4 Spesies Reptil di Kalimantan, Ada Spesies Endemik Dilindungi

Kalimantan adalah salah satu pulau terbesar di dunia. Wilayah seluas itu tersebar berbagai spesies hewan mulai dari primata seperti orang utan kalimantan, lutung merah, owa dan lain sebagainya. Salah satu yang ikonik adalah pesut mahakam merupakan hewan endemik di Kalimantan Timur berada di Sungai Mahakam.
Artikel ini akan berfokus pada spesies reptil yang berada di salah satu pulau dianggap paru-paru dunia tersebut. Apakah ada hewan endemik Kalimantan? Mari baca selengkapnya.
1.Biawak tanpa telinga

Biawak tanpa telinga (lanthanotus borneensis) adalah spesies kadal yang endemik di pulau Kalimantan termasuk dalam famili lanthanotidae. Mereka ditemukan di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia.
Biawak tanpa telinga pertama kali ditemukan di bawah sampan daun di daerah sungai berbatu di daerah Landak, Kalimatan Barat pada 30 Mei 2008. Habitat mereka di dataran rendah dekat sungai berbatu, rawa-rawa, hutan hujan, lahan pertanian, perkebunan kelapa sawit bahkan dilaporkan ditemukan di sawah.
Biawak tanpa telinga mempunyai panjang mencapai 30 cm dengan ciri seperti ular yang bisa menjentikkan lidahnya yang bercabang. Ekornya berbentuk gerigi seperti buaya dan kakinya pendek dilengkapi dengan kuku yang tajam.
Mereka tidak lincah, namun dapat melompat dengan begitu cepat ketika terkejut. Tak seperti biawak pada umumnya, biawak tanpa telinga dapat menelan mangsanya saat terendam di bawah air. Makanannya seperti krustasea dan ikan, jelas Animalia bio.
2.Kura-kura byuku

Dilansir Rekoforest, kura-kura byuku atau kura-kura raksasa malaysia atau kalimantan termasuk dalam famili geoemydidae. Hewan ini tersebar di Kalimantan Barat, Sumatera bagian timur dan Semenanjung Barat Malaysia. Mereka menghuni danau besar, rawa dan sungai berarus lambat.
Panjang kura-kura ini mencapai 80 cm, beratnya 50 kg dan mempunyai kaki berselaput besar menyerupai dayung dan cakarnya panjang dan tebal. Karapasnya halus dan lonjong berwarna hitam atau cokelat tua. Sedangkan plastronnya berwarna cokelat kekuningan cenderung pucat maupun putih pucat.
Jantan mempunyai ekor lebih panjang dan tebal dibandingkan kepunyaan betina. Kura-kura byuku bersifar piscivora artinya mereka bergantung pada ikan sebagai sumber makanan utamanya dan memakan vertebrata. Kura-kura byuku menghabiskan sebagian besar waktunya di air dan jarang keluar.
Kura-kura byuku (orlitia borneensis) adalah spesies hewan secara resmi dilindungi oleh undang-undang di Indonesia. Meskipun begitu, kura-kura byuku tetap diekspor dalam jumlah besar dari Indonesia. Mereka dincar untuk menjadi makanan atau menjualnya ke China.
3.Buaya muara

Buaya muara (crocodylus porosus) tersebar di mana-mana seperti Australia, Papua Nugini, Filipina, Vietnam, Indonesia (Kalimantan), Vanuatu, Kepulauan Solomon dll. Mereka beradaptasi di sungai, air tawar dan rawa.
Buaya muara adalah salah satu reptil terbesar saat ini. Dibuktikan dengan ukurannya hingga 7 m dan kepalanya sangat besar disertai tonjolan mata. Buaya muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dan bintik-bintik pada tubuh dan ekor serta memiliki rahang yang kuat dengan 60 gigi.
Buaya betina menghasilkan telur 60 hingga 90 butir. Kemudian, telurnya ditaruh di sarangnya terbuat dari lumpur dan tanaman. Betina melindungi sarangnya dari predator dan manusia. Sedangkan jantan meninggalkan keluarganya hingga anak-anaknya menetas, jelas Animaldiversity.
4.Ular terbang

Alasan disebut ular terbang, ular ini dapat melompat dari pohon ke pohon dengan leluasa membentuk huruf S di udara. Mereka dapat meluncur dengan kecepatan hingga 25 mil per jam. Nama ilmiahnya adalah chrysopelea ornate. Chryso artinya ‘emas’ diambil dari bahasa Yunani.
Ular terbang ditemukan di Asia Selatan: India, Srilanka, dan sebagian Asia Tenggara termasuk Indonesia (Kalimantan). Di Kalimantan, jenis ular terbang yang ditemukan adalah ular terbang firdaus.
Mereka berburu di siang hari cenderung mengincar mangsa dengan kepala berdiameter besar daripada si ular. Mangsanya meliputi hewan pengerat, kelelawar, burung, kadal dan ular kecil, dikutip A-z animals.
Ular ini bertubuh ramping dengan panjang 3 kaki dan beratnya 2 pon. Moncongnya lancip dan matanya besar serta gelap. Racun ular terbang tidak mengancam jiwa manusia, namun gigitannya menimbulkan rasa sakit dan bengkak.
Dalam suatu kasus pada 2024 ini, ditemukan ular terbang di Kalimantan Tengah yang hampir masuk rumah warga. Di tahun yang sama di Kalimantan Selatan, telah dievakuasi seekor buaya muara oleh BKSDA Kalimantan Selatan untuk ditempatkan di sebuah kandang untuk menjalani karantina.
Dengan fakta ini kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki fauna beragam, yuk kita jaga populasinya dengan menjaga lingkungan hidupnya.