ilustrasi inti bumi (freepik.com/pikisuperstar)
Kemiringan inti dalam yang baru ditemukan ini pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan bentuk dan gerakan inti cair, yang mengarah pada potensi pergeseran medan magnet bumi, menurut penelitian yang diterbitkan pada 8 Desember 2023 di jurnal Nature Communications.
Untuk lebih memahami cara kerja inti bumi, pada 2019 para peneliti geofisika, yang dipimpin oleh Hao Ding dari Universitas Wuhan, menganalisis pergerakan sumbu rotasi bumi yang relatif terhadap keraknya, dikenal sebagai rotasi kutub bumi.
Mereka mendeteksi sedikit penyimpangan dalam gerakan kutub yang terjadi kira-kira setiap 8,5 tahun, menunjukkan potensi adanya 'inner core wobble' mirip dengan goyangan gasing yang berputar.
Dalam studi terbaru, Ding dan rekan penulisnya lebih jauh mengkonfirmasi siklus ini dengan mengukur pergeseran kecil durasi waktu dalam sehari di seluruh dunia—yang dikendalikan oleh pergerakan periodik sumbu rotasi bumi—dan membandingkannya dengan variasi gerakan kutub yang mereka identifikasi sebelumnya.
Data mereka menunjukkan bahwa goyangan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemiringan 0,17 derajat antara inti dalam bumi dan mantel bumi, bertentangan dengan teori rotasi bumi tradisional.
Kemiringan ini menunjukkan bahwa belahan barat laut dari inti dalam mungkin sedikit lebih padat dibandingkan lapisan lainnya, dan terdapat juga perbedaan kepadatan antara inti dalam dan luar bumi, menurut penelitian.
Tim peneliti mengesampingkan pengaruh atmosfer, samudera dan hidrologi yang mungkin menyebabkan penyimpangan gerakan kutub selain goyangan inti dalam.
Ke depan, penemuan ini dapat membantu para peneliti memahami dinamika inti bumi dan proses yang berdampak pada umat manusia, mulai dari gempa bumi hingga perubahan medan magnet.