- Kera besar (simpanse, orangutan)
- Lumba-lumba
- Gajah
- Burung murai Eropa (European magpie)
Apakah Hewan Bisa Mengenali Dirinya di Cermin?

- Tes cermin adalah cara untuk menguji apakah hewan bisa mengenali dirinya sendiri
- Anjing dan kucing tidak mengenali bayangannya di cermin karena prioritas indra dan kebutuhan evolusioner yang berbeda
- Kecerdasan hewan datang dalam banyak bentuk, bukan hanya dari tes cermin saja
Pernah lihat anjingmu menggonggong ke arah cermin seolah bersiap bertarung dengan anjing lain? Atau, kucingmu yang mendadak siaga, menatap bayangan dirinya di cermin dengan ekor mengembang? Momen-momen seperti ini memang lucu, tapi juga membuat kita bertanya-tanya: apakah mereka tahu bahwa yang ada di cermin itu sebenarnya diri mereka sendiri?
Fenomena ini bukan sekadar perilaku lucu hewan peliharaan. Di baliknya, ada penelitian serius yang meneliti bagaimana hewan memahami dunia dan dirinya sendiri. Salah satu cara paling terkenal untuk mengetahuinya adalah tes cermin, sebuah eksperimen yang telah membuka wawasan baru tentang kecerdasan dan kesadaran diri di dunia hewan. Yuk, kita kaji lebih dalam apakah hewan bisa mengenali dirinya di cemrin!
1. Apa itu tes cermin
Tes pengenalan diri melalui cermin (mirror self-recognition test) pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh psikolog Gordon Gallup. Tes ini masih dianggap sebagai standar emas untuk menilai kesadaran diri pada hewan. Caranya sederhana: peneliti memberi tanda di bagian tubuh hewan (biasanya di dahi) yang tidak bisa mereka lihat secara langsung, lalu memperlihatkan cermin di depan mereka. Jika hewan tersebut mencoba menyentuh atau menyelidiki tanda itu di tubuhnya sendiri, berarti ia memahami bahwa bayangan di cermin adalah dirinya.
Hasilnya, hanya beberapa spesies yang secara konsisten berhasil melewati tes ini, seperti:
2. Apakah hewan peliharaan di rumah mengenali bayangannya sendiri di cermin
Anjing dan kucing adalah hewan yang paling banyak dipelihara di rumah. Lantas, apakah mereka mengenali bayangannya sendiri di cermin? Jawabannya, tidak!
Anjing mulanya akan bersemangat saat pertama kali melihat bayangan di cermin. Namun, ini karena anjing menganggap bayangan yang ada di cermin sebagai anjing lain. Setelah menyadari bahwa “anjing di cermin” itu tidak memiliki bau atau reaksi sosial yang wajar, minatnya pun hilang. Beberapa ras yang dikenal cerdas, seperti poodle, kadang menunjukkan ketertarikan lebih lama, tetapi belum ada bukti kuat bahwa mereka benar-benar memahami refleksi itu sebagai diri mereka sendiri.
Sementara itu, kucing menunjukkan perilaku yang lebih rumit. Anak kucing sering bermain dengan bayangannya, tapi kucing dewasa biasanya cepat kehilangan minat. Ini mengindikasikan bahwa mereka mungkin sadar kalau bayangan itu “tidak nyata,” meski belum tentu mengenali dirinya. Artinya, kucing mungkin memiliki bentuk kecerdasan yang berbeda dari yang diukur oleh tes cermin.
3. Keterbatasan tes cermin

Meski populer, tes pengenalan diri lewat cermin atau mirror self-recognition test (MSR) memiliki banyak keterbatasan. Tes ini terlalu menekankan pada penglihatan, padahal tidak semua hewan mengandalkan indera itu. Spesies yang lebih bergantung pada penciuman atau sentuhan bisa tampak “gagal” hanya karena tesnya tak sesuai dengan sistem persepsi mereka.
Contohnya, gurita, hewan yang sangat cerdas, tidak lolos tes cermin karena orientasinya lebih mengandalkan sentuhan dan perubahan tekstur, bukan penglihatan. Selain itu, faktor budaya dan perilaku alami juga memengaruhi hasil tes, beberapa hewan justru menghindari kontak mata karena naluri bertahan hidup sehingga tampak seolah tidak mengenali dirinya. Bahkan, ada pendapat bahwa hewan yang “belajar” mengenali bayangannya karena pelatihan belum tentu benar-benar sadar diri. Jadi, tes ini mungkin hanya menilai sebagian kecil dari spektrum luas kemampuan kognitif hewan.
4. Kenapa hewan peliharaan tidak mengenali dirinya di cermin
Kegagalan anjing dan kucing dalam tes cermin tidak menandakan mereka adalah hewan yang bodoh. Hanya saja, mereka memiliki kecerdasan yang berbeda. Beberapa alasannya:
- Prioritas indra: Hewan seperti anjing dan kucing lebih mengandalkan penciuman. Refleksi visual tanpa bau tidak memberi informasi berarti bagi mereka.
- Kebutuhan evolusioner: Kesadaran diri visual penting bagi hewan sosial seperti primata. Namun, bagi anjing dan kucing, kemampuan membaca lingkungan dan emosi manusia jauh lebih relevan untuk bertahan hidup.
- Kecerdasan alternatif: Hewan peliharaan menunjukkan kesadaran dengan cara lain. Mereka bisa mengenali nama, memahami emosi pemiliknya, hingga memecahkan masalah sederhana.
5. Melihat kecerdasan hewan dari sudut pandang baru
Pada akhirnya, tes cermin mengingatkan kita bahwa kecerdasan datang dalam banyak bentuk. Mungkin anjing atau kucingmu tidak mengenali dirinya di cermin, tapi mereka memiliki kemampuan luar biasa lain yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Kemampuan mereka menjalin hubungan emosional, membaca suasana hati manusia, dan beradaptasi dengan lingkungan adalah bentuk kecerdasan yang sama berharganya, hanya saja berbeda cara kerjanya.
Kesimpulannya, mayoritas hewan tidak mengenali bayangannya di cermin. Meskipun hanya sedikit sekali hewan yang mengenali bayangannya di cermin, bukan berarti hewan lain itu bodoh. Hanya saja, tiap spesies memiliki bentuk kecerdasan masing-masing.
Referensi
Bali Vet Clinic. Diakses pada November 2025. Do Pets Recognize Themselves in Mirrors? The Science Behind Animal Self-Awareness
Salon. Diakses pada November 2025. Mirror Test and Animal Cognition: Can They Recognize Themselves?
LiveScience. Diakses pada November 2025. Which Animals Can Recognize Themselves in the Mirror?



















