Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenali 7 Tanda Keberadaan Satwa di Hutan, dari Jejak hingga Suara

ilustrasi hewan di hutan (pexels.com/Wild Shots By Irina)

Saat menjelajah di hutan, pastinya ada suatu momen tidak beruntung ketika ingin melihat satwa liar secara langsung. Setiap satwa memiliki keunikan masing-masing, kehadiran mereka sering kali meninggalkan jejak atau tanda yang bisa dikenali dan dipelajari. Mulai dari tapak kaki, suara, hingga aroma khas satwa. Semua ini merupakan petunjuk dasar keberadaan satwa di dalam hutan. Dengan memahami tanda-tanda ini, kita bisa lebih menghargai keberagaman satwa yang hidup di habitat alaminya.

Belajar mengetahui keberadaan satwa juga penting untuk menjaga keselamatan dan pengalaman eksplorasi ketika sedang berada di hutan. Selain itu, mengenali tanda-tanda ini bisa membantu belajar lebih banyak tentang perilaku hewan tanpa harus mengganggu mereka. Yuk, simak tujuh tanda keberadaan satwa di hutan yang mudah dikenali berikut ini!

1.Jejak tapak di tanah

ilustrasi jejak kaki hewan di tanah (pexels.com/Victor C.)

Jejak tapak atau kaki di tanah menjadi hal paling umum dalam mengenali keberadaan satwa. Tanda ini juga mempermudah dalam mengenali keberadaan jenis satwa di hutan. Dilansir dari Animal Tracks and Traces, ketika mencari tanda-tanda hewan, hal yang perlu dibawa adalah penggaris ukur serta buku catatan kecil sebagai panduan dalam mengidentifikasi keberadaan satwa. Buku catatan berguna dalam mencocokan jejak yang ditemukan berdasarkan panduan mengenali jejak keberadaan satwa.

Kemudian ketika memutuskan jenis satwa berdasarkan jejak yang ditinggalkan, juga perlu diukur menggunakan mistar khusus atau lewat perkiraan ukuran. Hal ini dilakukan guna mengidentifikasi dengan cermat ukuran hewan dan perkiraan, apakah hewan tersebut tergolong masih kecil atau sudah dewasa.

2.Kotoran atau feses satwa

ilustrasi kotoran hewan (pexels.com/Vladimir Srajber)

Dilansir dari Atlas Obscura, melihat bentuk dan isi kotoran dapat menjadi cara efektif untuk mengenali jenis hewan yang ada di kawasan hutan. Masing-masing spesies hewan memiliki ciri khas dari segi bentuk dan jenis makanan yang mereka makan. Contohnya, isi kotoran atau feses, buah peri pada kotoran beruang atau bulu tulang belulang pada kotoran burung pemangsa, juga menjadi salah satu petunjuk tambahan.

Misalnya ketika ingin mengidentifikasi spesies endemik Anoa, yang merupakan satwa endemik asal Sulawesi Selatan. Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, menjelaskan kunci keberadaan anoa di hutan dengan melihat ciri dari kotoran yang ditinggalkan. Feses yang ditinggalkan terdapat biji-bijian, yang merupakan makanan dari berbagai jenis tumbuhan baik daun ataupun buah.

3.Bekas cakaran di pohon

ilustrasi cakaran hewan di pohon (pexels.com/Photo Collections)

Bekas cakaran di pohon juga menjadi petunjuk umum dalam mengidentifikasi satwa dengan mudah. Tanda ini tidak hanya sekadar sebagai tanda pengenal dari hewan, tetapi juga sebagai tanda teritorial hewan di dalam hutan. Dilansir dari Wildlife SOS, tidak hanya  bekas cakaran, hewan juga menandai wilayahnya dengan urin, kotoran, sebagai petunjuk keberadaan batas teritorial.

Harimau juga menandai wilayahnya dengan melakukan hal tersebut. Bekas cakaran di pohon juga membantu menjaga kuku dan ketajamannya untuk berburu mangsa. Ketika berada di hutan, jika bertemu dengan tanda bekas cakaran, perlu waspada agar meminimalisir konflik dengan satwa. Selain harimau, hewan yang sering meninggalkan jejak cakaran pohon yaitu beruang, burung, dan kucing hutan.

