Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Hewan yang Lahir di Kebun Binatang Tidak Dilepas ke Alam?

harimau siberia di Kebun Binatang Vienna sedang bermain air (commons.wikimedia.org/Alexander Leisser)
harimau siberia di Kebun Binatang Vienna sedang bermain air (commons.wikimedia.org/Alexander Leisser)
Intinya sih...
  • Kebun binatang berfungsi sebagai tempat rekreasi alam dan pendidikan.
  • Hewan yang lahir di kebun binatang tidak bisa dilepas karena rendahnya insting bertahan hidup.
  • Reptil, ikan, dan amfibi lebih mudah dilepasliarkan daripada mamalia dari kebun binatang.

Kebun binatang jadi salah satu tempat yang dapat dikunjungi khalayak ketika ingin melihat hewan-hewan yang tak mungkin ditemukan di sekitar pemukiman manusia. Dalam satu kebun binatang, bisa saja ada berbagai hewan dengan latar persebaran maupun habitat yang berbeda-beda. Malahan, tak jarang kita menemukan hewan-hewan yang sedang terancam punah di habitat alami mereka.

Untuk yang terakhir itu, mungkin kamu sering membaca berita soal kelahiran hewan langka di kebun binatang. Dengan adanya campur tangan manusia, proses perkawinan, kelahiran, sampai perawatan, hewan langka itu dapat lebih terkontrol. Sekalipun hewan yang dikembangbiakkan tersebut terkenal sulit untuk melakukan reproduksi secara alami, semisal punya rentang waktu reproduksi yang panjang, setidaknya kesehatan dan keamanan dari induk serta anak hewan tersebut jauh lebih terjamin.

Kalau dipikirkan sekilas, rasanya kelahiran hewan langka tersebut dapat menjadi solusi konkret untuk membantu upaya konservasi mereka di alam, misalnya melepasliarkan hewan-hewan kelahiran kebun binatang itu ke habitat alami. Masalahnya, kita sangat jarang melihat hal tersebut terjadi. Kenapa?

Kebanyakan hewan langka yang lahir di kebun binatang justru akan dipelihara di sana tanpa adanya rencana untuk "dikembalikan" ke alam. Sebenarnya, hal itu dilakukan bukan karena kebun binatang tega atau tak mau mendukung upaya konservasi hewan-hewan terancam punah. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi masalah ini dan kita akan mengupasnya satu per satu dalam beberapa poin di bawah ini. Jadi, kalau sudah penasaran dengan alasan kebun binatang tidak melepasliarkan hewan langka yang lahir di sana, yuk, simak artikel berikut sampai selesai!

1. Fungsi kebun binatang

kelompok badak yang dipelihara di Whipsnade Zoo (commons.wikimedia.org/Anthony Parkes)
kelompok badak yang dipelihara di Whipsnade Zoo (commons.wikimedia.org/Anthony Parkes)

Sebelum masuk pada faktor-faktor teknis yang menyebabkan kebun binatang tidak bisa melepasliarkan hewan yang lahir di sana ke alam, ada baiknya kita ulas sedikit soal fungsi awal dari kebun binatang. Secara teknis, kebun binatang adalah tempat yang menyimpan berbagai jenis hewan eksotis yang ditempatkan di kandang untuk ditampilkan kepada publik sebagai tempat rekreasi bertemakan alam. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, fungsi kebun binatang sudah banyak bertambah.

Dilansir National Geographic, sejak abad ke-18, ada pergeseran paradigma soal kebun binatang dari yang tadinya jadi ajang "pamer" para saudagar yang ingin menunjukkan koleksi hewan eksotis menjadi sarana pendidikan. Maksudnya, kebun binatang mulai bertransformasi sebaagai tempat para peneliti untuk mempelajari, meneliti, sampai membagikan pengetahuan seputar dunia hewan. Pergeseran paradigma ini sekaligus membuat cara pandang masyarakat umum terhadap kebun binatang berubah.

Sebelum memasuki modernisasi, kebun binatang hampir selalu menangkap hewan-hewan eksotis secara langsung di alam. Namun, setelah masyarakat mulai "melek" terhadap isu kesejahteraan hewan, saat ini mayoritas hewan yang ada di kebun binatang itu merupakan hewan yang sedari awal lahir dalam penangkaran. Kemudian, kesejahteraan hewan di dalam kebun binatang semakin dipikirkan matang-matang. Dari yang semula hanya disediakan makanan dan kandang kecil dari jeruji besi, kini kita dapat melihat banyak contoh kebun binatang yang menerapkan kandang luas yang relatif cukup mengakomodasi kebutuhan hewan.

Sebenarnya, ada juga peran kebun binatang dalam konservasi. Lewat penelitian yang dilakukan di sana, berbagai rilis soal karakteristik ataupun ciri fisik dari hewan tertentu jelas membantu tim konservasi alam untuk mendukung program yang sedang dijalani. Hanya saja, pelepasliaran hewan yang lahir di dalam kebun binatang memang sedari awal bukan termasuk dalam bantuan konservasi yang ditawarkan.

