Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pembalap Formula E yang Pernah Menang di Tanah Kelahirannya

Daniel Abt menjuarai E-Prix Berlin 2018. (audi-mediacenter.com)
Daniel Abt menjuarai E-Prix Berlin 2018. (audi-mediacenter.com)
Intinya sih...
  • Formula E siap menyambut musim ke-11 dengan E-Prix Sao Paulo 2024
  • Sesi tes pra musim telah selesai di Sirkuit Jarama, Madrid, Spanyol
  • Tujuh pembalap berhasil menang di tanah kelahirannya selama 10 musim kejuaraan balap mobil listrik Formula E
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Formula E bersiap menyambut musim ke-11 pada awal Desember 2024 dengan diadakannya E-Prix Sao Paulo 2024. Hal ini ditandai dengan telah diselesaikannya sesi tes pramusim pada 5--8 November 2024 di Sirkuit Jarama, Madrid, Spanyol.

Banyak hal menarik yang terjadi selama 10 musim kejuaraan balap mobil listrik paling bergengsi ini. Salah satunya ialah keberhasilan menjadi pemenang di tanah kelahiran sendiri. Ini tentu akan memberikan rasa bangga untuk negara yang dibelanya.

Nah, selama 10 musim, ternyata baru tujuh pembalap yang sanggup melakukannya. Berikut pembalap Formula E yang pernah menang di tanah kelahirannya.

1. Sam Bird memenangi balapan Formula E di London dengan membela tim asal Inggris

Sam Bird mengangkat trofi kemenangan balapan ke-2 E-Prix London 2015. (dok.youtube.com/FIA)
Sam Bird mengangkat trofi kemenangan balapan ke-2 E-Prix London 2015. (dok.youtube.com/FIA)

Sam Bird berada di urutan pertama. Pembalap Inggris ini pernah menjuarai balapan Formula E di tanah kelahirannya sendiri, tepatnya di balapan ke-2 E-Prix London 2015. Ini adalah kemenangan ke-2 dari 12 kemenangannya di kejuaraan balap mobil listrik tersebut. Menariknya lagi, saat itu, Sam Bird membela tim yang juga bermarkas di Inggris, yaitu Virging Racing, yang saat ini bernama Envision Racing.

2. Jean-Eric Vergne menang di Paris bersama tim balap asal Prancis

Jean-Eric Vergne (tengah) menjuarai E-Prix Paris 2018 diikuti Lucas di Grassi (kiri) di podium kedua dan Sam Bird (kanan) di podium ketiga. (fia.com)
Jean-Eric Vergne (tengah) menjuarai E-Prix Paris 2018 diikuti Lucas di Grassi (kiri) di podium kedua dan Sam Bird (kanan) di podium ketiga. (fia.com)

Selanjutnya ialah Jean-Eric Vergne. Pembalap Prancis ini ternyata juga pernah sekali menang di tanah kelahirannya, tepatnya di E-Prix Paris 2018. Itu merupakan kemenangan ke-4 dari sebelas kemenangannya di Formula E sejauh ini. Saat itu, Vergne membela Techeetah, tim balap asal Prancis yang dimiliki Grup SECA asal China. Kemenangan itu makin spesial karena terjadi pada musim ia meraih gelar juara yang pertama dari gelar juara yang diraih dalam 2 musim beruntun.

3. Tak sekadar menjuarai E-Prix Berlin 2018, Daniel Abt mencetak grand slam

Daniel Abt (kanan) menjuarai E-Prix Berlin 2018 diikuti Lucas di Grassi (kiri) yang menjadi peringkat kedua. (audi-mediacenter.com)
Daniel Abt (kanan) menjuarai E-Prix Berlin 2018 diikuti Lucas di Grassi (kiri) yang menjadi peringkat kedua. (audi-mediacenter.com)

Setelah Inggris dan Prancis, giliran Jerman yang bisa menyaksikan pembalap andalannya menang di tanah kelahirannya. Daniel Abt mewujudkannya di E-Prix Berlin 2018. Hasil ini istimewa untuk dirinya karena menjadi pembalap pertama yang mencetak grand slam di Formula E. Tak hanya untuk dirinya, hasil balapan E-Prix Berlin 2018 itu juga istimewa untuk tim yang dibelanya, ABT Audi, karena berhasil finis 1-2 dengan Lucas di Grassi di podium kedua.

