Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Purba yang Pernah Hidup Berdampingan dengan Manusia, Apa Saja?

rekonstruksi mammoth
rekonstruksi mammoth (commons.wikimedia.org/Thomas Quine)
Intinya sih...
  • Mammoth merupakan sumber makanan penting bagi manusia karena ukurannya yang besar dan dagingnya yang mengandung lemak hingga protein.
  • Glyptodont memiliki tubuh sangat keras sehingga manusia tidak memburu dan memakannya, namun populasi glyptodont mulai menurun setelah kehadiran manusia di habitatnya.
  • Megalania, badak berbulu, dan kucing bergigi pedang juga pernah hidup berdampingan dengan manusia sebelum akhirnya terkena kepunahan karena aktivitas manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jika dibandingkan dengan spesies lain, Homo sapiens atau manusia merupakan spesies yang masih muda. Sebab, manusia baru muncul sekitar 300,000 tahun yang lalu. Sementara itu, spesies lain seperti singa, ular, ikan hiu, dan serangga sudah menginjakan kaki di bumi sejak puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu. Walau masih muda, ternyata manusia sempat hidup dengan beberapa hewan purba, lho.

Tentunya, manusia tak hidup berdampingan dengan Tyrannosaurus atau Triceratops. Di sisi lain, manusia hidup berdampingan dengan kucing bergigi pedang, mamoth, hingga megalania yang merupakan kadal raksasa. Nah, bagaimana manusia hidup di dunia yang dikuasai oleh hewan purba raksasa yang berbahaya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak artikel berikut.

1. Mammoth

rekonstruksi kerangka mammoth
rekonstruksi kerangka mammoth (commons.wikimedia.org/WolfmanSF)

Mammoth merupakan penyebutan bagi spesies gajah purba yang berasal dari genus Mammuthus. Mammoth terdiri atas beberapa spesies, seperti Mammuthus primigenius dan Mammuthus imperator. Jika dibandingkan gajah modern, mammoth jauh lebih besar. Bayangkan saja, tingginya mencapai 4 meter dan bobot maksimalnya ada di angka 14 ton.

Dilansir Archaeology News Online Magazine, manusia sempat hidup berdampingan dengan mammoth. Dalam hal ini, manusia sering memburu dan memakan mammoth. Lebih lanjut, mammoth merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia karena dagingnya mengandung lemak hingga proetin. Sayangnya, perburuan yang berlebihan menuntun mammoth pada kepunahan.

2. Glyptodont

rekonstruksi kerangka Glyptodont
rekonstruksi kerangka Glyptodont (commons.wikimedia.org/Arent)

Dilansir Britannica, glyptodont hidup sekitar 5,3 juta tahun hingga 11,700 tahun yang lalu. Karena hal tersebut, ia sempat hidup berdampingan dengan manusia, khususnya di zaman es. Sayangnya, setelah kehadiran manusia di habitatnya, populasi glyptodont mulai menurun dan akhirnya ia terjun ke jurang kepunahan.

Tak seperti mammoth, manusia tidak memburu dan memakan hewan ini. Pasalnya, glyptodont merupakan hewan yang memiliki tubuh sangat keras. Ia mirip seperti armadillo yang badannya membulat, kulitnya keras, dan hampir tidak bisa ditembus oleh apapun. Ukuran glyptodont juga besar dengan panjang sekitar 3 meter dan bobot yang mencapai 1 ton. Uniknya, ukuran raksasa tersebut membuat glyptodont memiliki gerakan yang lambat.

3. Megalania

rekonstruksi kerangka megalania
rekonstruksi kerangka megalania (commons.wikimedia.org/Cas Liber)

Sebenarnya, hewan dengan nama ilmiah Varanus priscus ini merupakan biawak berukuran raksasa. Dilansir A-Z Animals, ukurannya 10 kali lebih besar dari komodo. Tercatat, panjang maksimal megalania bisa mencapai 7 meter dan bobot maksimalnya ada di angka 2.1 ton. Walau besar, kadal yang hidup di Australia ini punya gerakan yang gesit dan lincah.

Awalnya, megalania hidup terisolasi di Australia, namun sekirar 60,000 tahun yang lalu manusia mulai menginjakan kaki di Negeri Kanguru tersebut. Alhasil, mau tak mau megalania harus hidup berdampingan dengan manusia. Hingga kini, tak ada bukti apakah megalania pernah memakan manusia. Hanya saja, jika melihat ukuran dan kebiasaan makannya hal tersebut sangat mungkin terjadi.

4. Badak berbulu

rekonstruksi kerangka badak berbulu
rekonstruksi kerangka badak berbulu (commons.wikimedia.org/Didier Descouens)

Punya panjang mencapai 3,6 meter dan bobot maksimal di angka 2,2 ton, Coelodonta antiquitatis atau badak berbulu merupakan hewan yang cukup besar. Dilansir iNaturalist, badak berbulu pertama kali menampakkan kaki di bumi sekitar 3 juta tahun yang lalu. Kemudian, ia punah sekitar 12,000 tahun yang lalu. Nah, ia punah pada peristiwa kepunahan masal di akhir zaman pleistosen.

Sama seperti mammoth, manusia juga memburu badak berbulu. Dalam hal ini, manusia memburu badak berbulu secara berkelompok dan mereka memburu hewan ini menggunakan tombak. Bagi manusia, badak berbulu merupakan sumber makanan yang penting karena ukurannya yang besar dan dagingnya yang berlimpah. Sayangnya, perburuan tersebut jadi salah satu faktor yang memusnahkan hewan ini.

5. Kucing bergigi pedang

rekonstruksi kerangka kucing bergigi pedang
rekonstruksi kerangka kucing bergigi pedang (commons.wikimedia.org/Wilfredor)

Mulai 300,000 tahun yang lalu, manusia mulai hidup berdampingan dengan kucing bergigi pedang. Mau itu di Eropa, Afrika, Asia, hingga Amerika kucing bergigi pedang menjadi hewan yang selalu hidup di daerah yang sama dengan manusia. Sebab, kucing bergigi pedang sangat adaptif karena bisa hidup di berbagai tipe habitat, mulai dari pegunungan, savana, hutan, hingga area bersalju.

Sayangnya, laman BBC News menerangkan kalau manusia merupakan salah satu penyebab kepunahan kucing bergigi pedang. Sebab, manusia terus bersaing dan memburu kucing bergigi pedang. Akhirnya, sekitar 12,000 tahun yang lalu kucing bergigi pedang musnah dari muka bumi. Terakhir, kucing bergigi pedang terdiri atas beberapa genus, seperti Dinofelis, Homotherium, dan Smilodon.

Selama ribuan tahun, manusia pernah hidup berdampingan dengan berbagai hewa purba berukuran raksasa. Sayangnya, kehadiran manusia justru berdampak buruk terhadap kehidupan hewan-hewan tersebut. Jadi, hal tersebut membuktikan dua hal, yaitu manusia merupakan makhluk yang adaptif dan manusia merupakan makhluk rakus yang tak segan membunuh dan memusnahkan makhluk lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Bowerbird, Burung yang Membangun Rumah Demi Memikat Betina

08 Des 2025, 12:29 WIBScience