Mengenal 5 Fakta Al-Zahrawi, Bapak dari Ilmu Bedah Modern 

Dia menjadi pionir dan penemu beberapa teknik bedah 

Sebelum zaman Al-Zahrawi, medis belum sepenuhnya dipandang dari segi ilmu pengetahuan. Barulah di era Al-Zahrawi, ilmu medis mulai dikembangkan dari sisi ilmu pengetahuannya. 

Al-Zahrawi sendiri adalah salah satu sosok yang memegang peran penting dalam perkembangan ilmu medis saat itu. Ia menemukan banyak hal dalam ilmu medis, khususnya dalam ilmu bedah.

Kemampuan dan penemuannya diakui oleh orang dari berbagai generasi. Sehingga tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai bapak ilmu bedah modern. Penasaran dengan sosoknya? Berikut 5 hal yang perlu kamu ketahui tentang Al-Zahwari.

1. Mengabadikan 50 tahun hidupnya di dunia medis dan dikenal sebagai dokter yang adil

Mengenal 5 Fakta Al-Zahrawi, Bapak dari Ilmu Bedah Modern ilustrasi dokter (unsplash.com/ Sasun Bugdaryan)

Dilansir Muslim Heritage, Al-Zahrawi memiliki nama lengkap Abu al-Qasim al-Zahrawi atau dikenal juga dengan Albucasis dalam bahasa Latin. Ia lahir pada tahun 936 di Madinat al-Zahra, suatu wilayah dekat Cordoba. Al-Zahrawi menghabiskan 50 tahun hidupnya untuk belajar dan berkarir sebagai dokter di Cordoba, yang saat itu menjadi pusat dari ilmu pengetahuan dunia. 

Ia menjadi dokter di beberapa rumah sakit di Cordoba, termasuk menjadi dokter di Istana Sultan Khalifah Abd Ar-Rahman III an-Nasir. Selama menjadi dokter, ia sebagai sosok yang telaten, ahli, dan menangani pasien secara adil, tanpa memandang status sosial dan ekonominya.

2. Menjadi pionir dan penemu dalam berbagai teknik ilmu bedah dan alat bedah.  

Mengenal 5 Fakta Al-Zahrawi, Bapak dari Ilmu Bedah Modern ilustrasi pembedahan (unsplash.com/Jafer Ahmed)

Al-Zahrawi dikenal dengan kemampuan bedahnya yang hebat. Dilansir The Famous People, Ia merupakan spesialis dalam kauterisasi, pengobatan menggunakan panas untuk mematikan sel atau jaringan abnormal.

Al-Zahrawi juga dikenal karena menjadi pionir dalam beberapa teknik bedah. Dia menjadi ahli bedah pertama yang melakukan operasi tiroidektomi (pengangkatan kelenjar tiroid). Ia juga yang mempionirkan diagnosa penyakit saraf dan pembedahan saraf.

Ia menjadi dokter pertama yang mengidentifikasi penyakit hemofilia secara rinci dan kehamilan ektopik, kehamilan yang terjadi di luar rahim. Ia juga mendeskripsikan penyembuhan patah tulang, pengangkatan batu ginjal, diagnosa masalah saraf, pembedahan pembuluh darah, dan banyak lagi.

Selain itu, ia juga menemukan beberapa alat bedah untuk membantu proses operasi. Seperti penggunaan catgut, benang yang terbuat dari jaringan usus hewan, sebagai benang jahit operasi. Lalu beberapa alat untuk memeriksa uretra, alat untuk melepas objek asing dari tenggorokan, telinga, dan organ tubuh lain.

3. Membuat kitab al-Tasrif yang berisi pengetahuan dan pengalamannya di bidang ilmu medis dan bedah

Mengenal 5 Fakta Al-Zahrawi, Bapak dari Ilmu Bedah Modern kitab al-Tasrif karangan Al-Zahrawi (twitter.com/historyno1)

Selama 50 tahun ia berkarir sebagai dokter dan ahli bedah, Al-Zahrawi terkenal rutin mendokumentasikan aktivitasnya ke dalam tulisan. Dan dari tulisan itu lahirlah kitab al-Tasrif li man ajaz an-il-talif atau yang lebih dikenal dengan kitab al-Tasrif.

Dilansir History of Islam, kitab al-Tasrif sendiri membahas berbagai percabangan dari ilmu medis, seperti farmakologi, kebidanan, pembedahan tulang, penyakit mata, psikoterapi, diet dan nutrisi, ilmu bedah, dan lainnya.

Kitab ini sendiri terdiri dari 30 volume dengan total 1.500 halaman. Dalam kitab al-Tasrif, Al-Zahrawi telah mendeskripsikan 300 macam jenis penyakit lengkap dengan detail gejala dan penanganannya.

4. Sebagian besar kitab al-Tasrif membahas tentang ilmu bedah secara detail dan komprehensif

Mengenal 5 Fakta Al-Zahrawi, Bapak dari Ilmu Bedah Modern volume ke 30 al-Tasrif tentang alat medis (twitter.com/zulfiqarahmed69)

Pada masa itu, kitab al-Tasrif dianggap sebagai buku medis pertama yang membahas ilmu bedah secara detail, lengkap dengan ilustrasinya. Dilansir Jurnal Annals of Saudi Medicine yang terbit pada 2007, dalam al-Tasrif, Al-Zahrawi menjabarkan berbagai macam proses operasi, mulai dari operasi mata, tenggorokan, pembuluh darah, patah tulang, kandung  kemih, cedera kepala, gigi, hingga tumor kulit.

Tak hanya proses operasi, Al-Zahrawi juga membahas khusus tentang alat bedah di volume terakhir bukunya yang berjudul on surgery. Dalam volume terakhir al-Tasrif, ia menjabarkan 200 alat bedah lengkap dengan cara penggunaan dan ilustrasinya.

5. Kitab al-Tasrif menjadi panduan di dunia medis selama lebih dari 5 abad!  

Mengenal 5 Fakta Al-Zahrawi, Bapak dari Ilmu Bedah Modern ilustrasi teknik bedah peninggalan Al-Zahrawi (unsplash.com/Artur Tumasjan)

Tak diragukan lagi, kitab al-Tasrif merupakan peninggalan paling berpengaruh dari Al-Zahrawi. Saking berpengaruhnya, dilansir Amust, kitab tersebut diterjemahkan ke berbagai macam bahasa. Pertama kali diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard of Cremona. Kemudian diterjemahkan ke berbagai macam bahasa, seperti Inggris dan Prancis.

Ahli medis dari Prancis di abad ke-14, Guy de Chauliac, bahkan mensitasi buku karya Al-Zahrawi lebih dari 200 kali. Tak hanya itu, metode kochers untuk menangani dislokasi tulang bahu dan walcher position untuk mempermudah persalinan, merupakan peninggalan dari kitab al-Tasrif.

Perjalanan Al-Zahrawi sendiri berakhir di tahun 1013, ia meninggal di umur 77 tahun. Walaupun ia telah tiada, Al-Zahrawi telah meninggalkan ilmu yang menjadi pionir perkembangan ilmu bedah modern hingga hari ini. Membuatnya diakui sebagai bapak ilmu bedah modern.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Sistem Golongan Darah Baru, Namanya 'Er'!

Pradhipta Oktavianto Photo Verified Writer Pradhipta Oktavianto

Seorang penulis random yang hobi mengembara dan mencintai alam

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya