Di wilayah Belanda, ada banyak kincir angin yang terletak dekat dengan aliran sungai. (commons.wikimedia.org/Alf van Beem)
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kincir angin yang tersebar di wilayah Belanda tentu punya manfaat praktis, bukan sekadar monumen atau hiasan semata. Saat pertama kali dibangun, hadirnya kincir angin lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian, utamanya dalam menggiling biji-bijian atau hasil pertanian lain yang dihasilkan. Namun, seiring bertambahnya kebutuhan ditambah dengan masalah yang sebenarnya dialami wilayah Belanda, fungsi kincir angin di sana jadi turut bertambah.
Misalnya, dilansir Amsterdam Experience, ketika dunia memasuki masa revolusi industri, kincir angin di Belanda dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik supaya dapat memotong pohon. Nantinya, pohon-pohon itu akan dijadikan kapal-kapal yang digunakan sendiri ataupun dijual ke negara lain. Hal ini membuat industri perkapalan di Belanda meningkat pesat, bahkan sempat jadi tempat negara-negara besar Eropa untuk belajar soal cara menciptakan kapal paling mutakhir pada zaman tersebut.
Kemudian, pada dunia yang semakin modern, kincir angin turut bertransformasi sebagai penghasil energi listrik. Dari data yang dirilis Ember Energy, pada tahun 2024 silam, sekitar 27 persen pasokan listrik yang dipakai di Belanda itu berasal dari kincir angin. Kalau digabungkan, negara ini sebenarnya sudah memanfaatkan energi terbarukan sekitar 54 persen dari total pemakaian listrik tahunan, jauh lebih besar dari rata-rata global yang hanya menyentuh angka 41 persen. Hal tersebut sekaligus menjadikan Belanda sebagai negara Eropa terdepan dalam memanfaatkan energi terbarukan.
Fungsi terakhir dari kehadiran kincir angin bagi Belanda adalah menyelamatkan wilayahnya dari banjir. Jadi, sejak abad pertengahan, wilayah Belanda itu sudah berada di bawah permukaan laut. Hal tersebut jelas membuat negara ini sebenarnya sangat rentan mengalami banjir. Namun, kehadiran kincir angin ternyata jadi salah satu alasan Belanda mampu mengatasi masalah tersebut.
Tiap putaran kincir angin mampu memompa dan/atau mendorong air yang ada di dataran rendah untuk dipindahkan ke aliran air, semisal sungai, melalui tanggul-tanggul yang ada di sekitar. Dengan demikian, tiap ada potensi genangan air di suatu tempat, kincir angin dapat memindahkan genangan tersebut dari sumber air daratan sampai ke laut. Hebatnya, aliran air yang dipompa itu juga bisa dialihkan menuju lahan pertanian sehingga para petani tak perlu pusing lagi soal pasokan air.
Dari pembahasan tersebut, jelas identitas Belanda sebagai Negeri Kincir Angin itu bukan sekadar cap asal-asalan saja. Kehadiran kincir angin seolah jadi simbol kebudayaan Belanda sekaligus kapabilitas para insinyur untuk membuat bangunan praktis sekaligus indah untuk dilihat. Apalagi, deretan manfaat yang diberikan kincir angin sejak ratusan tahun lalu menambah alasan lain soal kenapa Belanda memang harus dijuluki Negeri Kincir Angin.