4. Maximilian Guenther menang di Jerman dengan mobil yang memakai powertrain BMW

Maximilian Gunther memegang trofi kemenangan di balapan ke-3 E-Prix Berlin 2020. (press.bmwgroup.com)
Maximilian Gunther memegang trofi kemenangan di balapan ke-3 E-Prix Berlin 2020. (press.bmwgroup.com)

Selain Daniel Abt, pembalap kedua yang pernah membanggakan Jerman ialah Maximilian Guenther. Ia berhasil menjuarai balapan ke-3 E-Prix Berlin 2020. Ini adalah 1 dari 6 E-Prix Berlin yang diadakan pada musim ke-6. Ini sekaligus menjadi 1 dari 5 kemenangannya di Formula E sejauh ini. Saat itu, Guenther membela Andretti yang memakai powertrain BMW.

5. Jake Dennis menjadi pembalap pertama yang pernah menang dua kali di tanah kelahirannya

Jake Dennis mengangkat trofi kemenangan di balapan pertama E-Prix London 2021. (press.bmwgroup.com)
Jake Dennis mengangkat trofi kemenangan di balapan pertama E-Prix London 2021. (press.bmwgroup.com)

Setelah lama menanti, Inggris akhirnya kembali memiliki pembalap yang bisa menang di tanah kelahirannya. Pembalap itu adalah Jake Dennis. Tak hanya sekali, ia bahkan sampai dua kali menang di Sirkuit ExCeL London, tepatnya di balapan pertama E-Prix London 2021 dan balapan pertama E-Prix London 2022. Ini adalah 2 dari 6 kemenangannya di Formula E sejauh ini. Nah, dari dua raihan itu, kemenangan di London 2022 makin istimewa karena ia mencetak grand slam.

6. Alex Lynn hanya menang sekali di Formula E dan terjadi di tanah kelahirannya

Alex Lynn mengangkat trofi kemenangan balapan ke-2 E-Prix London 2021. (dok.youtube.com/Formula E)
Alex Lynn mengangkat trofi kemenangan balapan ke-2 E-Prix London 2021. (dok.youtube.com/Formula E)

Alex Lynn juga pernah membanggakan Inggris di Formula E. Pembalap tersebut berhasil menjuarai balapan ke-2 E-Prix London 2021. Menariknya, Lynn menjadi satu-satunya pembalap Inggris yang pernah memenangi E-Prix London dari pole position sejauh ini. Krusialnya, ini adalah satu-satunya kemenangan dirinya selama mengikuti Formula E.

7. Oliver Rowland menjadi pembalap keempat Inggris yang menang di tanah kelahirannya

Oliver Rowland mengangkat trofi kemenangan balapan ke-2 E-Prix London 2024. (twitter.com/Nissan NISMO)
Oliver Rowland mengangkat trofi kemenangan balapan ke-2 E-Prix London 2024. (twitter.com/Nissan NISMO)

Yang terakhir kembali berasal dari Inggris, yaitu Oliver Rowland. Ini terjadi di balapan ke-2 E-Prix London 2024. Untuk dirinya, ini adalah kemenangan ketiga di Formula E setelah balapan ke-5 E-Prix Berlin 2020 dan balapan pertama E-Prix Misano 2024.

Inggris menjadi negara dengan pembalap yang pernah menang di tanah kelahiran terbanyak dengan empat pembalap. Itu disusul Jerman dengan 2 pembalap dan Prancis dengan 1 pembalap. Menariknya, semuanya, kecuali Daniel Abt dan Alex Lynn, masih akan membalap pada musim ke-11. Akankah mereka sanggup mengulangi memori indah di atas atau ada pembalap lain yang bisa mengharumkan negaranya di tanah kelahirannya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Samuel
EditorSamuel
Follow Us