Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Tikus Oriental, Orang Sering Mengiranya Ular Kobra

Ular tikus oriental
Ular tikus oriental (commons.wikimedia.org/Raju Kidoor)
Intinya sih...
  • Ular tikus oriental tersebar di banyak negara termasuk Indonesia
  • Ciri fisiknya meliputi ukuran, warna, dan cara menangkap mangsa
  • Ancaman yang dihadapi ular tikus oriental dari predator dan manusia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pytas mucosa ( ular tikus oriental ) pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada 1802 oleh Johann Gottlob Theanus Schenider, herpetolog Jerman. Ular tikus oriental adalah ular non-berbisa terbesar di Asia dengan panjang mencapai 4 m dan merupakan ular terbesar kedua di Sri Lanka.

Ular tikus oriental bersifat diurnal, semi-arboreal dan bergerak cepat. Perilaku defensif ular tikus oriental seringkali menyerupai kobra, tapi bukan kobra. Justru karena hal ini, manusia menganggapnya sebagai kobra yang berbahaya, kemudian membunuhnya.

Ular tikus oriental adalah reptil khas Asia Selatan dan Tenggara termasuk Indonesia. Seberapa bahaya ular tikus oriental terhadap manusia. Penjelasan lengkap bisa kamu baca sekarang.

1. Wilayah persebaran ular tikus oriental di banyak negara termasuk Indonesia

Ular tikus oriental
Ular tikus oriental (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)

Negara tempat ular tikus oriental hidup meliputi Bangladesh, Sri Lanka, India, Nepal, Pakistan, Afghanistan, Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia ( Bali, Jawa dan Sumatra ).

Selain tinggal di dua benua alaminya, ular ini juga ditemukan di China, Iran dan Turkmenistan. Jenis habitat yang dihuni oleh ular tersebut: lantai hutan, lahan basah, sawah, lahan pertanian bahkan di lingkungan manusia mulai dari pinggiran kota, taman kota maupun sekitaran rumah warga.

2. Ciri fisik ular tikus oriental

Ular tikus oriental
Ular tikus oriental (commons.wikimedia.org/Shino Jacob Koottanad)

Ukuran umumnya dengan panjang 1,95 atau 2 m dan berat dari 900 g hingga 2,5 kg. Tubuhnya ramping dan memanjang termasuk kepalanya dengan agak runcing. Warna ular ini bervariasi dari coklat zaitun, abu-abu coklat dan hijau pucat.

Mereka memiliki garis-garis hitam yang agak menonjol di bagian belakang tubuhnya serta ekor. Bagian perut terlihat pucat dan sisik punggungnya halus membuat gerakannya lebih gesit di pepohonan dan tanah. Matanya besar dengan pupil bulat dan ekornya panjang.

3. Tidak melilit saat menangkap mangsa

Ular tikus oriental
Ular tikus oriental (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)

Ular tikus oriental adalah reptil diurnal dengan pergerakan sangat cepat ketika menangkap mangsa. Ular ini tidak berbisa dan tidak melilit ketika membunuh mangsa. Ular hanya menduduki dan meremukan tubuh mangsa menggunakan badannya. Itulah bedanya ular ini dengan ular kolubrid lainnya.

Ular tikus oriental memangsa reptil kecil, amfibi, burung dan mamalia. Uniknya, ular tikus oriental juga tertarik dengan berbagai benda yang ada di depannya. Snakeradar menyebut, pada 2008, para ilmuwan mengamati ular tikus di Satara, India mendekati bawang bombai dan menelannya.

Masih di India, ilmuwan melihat seekor ular tikus oriental sedang memakan kain yang dibuang di jalanan Jabalpur kemungkinan kain bekas cuci mobil. Selain itu, ular juga didapati terlihat memakan kaos kaki dan kondom karena mencium aroma yang aneh dan asing baginya.

4. Ancaman yang dihadapi ular tikus oriental

Ular tikus oriental
Ular tikus oriental (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Perilaku defensif ular tikus oriental adalah menggembungkan bagian leher dan mendesis, meniru gerakan khas korba ketika menggembangkan tudungnya. Itu cara ular tikus oriental untuk menghadapi predator. Anak ular rentan diincar oleh burung pemangsa dan kobra raja.

Ular tikus oriental bersikap waspada saat manusia mendekatinya di mana reaksi ular meronta-ronta dengan keras dan tanpa ragu menggigit jika ada celah. Ular yang menggigit manusia dapat meninggalkan gigi yang patah di tangan korban dan menyebabkan luka fatal. Nyatanya, ular ini diburu oleh manusia untuk diambil daging dan kulitnya.

5. Sistem perkawinannya

Ular tikus oriental
Ular tikus oriental (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Pasangan ular kawin di akhir musim semi atau awal musim panas. Ular betina biasanya menghasilkan 6-15 telur per sarang beberapa minggu setelah kawin dengan masa inkubasi 60 hari. Ular baru lahir biasanya memiliki panjang 41 cm.

Ular tikus oriental memiliki ketahanan luar biasa terhadap cuaca dingin dengan suhu 10 derajat celcius. Jantan menetapkan batas wilayah jelajahnya dengan melilitkan tubuhnya. Meskipun bukan kobra, tapi jangan kamu dekati ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Menarik Kucing Caracal yang Ahli Kamuflase

11 Des 2025, 14:55 WIBScience