6 Spesies Rusa dari Famili Cervidae, Menjadi Lambang Kerajaan

Famili Cervidae, yang umumnya disebut sebagai "famili rusa", terdiri dari 23 genera yang berisi 47 spesies. Famili Cervidae menaungi beragam spesies mamalia berkuku genap yang dikenal dengan keindahan dan keanggunannya.
Tanduk yang dimiliki oleh sebagian besar jantan dari famili Cervidae menjadi ciri khas yang membedakan mereka dari mamalia lainnya. Yuk, berkenalan lebih dekat dengan enam spesies rusa menarik dari famili Cervidae!
1. Axis porcinus

Axis porcinus memiliki tubuh yang relatif kecil dan ramping dibandingkan spesies rusa lainnya. Bulunya berwarna cokelat kemerahan dengan perpaduan putih yang khas. Tanduknya pendek dan bercabang sedikit.
Axis porcinus banyak ditemukan di hutan-hutan tropis dan subtropis Asia Selatan dan Tenggara. Namun, tekanan perburuan dan konversi habitat padang rumput untuk keperluan pertanian telah berkontribusi terhadap penurunan spesies ini, yang mungkin sekarang masih ada di dua negara di Asia Tenggara, yaitu Thailand dan Kamboja. Kemungkinan besar spesies ini telah punah di Myanmar, Laos, dan Vietnam. Di luar wilayah tersebut, spesies ini masih ditemukan di Pakistan, India, Nepal, Bhutan, dan Bangladesh, dipaparkan Ecology Asia.
2. Blastocerus dichotomus

Mengutip Animal Diversity, Blastocerus dichotomus adalah rusa terbesar kedua di Amerika Selatan setelah moose. Bulunya berwarna cokelat kemerahan di musim panas, berubah menjadi cokelat tua di musim dingin. Ekornya berwarna oranye kemerahan, lebat, dan panjangnya 10-15 cm. Blastocerus dichotomus memiliki kaki besar dengan selaput elastis di antara kukunya, yang dapat membantu mencegahnya tenggelam di lumpur habitat rawa yang mereka sukai.
Blastocerus dichotomus hidup di daerah rawa-rawa, padang rumput, dan hutan terbuka di Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay. Blastocerus dichotomus adalah perenang yang ulung. Mereka sering menghabiskan waktu di dalam air untuk menghindari predator.
3. Capreolus capreolus

Capreolus capreolus memiliki ukuran tubuh yang sedang dan bulu yang berwarna cokelat kemerahan pada musim panas dan cokelat keabu-abuan pada musim dingin. Tanduknya pendek dan bercabang sedikit.
Capreolus capreolus tersebar luas di Eropa, mulai dari Skandinavia hingga Mediterania. Menurut Woodland Trust, mereka merupakan spesies hutan, tetapi akan menjelajah ke ladang dan lahan pertanian untuk mencari makan. Mereka terkadang dapat terlihat di ruang hijau perkotaan, seperti kuburan dan lapangan golf, asalkan ada tempat berlindung untuk bersembunyi dan gangguan terbatas dari manusia.
4. Cervus elaphus

Cervus elaphus adalah salah satu spesies rusa yang paling terkenal. Bulunya berwarna cokelat kemerahan, dengan warna yang bervariasi tergantung pada subspesies dan musim. Cervus elaphus jantan dewasa tingginya 120-150 cm dan beratnya antara 170 dan 220 kilogram. Cervus elaphus betina jauh lebih kecil, tingginya 100-120 cm dan beratnya 90 hingga 130 kilogram. Setelah tanduknya rontok, rusa jantan dapat dikenali dari tubuhnya yang besar dan kekar, dadanya yang kuat, dan lehernya yang kuat, dilansir Wald Wissen.
Cervus elaphus memiliki distribusi yang sangat luas, mulai dari Eropa hingga Asia Tengah. Cervus elaphus adalah simbol kebangsaan Skotlandia. Mereka sering disebut sebagai "red deer" atau "noble deer".
5. Dama mesopotamica
Dama mesopotamica memiliki tubuh yang ramping dan bulu yang berwarna cokelat kemerahan dengan bintik-bintik putih. Dama mesopotamica lebih besar dari rusa bera, dan tanduk mereka lebih besar dan kurang menjari. Rusa ini memiliki kaki yang kuat dan sangat cepat.
Dama mesopotamica terancam punah akibat perburuan dan hilangnya habitat. Diinformasikan oleh Animalia Bio bahwa sekarang, mereka hanya tinggal tersisa sekitar 250 ekor saja dan hanya bisa ditemukan di habitat kecil di Khuzestan, Iran selatan, dua kawasan lindung Mazandaran (Iran utara), satu wilayah di Israel utara, satu pulau di Danau Urmia di Iran barat laut, dan mungkin di beberapa bagian Irak.
6. Hippocamelus bisulcus

Melansir The Ultimate Ungulate, Hippocamelus bisulcus hidup di daerah pegunungan terjal di Andes selatan. Biasanya mereka ditemukan di ketinggian antara 900 dan 1.700 m di atas permukaan laut. Sayangnya, mereka tidak dapat bertahan hidup di daerah dengan lapisan salju lebih dari 30 cm. Habitat pilihan mereka seperti daerah dengan semak lebat dan hutan beriklim sedang.
Hippocamelus bisulcus memiliki bulu yang tebal dan panjang untuk melindungi diri dari suhu dingin di pegunungan Andes. Bulunya berwarna cokelat keabu-abuan dengan leher dan perut yang lebih pucat. Tanduknya pendek dan melengkung.
Hippocamelus bisulcus bisa ditemukan di Peru, Bolivia, Chile, dan Argentina. Hippocamelus bisulcus adalah salah satu spesies rusa yang paling sedikit diketahui. Mereka sangat sulit untuk diamati karena hidup di daerah yang terpencil dan bercuaca ekstrem.
Keenam spesies rusa di atas hanya sebagian kecil dari keragaman spesies rusa yang ada di dunia. Masing-masing spesies memiliki ciri khas, habitat, dan adaptasi yang unik. Sayangnya, banyak spesies rusa yang terancam punah akibat perburuan, hilangnya habitat, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, upaya konservasi sangat penting untuk menjaga kelestarian spesies-spesies ini.