Dokter Yunani bernama Hippokrates dari sekolah kedokteran Kos hidup dari tahun 460 SM sampai 375 SM. Hippokrates mendapat pujian sebagai salah satu orang pertama yang melihat penyakit dengan cara ilmiah daripada supernatural. Dia berpendapat bahwa menyembuhkan penyakit membutuhkan perawatan yang tepat bukan dengan cara pengabdian kepada para dewa.
Hippokrates mengabdikan hidupnya untuk menciptakan sekolah kedokteran intelektual pertama, dan ia mendapatkan julukan "Bapak Kedokteran". Hippokrates dan murid-muridnya menghasilkan 60 dokumen medis yang masih dipertahankan sampai sekarang dan disatukan oleh konsep "pikiran yang sehat ada dalam tubuh yang sehat".
Hippokrates menduga bahwa penyakit terjadi dalam empat elemen dasar: udara, tanah, air, dan api. Hippokrates dan murid-muridnya mengaitkannya dengan empat humor pada manusia: dahak, empedu hitam, empedu kuning, dan darah. Dengan kata lain, penyakit berasal karena terlalu banyak hal buruk yang berhubungan dengan ketidakseimbangan humor.
Untuk memperbaikinya, dibutuhkan beberapa pilihan pengobatan yang sangat tidak menyenangkan, seperti pembersihan, katarsis, diuresis, dan buang darah (veneseksi). Akan tetapi, proses mengeluarkan darah sebagai pengobatan utama, tidak diyakini betul sampai seorang tokoh medis abad pertama bernama Galenus dari Pergamon hadir. Ia menyimpulkan bahwa darah adalah penyebab dari 99 persen penyakit. Segera, semua orang mempercayainya. Mari kita menjelajahi sejarah buang darah (bloodletting).