbuhan berbunga yang hidup di perairan laut dangkal).

Padang lamun ini berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dan membantu mitigasi perubahan iklim. Tak hanya itu, keberadaan berang-berang juga memberikan manfaat ekonomi, dengan meningkatkan ekowisata dan mendukung industri perikanan melalui keseimbangan ekosistem yang sehat. Namun, populasi berang-berang masih menghadapi ancaman dari perburuan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, upaya konservasi berang-berang menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem perairan.
 
 

7. Burung nasar

burung nasar (pexels.com/karen Alchin)

Burung nasar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan bertindak sebagai pemulung alami. Mereka mengonsumsi bangkai hewan yang membusuk, mencegah penyebaran penyakit berbahaya seperti antraks, rabies, dan botulisme. Asam lambung mereka yang sangat kuat mampu menghancurkan bakteri dan virus berbahaya, mengurangi risiko penyebaran patogen ke hewan lain maupun manusia.

Selain itu, burung nasar membantu mendaur ulang nutrisi ke dalam lingkungan, mempercepat dekomposisi materi organik, dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembusukan alami. Manfaat ekologis ini juga berdampak pada ekonomi, karena mengurangi biaya pengelolaan limbah hewan dan risiko wabah penyakit. Sayangnya, populasi burung nasar menurun akibat peracunan, hilangnya habitat, dan sengatan listrik dari infrastruktur energi. Perlindungan terhadap spesies ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan lingkungan.

8. Penyu

penyu (pexels.com/Belle Co)

Salah satu kontribusi utama penyu adalah dalam menjaga kesehatan padang lamun. Penyu hijau, misalnya, mengonsumsi lamun secara selektif, yang mencegah pertumbuhan berlebih dan meningkatkan produktivitas ekosistem. Selain itu, penyu sisik membantu menjaga kelangsungan terumbu karang dengan memangsa spons yang dapat tumbuh terlalu cepat dan menghambat perkembangan karang. Dengan adanya penyu, ekosistem bawah laut tetap seimbang, memungkinkan berbagai spesies ikan dan invertebrata berkembang dengan baik.

Selain perannya di dalam laut, penyu juga memberikan manfaat bagi lingkungan pesisir. Telur yang tidak menetas serta cangkang yang tertinggal di pantai menjadi sumber nutrisi alami bagi tumbuhan pantai, membantu dalam stabilisasi pasir dan mendukung ekosistem daratan yang bergantung pada unsur hara ini. Penyu juga menjadi agen transportasi nutrisi karena mereka bermigrasi dalam jarak jauh, membawa mikroorganisme dan nutrisi dari satu wilayah ke wilayah lain, yang berkontribusi pada kekayaan biodiversitas di lautan. Sayangnya, populasi penyu terus menurun akibat berbagai ancaman seperti perburuan, pencemaran laut, dan perubahan iklim.

Setiap makhluk hidup memiliki peran masing-masing dalam menjaga keseimbangan alam, termasuk hewan-hewan yang sering kita anggap biasa. Dari lebah kecil hingga gajah raksasa, semuanya memiliki kontribusi besar terhadap ekosistem yang kita tinggali. Jika mereka punah, dampaknya bisa sangat besar, tidak hanya bagi alam, tetapi juga bagi manusia.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih peduli terhadap konservasi dan perlindungan mereka. Mengurangi penggunaan pestisida, mendukung pelestarian habitat alami, hingga menyebarkan kesadaran akan pentingnya hewan-hewan ini bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar. Ingat, menjaga mereka berarti menjaga bumi tempat kita tinggal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us