10 Hewan yang Paling Menderita karena Perubahan Iklim, Kasihan Banget!

Mereka tak dapat hidup di lingkungan bersuhu panas. Menurut laman National Geographic, jika kondisi alam semakin tak stabil, populasi penguin akan menurun hingga 80 persen pada tahun 2100. 

Ternyata pohon eukaliptus atau kayu putih sangat rentan terhadap perubahan suhu bumi. Meningkatnya kadar karbon dioksida membuat pohon tersebut melemah. Akhirnya ketika tak ada lagi eukaliptus, koala pun akan mati kelaparan.

Dilansir dari US News, peningkatan suhu karena perubahan iklim akan mengancam habitat karibu. Selain itu, semakin rusak lingkungan, semakin sulit bagi mereka untuk mencari tempat bermigrasi.

Hewan ini memiliki kebiasaan untuk menaruh telur mereka di pantai yang sama setiap tiga hingga empat tahun sekali. Namun karena peningkatan permukaan air laut, pantai-pantai terancam tenggelam sehingga mereka sulit berkembang biak. Selain itu, keturunan yang berasal dari pantai yang panas lebih rentan terhadap kecacatan.

Ahli amfibi dari University of Newcastle mengatakan bahwa katak memiliki “critical thermal maximum”, yaitu suhu di mana mereka akan mati. Akhirnya, hewan tersebut harus terus bermigrasi untuk menemukan lingkungan yang dingin dan lembap. Data dari The US Fish and Wildlife Services memperkirakan sepertiga dari 6.000 spesies katak menghadapi risiko kepunahan.

Ikan badut atau yang dikenal dengan julukan Nemo ini ternyata juga terancam akibat perubahan iklim. Sebabnya adalah terumbu karang, tempat tinggal mereka kini semakin buruk keadaannya. Bahkan dilansir dari Live Science, setidaknya setengah dari karang di dunia sudah rusak karena karbon dioksida.

Sebenarnya saat ini mereka tidak terancam punah. Data dari IUCN mengatakan kini ada sekitar 250 ribu spesies di alam. Namun jumlah tersebut akan menurun seiring dengan berkurangnya es, tempat mereka bersarang dan berkembang biak. Selain itu, anjing laut kutub juga rentan terhadap parasit dan patogen yang keluar saat air laut bertambah hangat.

Selain itu, bulunya yang berwarna putih berfungsi untuk membantunya berkamuflase di lingkungan kutub. Ketika es semakin mencair, sulit bagi mereka untuk bersembunyi dari predator.

Dilansir dari Thought.co, terdapat beberapa faktor yang mengancam kehidupan burung bangau. Pertama, mereka biasa berkembang biak di musim hujan, sehingga kekeringan akan menunda waktu tersebut. Selain itu, tingginya kadar karbon dioksida pada air laut membuat alga, makanan mereka jadi beracun. 

Beruang kutub atau Ursus maritimus menghabiskan semua waktunya di wilayah dengan suhu sangat rendah. Mereka bergantung pada habitat tersebut untuk hidup dan mencari makanan, yaitu ikan, penguin, dan anjing laut. 

Es kutub yang semakin menipis akan menyebabkan mereka akan kehilangan habitat. Selain itu, mereka juga akan kehilangan makanan. Dilansir dari Thought.co, populasi beruang kutub diperkirakan akan menurun hingga dua per tiga pada tahun 2050 nanti.

Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi hewan yang terancam karena perubahan iklim. Contohnya, burung laut, ikan air dingin, ikan paus, pika, dan muskox. 

Untuk melindungi mereka, yuk ubah gaya hidup kita menjadi lebih ramah lingkungan! Misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik, mengurangi konsumsi daging merah, dan lain-lain. Yuk, selamatkan lingkungan dan hewan-hewan!