TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Maya Moore, Hiatus dari WNBA demi Advokasi Kasus Salah Tangkap

Menikah dengan Jonathan Irons usai bebas dari penjara 

Maya Moore (sportingnews.com)

Maya Moore menjadi satu dari sekian banyak tokoh terkenal di dunia olahraga. Dia tidak hanya bersinar di lapangan bola basket, tetapi juga di lingkungan sekitarnya. 

Moore bagai pelita yang menerangi kehidupan. Ketika orang-orang pada zaman ini memilih mengurusi hidup masing-masing, perempuan kelahiran Jefferson City, Missouri, Amerika Serikat pada 11 Juni 1998 tersebut mau terjun ke masyarakat untuk membantu banyak orang.

Sebagai aktivis, Moore bahkan rela mengorbankan kariernya di dunia bola basket untuk melanjutkan aksi-aksi sosialnya. Salah satu yang terkenal adalah misi mengeluarkan Jonathan Irons, seorang pria yang dituduh melakukan perampokan di O'Fallon pada 1998, dari penjara.

Moore berhasil mengadvokasi kasus Irons hingga dia bebas dari tuduhan yang membelitnya. Irons bukan pelaku yang melakukan perampokan, tetapi menjadi korban salah tangkap, sehingga harus mendekam di balik jeruji selama lebih dari 20 tahun.

Kisah Moore dan Irons lantas menjadi salah satu kisah menarik yang terjadi di Amerika Serikat. Mereka kini berusaha menginspirasi lebih banyak orang untuk bersuara memperbaiki sistem peradilan.

1. Menimba ilmu di University of Connecticut

Maya Moore (twitter.com/MooreMaya)

Maya Moore memilih melanjutkan pendidikannya ke University of Connecticut selepas SMA pada 2007. Dia juga bermain untuk Huskies, tim bola basket Uconn. Moore menjadi salah satu andalan mereka sejak tahun pertama.

Moore sendiri bermain selama 4 tahun. Dia bergelimang prestasi bersama Huskies. Setidaknya ada dua gelar juara NCAA Divisi I di tangannya. Tidak semua orang bisa melakukan itu.

Pemain bernomor punggung 23 tersebut juga mampu membagi waktunya dengan baik sebagai seorang pelajar. Moore lulus dari Uconn dengan IPK 3,7. Itu membuktikan kualitasnya sebagai pelajar-atlet kelas atas di Amerika Serikat.

Baca Juga: 5 Pemain Basket Terbaik yang Dipilih dari NBA Draft 1988

2. Jadi andalan Minnesota Lynx di WNBA

Kemampuan Maya Moore di lapangan bola basket mengantarkannya ke WNBA, liga bola basket perempuan tertinggi di Amerika Serikat. Minnesota Lynx, sebagai klub dengan hak pilih nomor satu pada 2011, memilihnya di urutan atas. Moore pun menjadi pemain Uconn keempat yang terpilih dengan status draft pick nomor satu dalam sejarah WNBA Draft.

Pada musim pertamanya, Moore bermain bersama pemain-pemain beken Minnesota. Bermain bersama pemain-pemain berkelas berarti juga bersaing mendapatkan tempat di susunan inti. Meski baru pertama terjun ke profesional dan sempat kesulitan beradaptasi, Moore berhasil melalui semuanya dengan nilai memuaskan. Dia fit di Minnesota Lynx yang bertabur bintang.

Maya Moore bahkan terpilih sebagai WNBA All-Star. Dia juga mengantarkan Lynx meraih rekor terbaik dalam sejarah klub sekaligus yang terbaik di WNBA saat itu. Mereka keluar sebagai juara usai mengalahkan Atlanta Dream.

Seimone Augustus, rekan setim sekaligus bintang utama Lynx, menjadi MVP Finals. Sementara itu, Moore menyabet gelar Rookie of the Year. Dia menjadi pemain kedua dalam sejarah WNBA yang meraih gelar Rookie of the Year dan juara WNBA pada musim yang sama.

