3 Srikandi Ini Pernah Taklukkan Juara Tunggal Putri All England 2018!

Bagi pecinta bulutangkis 10 tahun terakhir, pasti tidak asing dengan nama Adrianti Firdasari. Firda, sapaan akrabnya, merupakan tunggal putri utama Indonesia pada masanya. Kerapkali Firda menjadi wakil merah putih di ajang-ajang penting seperti Olimpiade, Uber Cup, serta Sudirman Cup.

Tai dan Firda bertemu empat kali pada turnamen resmi BWF, dan mereka berbagi angka 2 sama. Firda memetik kemenangan di Indonesia Open 2011 dan Tapei Open 2014, sementara Tai memperolehnya ketika berhadapan di Taipei Open 2011 dan Japan Open 2011.

Memang pertemuan ini dibilang sudah sangat lama. Saat ini, Firda sudah berhenti bermain dan fokus menjadi pelatih di klub asalnya, Jaya Raya Jakarta. Dari penampilannya pun juga berbeda, di mana ia sekarang tampil dalam balutan hijab.

Indonesia pernah memiliki tunggal putri dengan paras yang sangat menawan, yaitu Bellaetrix Manuputty. Prestasi tertingginya adalah meraih medali emas Sea Games 2013 dengan mengalahkan Busanan Ongbamrungphan dari Thailand.

Dengan Tai Tzu Ying, Bella pernah bertemu sebanyak enam kali. Dilansir dari tournamentsoftware.com, Bella mengalahkan Tai sebanyak dua kali, yaitu pada Indonesia GPG 2011 dan Malaysia Open 2014.

Sayang, Bella mengalami nasib nahas ketika membela Indonesia di ajang Sudirman Cup 2015. Pada saat menghadapi Li Xuerui dari Tiongkok, Bella mengalami cedera ketika mendarat dengan posisi yang salah. Hal ini membuatnya harus menepi dari lapangan dalam waktu yang cukup lama.

Kini Bella terlihat sudah kembali ke karpet hijau, meskipun harus merangkak dari turnamen level nasional. Bahkan, Bella juga bermain di ganda putri dan campuran. Semoga bisa berprestasi ya, Bel!

Lindaweni Fanetri mencatatkan rekor yang sangat bagus ketika berhadapan dengan Tai Tzu Ying. Dari tiga kali pertemuan, dua diantaranya ia menangi.

Pada pertemuan pertama di Taipei Open 2012, Linda dibuat gusar karena kalah dengan skor yang menyakitkan, 19-21 22-20 20-22. Padahal pada game ke tiga Linda sempat menyentuh match point 20-18.

Belajar dari kegagalan itu, Linda bangkit dan memenangkan dua pertemuan selanjutnya. Bahkan pertemuan di perempat final kejuaraan dunia 2015 yang diselenggarakan di Jakarta tak akan pernah bisa dilupakan publik dunia. Linda yang tertinggal di game pertama dengan 14-21, sudah berada di ujung tanduk ketika kembali tertinggal 14-20. Butuh satu poin lagi bagi Tai untuk mendapat tiket semifinal.

Namun keajaiban terjadi. Sikap pantang menyerah yang ditunjukkan Linda membuat Tai goyah yang justru kehilangan delapan poin beruntun dan memaksakan terjadnya rubber game. Seolah mendapat suntikan semangat, Linda akhirnya menyudahi perlawanan Tai dengan kemenangan telak 21-12 di game ke tiga. Kemenangan ini sekaligus mengantarkan Linda menyegel medali perunggu, yang sudah 20 tahun lamanya Indonesia tidak mendapatkannya.

Saat ini tunggal putri Indonesia bertumpu pada Fitriani, Gregoria Mariska, dan Hanna Ramadhini. Kita berharap semoga punggawa merah putih ini dapat bersinar di kancah internasional.