2. Faktor yang menyebabkan hewan dari kebun binatang tak bisa dilepas ke alam

sosok jaguar di Kebun Binatang Chapultepec (commons.wikimedia.org/Katie Chan)
sosok jaguar di Kebun Binatang Chapultepec (commons.wikimedia.org/Katie Chan)

Ada beberapa faktor kuat yang menyebabkan hewan yang lahir di kebun binatang itu tidak boleh atau tidak bisa dilepaskan ke alam liar. World Animal Protection melansir kalau salah satu faktor paling berpengaruh ialah soal kemampuan atau insting bertahan hidup hewan kelahiran kebun binatang yang sangat rendah. Sedari lahir, hewan di kebun binatang itu tak perlu repot untuk mencari makan ataupun menghindari kejaran predator. Karena itu, ada kekhawatiran kalau mereka tak dapat memperoleh makanan atau jadi target mudah yang jelas membuat pelepasliaran itu jadi percuma.

Kondisi ini sama sekalipun pada hewan karnivor ataupun herbivor. Bagi karnivor kelahiran kebun binatang, sangat fatal kalau mereka tidak bisa berburu ketika dilepasliarkan. Itu karena di kebun binatang mereka sama sekali tidak terlatih. Sementara, bagi herbivor, mereka justru hanya akan jadi target buruan yang mudah ataupun sulit berbaur dengan sesama jika tergolong hewan sosial.

Kekhawatiran lain terkait dengan psikologis hewan yang lahir di kebun binatang atau penangkaran. Insting liar dan wawas diri dari hewan tersebut bisa dibilang sangat minim. Kondisi kebun binatang terbatas dan cenderung tidak memunculkan bahaya alami bagi hewan yang ada di dalamnya. Ketika hewan dilepas ke alam, bisa jadi mereka jadi sama sekali tidak waspada dengan lingkungan sekitar. Apalagi, hewan yang sudah terlalu banyak berinteraksi ataupun melihat manusia tak cocok untuk dilepasliarkan karena sangat rentan jadi korban perburuan liar. 

Faktor lain dapat terkait dengan kesejahteraan hewan. Kadang, hewan yang ada di kebun binatang itu merupakan hewan hasil perburuan liar yang diselamatkan. Masalahnya, tak semua hewan hasil perburuan liar itu dapat dikembalikan ke alam. Animals Asia melansir kalau tak jarang hewan itu datang dalam kondisi fisik difabel ataupun mental yang terganggu akibat trauma yang diterima. Alhasil, hewan yang diselamatkan dari perburuan liar dalam kondisi tersebut akan menghabiskan sisa waktunya di dalam kebun binatang ataupun penangkaran karena sangat sulit untuk bertahan sendiri di alam.

3. Namun, tetap ada pelepasliaran hewan asal kebun binatang

Buaya jadi salah satu contoh hewan asal kebun binatang yang bisa dilepasliarkan ke alam. (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)
Buaya jadi salah satu contoh hewan asal kebun binatang yang bisa dilepasliarkan ke alam. (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Meski tak lazim, bukan berarti tak ada sama sekali hewan langka yang lahir di kebun binatang yang dilepasliarkan ke alam. Ada pengecualian bagi beberapa kelompok hewan, semisal reptil, ikan, dan amfibi yang cenderung dapat dilepasliarkan dari kebun binatang, dilansir BBC Earth. Pelepasliaran mamalia memang cenderung lebih mustahil dilakukan karena faktor kompleksitas perilaku pada kelompok hewan ini.

Reptil, ikan, dan amfibi, di sisi lain, lebih mudah dilepasliarkan karena sedari awal kelompok hewan ini sudah mandiri tanpa perlu banyak peran induk serta manusia untuk membantu proses pertumbuhan mereka. Apalagi, proses reproduksi kelompok hewan tersebut sangat cepat dan banyak sehingga sangat memungkinkan bagi kebun binatang untuk melepasliarkan. Akan tetapi, tentunya kebun binatang tetap akan memastikan hewan-hewan yang dilepasliarkan itu sudah memenuhi standar tertentu yang terkait dengan kesejahteraan hewan tersebut di alam liar nantinya.

Pada akhirnya, pelepasliaran hewan dari kebun binatang itu memang sangat terbatas dan lebih banyak diperdebatkan. Earth.Org melansir kalau kebun binatang tidak boleh dipandang sebagai satu-satunya cara konservasi karena masih ada beberapa isu soal kesejahteraan hewan yang perlu dilakukan. Upaya konservasi in situ atau langsung di habitat alami hewan terancam punah jelas tetap jadi hal paling utama yang harus kita lakukan kalau benar-benar serius untuk menjaga kelestarian mereka.

Pelestarian secara in situ itu jelas dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya mencegah kerusakan habitat secara masif, melarang dan menindak segala bentuk perburuan liar, sampai memastikan kondisi hewan terancam punah itu tetap sehat. Dengan begitu, mereka dapat berkembang biak dengan baik. Pada akhirnya, semua pihak, termasuk kebun binatang, harus bekerja sama ketika hendak melakukan konservasi pada hewan-hewan terancam punah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us