6 Fakta Calabar Ground Python, Ular dengan Ekor Mirip Kepala

- Ekornya benar-benar mirip dengan kepala
- Punya kebiasaan menggulung diri seperti bola
- Ular ini adalah penggali yang andal
Pernahkah kamu membayangkan seekor ular yang memiliki dua kepala? Mungkin terdengar seperti makhluk mitologi atau hasil rekayasa digital. Namun, di belantara Afrika Barat dan Tengah, hidup seekor ular yang seolah memiliki dua kepala, lho! Namanya Calabar ground python (Calabaria reinhardtii).
Ular ini bukanlah hasil editan foto atau makhluk fantasi, melainkan nyata adanya dan memiliki keunikan yang luar biasa. Dengan bentuk tubuhnya yang menipu, ular ini mampu bertahan hidup di alam liar dengan cara yang sangat cerdik. Yuk, kita kenalan lebih jauh dengan si "berkepala dua" ini!
1. Ekornya benar-benar mirip dengan kepala

Salah satu hal paling menakjubkan dari Calabar ground python adalah kemiripan antara ekor dan kepalanya. Secara fisik, ular ini memiliki tubuh silindris dengan ketebalan yang hampir seragam dari kepala hingga ekor. Kepalanya tumpul, begitu pula dengan ekornya, sehingga sulit dibedakan.
Kemiripan ini bukan tanpa alasan. Ini adalah salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri yang sangat efektif. Dilansir Animalia.bio, saat merasa terancam, ular ini akan menyembunyikan kepalanya di dalam gulungan tubuhnya dan mengangkat ekornya, menggerak-gerakkannya seolah-olah itu adalah kepalanya. Predator yang terkecoh akan menyerang ekornya, memberikan kesempatan bagi ular ini untuk melarikan diri. Cerdik banget, ya!
2. Punya kebiasaan menggulung diri seperti bola

Selain strategi "dua kepala", Calabar ground python juga memiliki cara lain untuk melindungi diri, yaitu dengan menggulung tubuhnya menjadi bola yang rapat. Perilaku ini mirip dengan yang dilakukan oleh ular ball python (Python regius). Saat merasa terancam dan strategi ekornya tidak berhasil, ia akan melingkarkan tubuhnya dengan kepala berada di tengah gulungan, terlindungi dengan aman.
Kebiasaan ini, ditambah dengan sifatnya yang sangat jinak dan jarang menggigit, membuatnya menjadi salah satu ular yang populer di kalangan pencinta reptil. Dilansir dari sebuah penelitian di Herpetological Journal, ular ini lebih memilih untuk bertahan secara pasif daripada menyerang saat terganggu.
3. Ular ini adalah penggali yang andal

Sesuai dengan namanya, ground python, ular ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam tanah. Mereka adalah hewan fosorial, atau hewan yang beradaptasi untuk menggali dan hidup di bawah tanah. Mereka membuat terowongan di tanah yang gembur dan di antara serasah daun di hutan hujan tropis.
Berbeda dengan beberapa jenis boa penggali lainnya yang hidup di pasir, Calabar ground python lebih menyukai lingkungan yang lembap dan gembur, seperti di dasar hutan. Kebiasaan ini membuat mereka jarang terlihat di permukaan, sehingga penelitian tentang mereka di alam liar pun menjadi tantangan tersendiri bagi para ilmuwan.
4. Makanan utamanya adalah mamalia kecil

Meskipun hidup di bawah tanah, ular ini adalah predator yang efisien. Makanan utamanya adalah hewan pengerat kecil dan celurut, yang seringkali mereka temukan di dalam sarang bawah tanah mangsanya. Dengan tubuhnya yang silindris dan berotot, mereka dapat dengan mudah menyusup ke dalam liang tikus atau mamalia kecil lainnya.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Herpetological Journal oleh Luiselli dkk. di Nigeria, mengungkapkan bahwa dari spesimen yang diteliti, isi perutnya sebagian besar terdiri dari hewan pengerat dan celurut. Ular ini membunuh mangsanya dengan cara melilit atau konstriksi, khas keluarga ular boa dan sanca.
5. Cara berkembang biaknya tidak biasa

Calabar ground python termasuk dalam kelompok ular boa, namun memiliki cara berkembang biak yang tidak biasa untuk kelompoknya. Mayoritas ular boa melahirkan anak (vivipar), namun ular ini justru bertelur (ovipar). Mereka biasanya hanya mengeluarkan satu atau dua telur, dan jarang sekali tiga.
Yang lebih menakjubkan lagi adalah ukuran telurnya. Telur yang dihasilkan berukuran sangat besar, bahkan berat totalnya bisa mencapai separuh dari berat tubuh induknya. Setelah masa inkubasi selama kurang lebih enam minggu, bayi ular akan menetas dan mulai makan setelah ganti kulit pertama mereka.
6. Merupakan spesies purba dalam keluarganya

Secara taksonomi, posisi Calabar ground python cukup unik. Awalnya, ular ini sempat diklasifikasikan ke dalam genus lain sebelum akhirnya ditempatkan dalam genusnya sendiri, Calabaria. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa ia merupakan cabang kuno dalam keluarga Boidae, yang berarti tidak memiliki kerabat dekat yang masih hidup.
Keunikan ini menjadikannya spesimen yang sangat menarik bagi para herpetolog, ilmuwan yang mempelajari reptil dan amfibi. Keberadaannya memberikan gambaran sekilas tentang sejarah evolusi ular boa dan bagaimana mereka beradaptasi dengan berbagai macam lingkungan di seluruh dunia.
Calabar ground python adalah bukti nyata keajaiban evolusi. Dari ekornya yang menyerupai kepala hingga kebiasaan hidupnya yang tersembunyi, semuanya adalah adaptasi yang sempurna untuk bertahan hidup. Ular ini mengingatkan kita bahwa alam selalu punya cara yang unik dan tak terduga untuk menciptakan kehidupan.


















