Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret kincir angin dengan gaya arsitektur khas Belanda
potret kincir angin dengan gaya arsitektur khas Belanda (commons.wikimedia.org/jofutsu)

Kita pasti sudah tahu betul kalau salah satu julukan Belanda adalah Negeri Kincir Angin. Julukan tersebut sangat wajar disematkan mengingat di negara Eropa Barat tersebut memang ada banyak kincir angin berukuran besar yang tersebar di berbagai tempat. Dilansir Discover Holland, saat ini masih ada lebih dari seribu kincir angin yang beroperasi di Belanda.

Saking populernya, UNESCO sampai memberikan gelar situs warisan dunia pada beberapa kincir angin yang ada di Belanda, semisal Kinderdijk, sejak tahun 1997. Kehadiran banyak kincir angin di Belanda tentu bukan kebetulan, apalagi iseng semata. Ada berbagai manfaat praktis yang diberikan bangunan-bangunan tersebut bagi masyarakat Belanda, khususnya mengingat  kontur tanah di sana yang cukup unik.

Selain soal manfaat, tentu menarik juga kalau kita membahas sedikit tentang sejarah mulai dibangunnya kincir angin di Belanda. Tenang saja, kita akan kupas satu per satu dalam pembahasan kali ini, kok. Jadi, kalau kamu juga penasaran, simak ulasan berikut ini sampai tuntas, ya!

1. Sejak kapan Belanda membangun kincir angin?

deretan kincir angin yang ada di Kinderdijk (commons.wikimedia.org/Alf van Beem)

Praktik membangun kincir angin di Belanda ternyata sudah berlangsung selama ratusan tahun. Holland melansir bahwa catatan paling tua yang menyebut tentang keberadaan kincir angin di sana adalah tempat yang disebut Willemskerke, Zeeland, pada tahun 1221. Tujuan awal dibangunnya kincir angin pada masa itu adalah untuk menggiling biji-bijian, semisal gandum dan semacamnya.  

Akan tetapi, kalau kita mencari mana kincir angin paling tua yang masih berdiri kokoh di sana, maka Grafelijke Korenmolen van Zeddam adalah jawabannya. Kincir angin ini terletak di Desa Zeddam, Provinsi Gelderland. Tanggal pasti soal kapan kincir angin ini dibangun sebenarnya belum jelas. Namun, setidaknya dokumen pertama yang menyebut soal kegunaan Grafelijke Korenmolen van Zeddam itu sudah ada pada tahun 1451.

Tentunya sulit untuk melacak siapa saja yang menginisiasikan pembangunan ataupun arsitek dibalik ribuan kincir angin yang dibangun di Belanda. Yang jelas, pada puncaknya sekitar abad ke-19, ada sekitar 9 ribu lebih kincir angin yang tersebar di sana. Namun, karena masalah usia, kurangnya perawatan, atau hancur ketika perang besar, jumlah itu menurun menjadi sekitar 1.200 buah kincir angin yang masih berdiri sampai saat ini.

2. Kenapa bisa ada ribuan kincir angin di Belanda?

potret jarak dekat dari baling-baling pada kincir angin (commons.wikimedia.org/VelcroKarma)

Untuk negara dengan luas wilayah yang relatif kecil, jumlah kincir angin yang ada di Belanda jelas bukan sesuatu yang biasa. Bagi masyarakat Belanda sendiri, kehadiran kincir angin di sekitar sudah seperti simbol budaya dan kapabilitas pembangunan yang mampu dilakukan negara tersebut. Selain itu, faktor geografis ternyata turut jadi pengaruh pada pembangunan kincir angin di sepanjang wilayah Belanda.

Misalnya saja, wilayah Belanda itu dikenal sering berangin karena terletak dekat dengan Laut Utara dan kontur tanah yang relatif datar. Maka dari itu, orang-orang di sana memanfaatkan hembusan angin tersebut untuk berbagai keperluan. Dilansir Dutch Translation, pemanfaatan ini jadi salah satu bukti paling awal dari upaya manusia memanfaatkan energi terbarukan. Inovasi yang dilakukan pada bidang ini pun tidak bisa dipandang sebelah mata.

