Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Spesies Burung dari Famili Philepittiide yang Hidup di Madagaskar 

ilustrasi yellow- bellied sunbird-asity (id.wikipedia.org/Dubi Shapiro)

Pulau Madagaskar tak hanya terkenal dengan mamalia dan keanekaragaman hayatinya yang unik, tetapi juga menjadi rumah bagi sekelompok burung eksotis yang sangat menarik. Di antara berbagai spesies burung yang menghuni pulau ini, famili Philepittiide menjadi salah satu yang paling memukau dengan keunikan dan penampilannya yang mencolok. Philepittiide, yang termasuk dalam ordo Passeriformes, terdiri dari empat spesies burung hutan kecil yang hanya dapat ditemukan di Madagaskar.

Yang membuat famili ini istimewa adalah dimorfisme seksual yang jelas terlihat, di mana burung jantan memiliki warna cerah dengan pial biru atau hijau di sekitar mata saat musim kawin, sementara betina memiliki warna yang lebih sederhana dengan dominasi kuning kehijauan. Memiliki penampilan yang nyentrik dengan warna-warni yang eksotis, inilah empat spesies burung dari famili Philepittiide yang hanya dapat ditemukan di Madagaskar. Simak ulasannya!

1. Velvet asity

Ilustrasi velvet asity (inaturalist.org/olegrozhko)

First of all, velvet asity menunjukkan dimorfisme seksual yang mencolok dalam penampilannya. Burung jantan dewasa, dengan panjang tubuh 14-16,5 cm, memiliki bulu hitam beludru yang menutupi hampir seluruh tubuhnya, hanya dihiasi bintik kuning kecil di lipatan sayap. Corak paling nyentrik dari jantan adalah pial hijau limau cerah yang memanjang dari penutup telinga ke dahi, berakhir dengan tanduk di atas pangkal paruh, ditambah garis biru sempit yang anggun di atas mata.

Sementara itu, betina dewasa mempunyai pola warna yang berbeda, dengan bagian atas tubuh berwarna hijau zaitun gelap dari mahkota hingga mantel, serta ekor dan sayap yang didominasi warna cokelat keabu-abuan gelap dengan sentuhan hijau zaitun. Bagian bawah tubuhnya dihiasi warna hijau kekuningan pucat dengan pola garis-garis yang lebih gelap.

Dari segi perilaku dan status konservasi, velvet asity memainkan peran penting dalam ekosistemnya sebagai penyebar biji yang efektif. Burung ini memiliki pola makan yang beragam, meskipun sebagian besar bergantung pada buah-buahan, mereka juga mengonsumsi nektar dan berbagai jenis artropoda untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kabar baiknya, menurut IUCN, spesies ini saat ini diklasifikasikan sebagai yang tidak mengkhawatirkan (least concern).

2. Schlegel's asity

ilustrasi schlegel's asity (inaturalist.org/carmelo_lopez)

Selanjutnya, schlegel's asity merupakan burung kecil yang menarik dengan bentuk tubuh gemuk dan panjang tubuh berkisar antara 12,5 hingga 14 cm. Burung ini menunjukkan dimorfisme seksual yang jelas, di mana jantan dewasa yang sedang dalam musim kawin memiliki mantel atas dan bagian bawah berwarna kuning cerah yang kontras dengan bagian atas tubuh lainnya yang berwarna hijau zaitun. Selain itu, kepalanya berwarna hitam dengan pial biru atau hijau yang mencolok di sekitar mata. Betina dewasa memiliki penampilan yang lebih sederhana, mirip dengan jantan di luar musim kawin, dengan ciri khas berupa lingkaran mata berwarna oranye-kuning.

Habitat schlegel's asity tersebar di berbagai tipe hutan, mulai dari hutan hujan tropis yang kering di wilayah barat laut, hutan gugur di wilayah barat, hingga hutan kering yang berdekatan dengan daerah lembab atau terlindung. Akan tetapi, masa depan spesies ini mulai mengkhawatirkan karena populasinya kian menurun akibat kerusakan habitat yang berkelanjutan. Kondisi ini telah mendorong IUCN untuk memasukkan schlegel's asity ke dalam daftar merah dengan status hampir terancam (near threatened).

3. Common sunbird-asity

ilustrasi common sunbird-asity (inaturalist.org/avocat)

Berikutnya, common sunbird-asity adalah burung mungil yang memesona dengan ukuran tubuh hanya berkisar 9,5 hingga 10,5 cm dan bobot ringan antara 6,4 hingga 7 gram. Burung jantan dalam masa kawin menampilkan keindahan warna yang luar biasa, dengan bagian atas tubuh berwarna biru tua metalik yang berkilauan. Keindahannya semakin sempurna dengan bulu-bulu punggung dan penutup sayap bagian dalam yang memiliki pinggiran biru berkilau, serta bulu primer yang dihiasi jumbai kuning mencolok.

Burung yang menawan ini menunjukkan perilaku makan yang menarik, dengan makanan utama berupa nektar bunga dengan serangga-serangga kecil sebagai tambahan protein. Pola pergerakannya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan nektar, menyebabkan spesies ini melakukan migrasi musiman mengikuti kelimpahan sumber makanannya. Nah, spesies ini masuk dalam kategori least concern atau resiko rendah, menandakan bahwa populasinya masih dalam kondisi yang stabil di alam liar.

4. Yellow- bellied sunbird-asity

ilustrasi yellow- bellied sunbird-asity (id.wikipedia.org/Dubi Shapiro)

Terakhir, yellow-bellied sunbird-asity ialah burung mungil dengan panjang tubuh hanya sekitar 9-10 cm yang memiliki dimorfisme seksual yang mencolok. Burung jantan mempunyai pial yang menjadi semakin menonjol selama musim kawin. Berbeda dengan jantan, betina memiliki penampilan yang jauh lebih sederhana tanpa ornamen pial tersebut. Proses reproduksi burung ini juga unik, di mana betina bertelur dua butir dan kemungkinan besar mengerami telurnya sendiri.

Burung ini memiliki jangkauan habitat yang sangat terbatas. Kendatipun keberadaannya tercatat di beberapa taman nasional dan cagar alam yang dilindungi, populasinya terus mengalami penurunan dengan estimasi hanya sekitar 15.000 hingga 30.000 individu yang tersisa. Situasi ini telah mendorong IUCN untuk mengkategorikan yellow-bellied sunbird-asity sebagai spesies rentan (vulnerable).

Keempat spesies burung dari famili Philepittiide menunjukkan karakteristik fisik yang memukau, ya. Semoga ada perhatian khusus untuk menjaga kelestarian habitat keempat spesies burung Philepittiide yang hanya ada di Madagaskar ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us