4.Sarang

ilustrasi orangutan memiliki sarang di pohon (pexels.com/Wesley Klijnstra)

Hutan merupakan rumah tempat tinggal flora dan fauna yang hidup berdampingan satu sama lain. Setiap spesies pastinya punya cara tersendiri dalam membuat sarang, sebagai tempat istirahat dan rumah untuk berkembang biak. Contohnya, ketika mengidentifikasi satwa dilindungi yaitu orangutan, dengan cara mengenali sarangnya.

Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, menjelaskan bagaimana cara mengetahui keberadaan orangutan berdasarkan ciri sarang di pohon. Orangutan sering ditemukan di kawasan hutan rawa gambut. Satwa ini cenderung hidup sendiri dan memiliki pergerakan yang lambat dalam rimbunan pohon di hutan. Sarang merupakan sarana penting bagi kehidupan orangutan yang mempunyai fungsi tertentu. Oleh sebab itu, pohon merupakan rumah yang paling berharga bagi orangutan.

5.Bekas jalur satwa

ilustrasi jalur satwa di hutan (pexels.com/Lauri Poldre)

Ketika berada di rimbunnya hutan, juga dapat ditemukan jejak bekas jalur satwa melintas. Biasanya jalur ini secara alami seperti layaknya jalan setapak. Sepanjang jalur ini, kita dapat mengetahui tapak yang ditinggalkan di tanah dengan cukup jelas. Adanya jalur satwa ini juga memudahkan peneliti dan polisi hutan dalam mengawasi satwa dari ancaman pemburu. Hal ini juga memudahkan dalam pemasangan kamera jebak untuk memantau aktvitas satwa di dalam hutan.

Keberlangsungan jalur satwa juga perlu diperhatikan saat melakukan pembangunan infrastruktur baik jalan, jembatan, maupun irigasi yang dekat dengan kawasan hutan lindung. Seperti halnya yang dilakukan pemerintah saat membangun ruas tol Pekanbaru-Dumai. Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ruas jalan tol Pekanbaru-Dumai juga memperhatikan kelestarian satwa liar dengan membuat terowongan-terowongan lintasan untuk hewan yang dilindungi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mitigasi perlindungan flora dan fauna, hidrologi, ekosistem, secara keseluruhan.

6.Aroma khas

ilustrasi aroma khas hewan (pexels.com/Leah Newhouse)

Setiap jenis hewan yang ada di hutan maupun di sekitar lingkungan kita, pastinya punya aroma khas tersendiri sebagai tanda pengenal keberadaan hewan. Contohnya dari aroma tubuh yang menyengat dan juga kotoran yang ditinggalkan. Aroma khas dari hewan juga berfungsi sebagai pemikat lawan jenis. Hal ini juga memudahkan dalam melakukan perkawinan alami satwa dan menjaga keberlangsungan hidup di kawasan hutan.

7.Suara

ilustrasi suara hewan (pexels.com/Pixabay)

Salah satu cara mengenali keberadaan satwa adalah lewat suara yang mereka keluarkan. Seperti ciri khas dari kicauan burung hingga auman predator. Setiap suara punya keunikan tersendiri, misalnya siamang sering mengeluarkan suara khas seperti panggilan nyaring untuk menandai wilayahnya. Sementara suara derik serangga di malam hari jadi pengiring alami suasana hutan.

Suara satwa di hutan tidak hanya sekadar suara alami kehidupan hutan, tapi juga menjadi petunjuk penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sekeliling kita. Hewan mempunyai insting yang tinggi terhadap reaksi alam, ketika akan terjadi suatu bencana alam. Suara berisik dari monyet atau burung-burung yang tiba-tiba diam, juga sering menjadi tanda kehadiran predator.

Menelusuri tanda-tanda keberadaan satwa di hutan bukan hanya sekadar pengetahuan, tapi juga bisa memperdalam rasa cinta kita terhadap alam. Dari jejak kaki, sarang, hingga suara khas, semuanya memberi gambaran tentang kehidupan alam liar yang begitu kaya. Dengan memahami tanda-tanda ini, kita juga bisa lebih menghormati keberadaan mereka dan menjaga kelestarian habitatnya. Jadi, saat eksplorasi ke hutan, jangan lupa untuk memperhatikan detail kecil yang bisa menjadi petunjuk kehadiran satwa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us