Selama ratusan tahun sejak memanfaatkan kincir angin, para insinyur Belanda terus belajar untuk membuat kincir yang efisien. Dari yang awalnya hanya berupa kincir kayu dengan kain sampai saat ini sudah menggunakan turbin elektrik dengan kapabilitas yang jauh lebih besar. Manfaatnya pun terbilang sangat beragam, mulai dari membantu tiap rumah tangga di Belanda, mendorong kemajuan industri, sampai mengatasi masalah besar yang dialami Belanda sejak ratusan tahun lalu.

3. Berbagai manfaat praktis dari kehadiran kincir angin di Belanda

Di wilayah Belanda, ada banyak kincir angin yang terletak dekat dengan aliran sungai. (commons.wikimedia.org/Alf van Beem)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kincir angin yang tersebar di wilayah Belanda tentu punya manfaat praktis, bukan sekadar monumen atau hiasan semata. Saat pertama kali dibangun, hadirnya kincir angin lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian, utamanya dalam menggiling biji-bijian atau hasil pertanian lain yang dihasilkan. Namun, seiring bertambahnya kebutuhan ditambah dengan masalah yang sebenarnya dialami wilayah Belanda, fungsi kincir angin di sana jadi turut bertambah.

Misalnya, dilansir Amsterdam Experience, ketika dunia memasuki masa revolusi industri, kincir angin di Belanda dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik supaya dapat memotong pohon. Nantinya, pohon-pohon itu akan dijadikan kapal-kapal yang digunakan sendiri ataupun dijual ke negara lain. Hal ini membuat industri perkapalan di Belanda meningkat pesat, bahkan sempat jadi tempat negara-negara besar Eropa untuk belajar soal cara menciptakan kapal paling mutakhir pada zaman tersebut.

Kemudian, pada dunia yang semakin modern, kincir angin turut bertransformasi sebagai penghasil energi listrik. Dari data yang dirilis Ember Energy, pada tahun 2024 silam, sekitar 27 persen pasokan listrik yang dipakai di Belanda itu berasal dari kincir angin. Kalau digabungkan, negara ini sebenarnya sudah memanfaatkan energi terbarukan sekitar 54 persen dari total pemakaian listrik tahunan, jauh lebih besar dari rata-rata global yang hanya menyentuh angka 41 persen. Hal tersebut sekaligus menjadikan Belanda sebagai negara Eropa terdepan dalam memanfaatkan energi terbarukan.

Fungsi terakhir dari kehadiran kincir angin bagi Belanda adalah menyelamatkan wilayahnya dari banjir. Jadi, sejak abad pertengahan, wilayah Belanda itu sudah berada di bawah permukaan laut. Hal tersebut jelas membuat negara ini sebenarnya sangat rentan mengalami banjir. Namun, kehadiran kincir angin ternyata jadi salah satu alasan Belanda mampu mengatasi masalah tersebut.

Tiap putaran kincir angin mampu memompa dan/atau mendorong air yang ada di dataran rendah untuk dipindahkan ke aliran air, semisal sungai, melalui tanggul-tanggul yang ada di sekitar. Dengan demikian, tiap ada potensi genangan air di suatu tempat, kincir angin dapat memindahkan genangan tersebut dari sumber air daratan sampai ke laut. Hebatnya, aliran air yang dipompa itu juga bisa dialihkan menuju lahan pertanian sehingga para petani tak perlu pusing lagi soal pasokan air.

Dari pembahasan tersebut, jelas identitas Belanda sebagai Negeri Kincir Angin itu bukan sekadar cap asal-asalan saja. Kehadiran kincir angin seolah jadi simbol kebudayaan Belanda sekaligus kapabilitas para insinyur untuk membuat bangunan praktis sekaligus indah untuk dilihat. Apalagi, deretan manfaat yang diberikan kincir angin sejak ratusan tahun lalu menambah alasan lain soal kenapa Belanda memang harus dijuluki Negeri Kincir Angin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team