Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jarang Disadari, Ini 5 Kerugian Gulma bagi Tanaman

ilustrasi gulma (pixabay.com/Couleur)

Dalam membudidayakan tanaman, pasti ada saja hambatan yang kita temui. Hambatan yang dimaksud dapat berupa kekurangan unsur hara, faktor iklim, adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) maupun gulma. 

Gulma merupakan salah satu tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya. Keberadaan gulma di suatu areal pertanaman menimbulkan kerugian yang cukup krusial. Lantas, apa saja kerugian yang ditimbulkan akibat adanya gulma? Berikut ulasan selengkapnya!

1. Merebut nutrisi atau unsur hara

ilustrasi tanaman (pexels.com/Crusenho Agus Hennihunho)

Tanaman dan gulma memiliki persyaratan tumbuh yang sama, yakni sama-sama membutuhkan nutrisi dan unsur hara yang cukup. Namun jika keduanya hidup secara berdampingan, hal ini dapat mengakibatkan salah satunya akan kehilangan nutrisi dan unsur hara. 

Gulma memiliki sifat yang rakus. Sifat inilah yang mengakibatkan gulma merebut nutrisi dan unsur hara dari tanaman, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak berjalan dengan baik. 

2. Terdapat zat alelopati yang menghambat pertumbuhan tanaman

ilustrasi tanaman (pexels.com/Kaboompics.com)

Gulma terkenal akan sifatnya yang menghambat pertumbuhan tanaman lain. Hal ini dinamakan dengan simbiosis alelopati. Alelopati merupakan suatu zat yang bersifat racun yang dikeluarkan oleh tumbuhan lain yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman di sekelilingnya.

Adapun beberapa spesies gulma yang bersifat alelopati yaitu Agropyron repens L., Cyperus rotundus L., Cyperus escuoentus L., Cynodon dactylon L. dan Imperata cylindrica L.

3. Menghambat pekerjaan petani dan perawatan tanaman

ilustrasi merawat tanaman (pexels.com/Anna Shvets)

Menjaga kebersihan kebun menjadi suatu pekerjaan yang harus diperhatikan oleh petani. Namun, tumbuhnya gulma dapat menimbulkan nilai kebersihan area kebun tersebut menjadi hilang. Hal ini dikarenakan gulma berpotensi mengakibatkan area kebun menjadi tidak rapi atau kotor.

Selain menimbulkan area kebun yang tidak rapi, hal ini juga berdampak pada terhambatnya perawatan tanaman. Gulma dapat menganggu perawatan tanaman. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan perawatan tanaman dengan cara sanitasi atau pembersihan kebun secara berkala. 

4. Tempat bersarangnya organisme pengganggu tanaman (OPT)

ilustrasi serangga hama (pexels.com/Gio Modzamana)

Gulma sering dijadikan sebagai tempat bersarang organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal ini dikarenakan gulma dapat menyediakan makanan serta menjadi tempat berlindung dan perkembangbiakkan OPT tersebut. 

Salah satu contoh yaitu, gulma sebagai tumbuhan inang virus Tungro. Virus Tungro menjadi salah satu penyebab penyakit tungro yang merupakan salah satu ancaman terhadap produksi padi di Indonesia. Gulma memiliki peran sebagai sumber infeksi penyakit tungro dan vektor pada tanaman padi. 

5. Membuat biaya usaha bertambah

ilustrasi uang dan tanaman (pexels.com/Kindel Media)

Gulma memiliki dampak kerugian bagi budidaya tanaman. Pemberantasan gulma menjadi suatu tugas berat bagi para petani. Dalam mengendalikan gulma, mayoritas petani menggunakan herbisida. 

Namun, penggunaan herbisida yang terus-menerus dapat menimbulkan resistensi gulma atau kekebalan gulma dalam merespons herbisida. Maka untuk membasmi gulma yang memiliki tingkat resistensi yang tinggi, membutuhkan herbisida dengan dosis yang tinggi hingga berakibat biaya bertambah mahal dan risiko pencemaran lingkungan yang tinggi.

Itulah beberapa kerugian yang ditimbulkan gulma bagi tanaman. Perlu dilakukan perawatan dengan cara membersihkan gulma secara rutin agar tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi tanaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sari Magfirah Naufal
EditorSari Magfirah Naufal
Follow Us