5 Fakta Penampilan Pemain Indonesia di Hari Kedua China Open 2018

Perjuangan luar biasa diperlihatkan tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska di putaran pertama China Open 2018. Gregoria berhasil lolos ke babak 16 besar setelah mengalahkan pemain tuan rumah, Chen Xiaoxin lewat pertarungan rubber game selama 1 jam.

Kalah dengan skor cukup jauh, 12-21 di game pertama, Gregoria bangkit dengan skor 21-19 di game kedua. Di game penentuan, sempat terjadi dua kali setting point, pemain kelahiran Wonogiri ini akhirnya menang 23-21 seperti dikutip dari bwf.tournamentsoftware.com.

Gregoria mengaku bisa mengendalikan permainan. Dia juga mencoba untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. "Waktu adu setting itu saya mencoba untuk tahan terus dan kuat-kuatan sama lawan," kata Gregoria seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Di babak 16 besar yang dimainkan Kamis (20/9/2018), Gregoria akan bertemu dengan Zhang Beiwen. Pemain Amerika Serikat ini lolos setelah mengalahkan pemain unggulan 4 asal Thailand, Ratchanok Intanon dengan skor 9-21, 21-16, 21-16.

Di nomor tunggal putra, Jonatan Christie berhasil lepas dari mimpi buruk di Japan Open 2018 pekan lalu ketika dia langsung tersingkir di putaran pertama. Kali ini, Jonatan berhasil melaju ke babak 16 besar usai menundukkan pemain Jepang, Kanta Tsuneyama.

Meski menang, Jonatan harus memeras keringat hampir satu jam untuk mengalahkan Tsuneyama. Menang 21-18 di game pertama, Jojo--panggilan Jonatan kalah 17-21 di game kedua. Di game penentuan, peraih medali emas Asiasn Games 2018 ini menang 21-13 untuk lolos ke putaran kedua.

Di putaran kedua, Jojo akan menghadapi pemain Hongkong Ng Ka Long Angus. Unggulan 8 ini menang 21-16, 21-12 atas pemain India, HS Prannoy. Prannoy merupakan pemain yang mengalahkan Jonatan di Japan Open 2018.

Sayangnya, sukses Jonatan tidak diikuti Tommy Sugiarto. Pemain senior ini kalah 21-23, 13-21 dari unggulan 2 asal Tiongkok, Shi Yuqi.

Hasil hebat diraih ganda putra Indonesia. Dari lima ganda putra yang tampil kemarin, empat pasangan berhasil melaju ke babak 16 besar. Yakni pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang mengalahkan rekan senegara, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf lewat rubber game 17-21, 21-13, 21-13. Lalu pasangan senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tampil hebat dengan mengalahkan pemain tuan rumah unggulan 4 yang juga juara dunia 2017. Liu Cheng/Zhang Nan 21-19, 21-14.

Sukses juga diraih Ricky Karanda/Angga Pratama yang mengalahkan unggulan 7 asal Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko 21-19, 21-14. Serta Berry Angriawan/Hardianto menang atas ganda Denmark ungulan 6, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding lewat rubber game 22-20, 11-21, 21-16.

Dengan demikian, Indonesia memiliki lima wakil ganda putra di babak 16 besar setelah Fajar Alfian/M Rian Ardianto lebih dulu lolos di hari pertama. Jumlah ganda putra Indonesia ini paling banyak dibanding wakil negara lainnya. Termasuk Tiongkok yang punya empat wakil.

Kabar bagus juga datang dari ganda campuran. Pasangan ganda campuran Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto berhasil lolos ke babak 16 besar setelah menaklukkan unggulan ketujuh asal Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai. Ricky/Debby menang rubber game dengan skor 21-15, 19-21, 21-16.

Sayangnya, Praveen Jordan/Melati Daeva gagal lolos setelah dikalahkan ganda Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai 11-21, 13-21. Dengan demikian, di babak 16 besar, Indonesia memiliki dua wakil di ganda campuran. Di hari pertama, Tontowi Ahmad/Liliyana natsir lebih dulu memastikan lolos.

Sayangnya, perjuangan ganda putri Anggia Shitta Awaanda/Ni Ketut Mahadewi harus terhenti. Mereka takluk rubber game dari ganda putri unggulan 1 asal Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota,  Anggia/Ni Ketut. Namun, meski kalah, Anggia/Ni Ketut layak mendapatkan pujian. Mereka bermain luar biasa dan hampir saja mengalahkan ganda putri rangking 1 dunia tersebut. Sayangnya, keberuntungan belum milik mereka.

Kalah dengan skor 16-21 di game pertama, Anggia/Ketut berbalik menang 21-14 di game kedua. Di game penentuan, Anggia/Ni Ketut sejatinya berpeluang menang. Keduanya lebih dulu meraih match point pada kedudukan 20-18. Termasuk ketika setting poin. Sayangnya, mereka akhirnya kalah 24-26.

Anggia mengatakan, ketika setting point, mereka kalah fokus dari pasangan Jepang tersebut. "Saat sudah unggul di game ketiga, ada momen-momen di mana kami tidak bisa mematikan lawan, padahal kesempatannya terbuka. Dan saat adu setting, kami juga merasa kurang beruntung," ujar Anggia seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.