Mengenal Kapibara, Hewan Pengerat Besar dengan Tubuh Mirip Babi

Kapibara merupakan hewan semi akuatik yang tinggal di tempat-tempat dengan sumber air melimpah. Dilansir Live Science, habitat rodensia ini bisa berupa rawa, muara sungai, atau sepanjang aliran sungai di Amerika Tengah dan Selatan.

Hewan ini senang membasahi tubuhnya dengan air untuk menjaga kelembapan kulit. Tidak jarang, kapibara juga tidur di sepanjang aliran air sungai untuk mendinginkan badan dan menghindari predator.

Tidak seperti rodensia pada umumnya, kapibara memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar. Live Science melaporkan, ukuran tubuh mereka bisa mencapai panjang 100 hingga 130 sentimeter dengan tinggi 50 sentimeter.

Berat badan hewan ini berkisar antara 27 hingga 79 kilogram, tergantung jenis kelamin. Biasanya, kapibara betina sedikit lebih besar dari pada kapibara jantan. Dilansir National Geographic, ukuran tubuh ini dua kali lebih besar dari berang-berang.

Kapibara rupanya dianugerahi kemampuan berenang yang tidak bisa dianggap remeh. Dilaporkan National Geographic, ada empat hal yang menyebabkan hewan ini bisa berenang dengan sangat baik.

Pertama, kapibara memiliki bentuk badan mirip seperti babi yang memungkinkan untuk berada lama di dalam air. Kedua, sebagian kaki kapibara berselaput, sehingga membantu proses mengayuh saat berenang.

Ketiga, anatomi wajah di mana mata, hidung, dan bagian telinga berada di kepala bagian atas memungkinkan wajah kapibara tetap berada di permukaan air saat berenang. Terakhir, warna rambut cokelat kemerahan yang panjang dan rapuh sangat mudah dikeringkan ketika kapibara beraktivitas di darat.

Seperti rodensia pada umumnya, gigi kapibara tidak akan berhenti tumbuh. Guna mengatasi hal tersebut, mereka punya trik khusus agar panjang giginya bisa tetap ideal.

Treehugger melansir, kapibara punya dua gigi seri dan geraham belakang yang terus tumbuh. Hewan ini akan mengunyah kulit atau batang kayu, dan mengunyah berbagai tumbuhan untuk menjaga agar giginya tidak tumbuh terlalu panjang.

Kapibara adalah hewan sosial dan hidup berkelompok. Guna bisa menjalankan komunikasi yang lancar antar individu, satwa ini saling “berbicara” dengan menggunakan vokalisasi tertentu.

Barros, dkk., dalam studinya yang dimuat dalam jurnal Ethology tahun 2010 melaporkan, ada 8 jenis panggilan yang berlaku di dalam kelompok kapibara. Suara tersebut berupa kotek, siulan, tangisan, rengekan, pekikan, gonggongan, bunyi klik, serta gemeretak gigi. Setiap suara yang dikeluarkan punya makna tersendiri yang dipahami oleh setiap individu kapibara dalam sebuah grup.

Kapibara merupakan rodensia terbesar di dunia. Terlepas dari penampilannya yang lucu dan menggemaskan, hewan ini merupakan perenang yang hebat dan punya berbagai keunikan lain. Ayo kita bantu jaga kehidupan mereka agar tetap lestari hingga nanti!