Moore sendiri bermain bersama Minnesota Lynx sampai 2018. Dia telah merengkuh bermacam gelar, termasuk tiga gelar juara WNBA tambahan pada 2013, 2015, dan 2017. Pada edisi 2013 itu, Moore bahkan keluar sebagai MVP Finals. Sedangkan, pada 2014, dia menjadi MVP WNBA meski Lynx tidak juara.

Maya Moore juga berprestasi di tingkat internasional. Dia merupakan langganan Tim Nasional Amerika Serikat. Moore mengantongi 4 medali emas dari 2 Olimpiade dan 2 Piala Dunia.

3. Berjumpa pertama kali dengan Jonathan Irons di penjara

Maya Moore dan Jonathan Irons (twitter.com/MooreMaya)

Pertemuan Maya Moore dengan Jonathan Irons terjadi di penjara. Moore berkunjung ke sana sebelum mengenyam pendidikan di University of Connecticut. Dia sendiri mendengar kisah Irons dari Reggie Williams, ayah baptisnya, yang turut berupaya membebaskan Irons bersamanya.

Irons menjadi korban salah tangkap dari kasus perampokan. Perampokan itu disertai kekerasan yang hampir membunuh korban. 

Moore mengatakan bahwa polisi mendorong korban menduga-duga pelaku sehingga membuat Irons ditangkap. Padahal bukti-bukti saja tidak mengarah kepadanya.

"Dia (Jonathan Irons) baru berusia 16 tahun saat itu. Dia ditangkap karena kasus penembakan dan perampokan meski tidak ada bukti DNA, sidik jari, bukti fisik, atau jejak kaki yang mengaitkan Jonathan dengan kejahatan itu,” tulis Moore di Change.org.

4. Hiatus untuk membebaskan orang tidak bersalah

Karier Maya Moore di WNBA sangat megah. Namun, dia rela melepaskannya demi kebaikan orang lain. Moore menangguhkan kariernya di WNBA untuk fokus mengadvokasi kasus Jonathan Irons pada 2019.

Moore sendiri sebenarnya sudah lama berupaya membantu Irons. Namun, dia baru terang-terangan di hadapan publik pada 2016. Moore bolak-balik ke penjara untuk mendengarkan kisah Irons sambil mencari jalan keluar untuknya.

Maya Moore mengatakan bahwa dia mendedikasikan diri untuk membebaskan Jonathan Irons seperti dia mendedikasikan diri demi setiap pertandingan bola basket. Moore ingin sukses. Oleh karena itu, dia berusaha keras. Salah satunya dengan mundur dari Minnesota Lynx.

Upaya Moore dkk berbuah hasil positif. Pengadilan memutuskan untuk menguji tuduhan yang ditujukan kepada Jonathan Irons. Ini menjadi semacam titik cerah untuk membuktikan bahwa Irons tidak bersalah.

Pengadilan berlangsung intens. Maya Moore bersama Reggie Williams dan tim fokus kepada Jonathan Irons. Mereka bahu-membahu menyajikan bukti-bukti ketidakbersalahan Irons. Salah satunya lewat sidik jari dari tempat kejadian perkara yang tidak pernah dipresentasikan dalam persidangan-persidangan sebelumnya.

Sidik jari itu ternyata menjadi senjata ampuh. Pengadilan memutuskan Irons tidak bersalah karena sidik jari itu bukan miliknya. Sidik jari itu juga bukan milik korban. Itu artinya, ada orang lain saat perampokan berlangsung.

Jonathan Irons lantas bebas pada 1 Juli 2020. Dia akhirnya bisa menghirup udara segar. Maya Moore bersyukur mereka melaluinya dengan baik. Begitu pun Irons.

"Saya merasa saya bisa menjalani hidup sekarang," kata Irons seperti dikutip New York Times. "Saya bebas, saya diberkati, saya hanya ingin menjalani hidup yang layak untuk bantuan dan pengaruh Tuhan. Saya berterima kasih kepada semua orang yang mendukung saya, seperti Maya dan keluarganya."

Baca Juga: 5 Bintang WNBA Ini Mengejutkan Penggemar dengan Bergabung ke Tim Baru

Verified Writer

G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya