TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Pensiun Pembalap MotoGP yang Tak Pernah Mudah

Ada yang pensiun karena pilihan, ada juga karena terpaksa

potret Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso (motogp.com)

Pensiun adalah salah satu fase dalam berkarier di bidang apa pun. Siapa pun yang menjalaninya seakan masuk ke teritori baru yang tak dikenal. Perubahan karier dan gaya hidup tentunya bakal berpengaruh langsung pada perubahan rutinitas. Namun, pensiun memang sebuah keniscayaan yang tak bisa dielakkan.

Untuk pembalap MotoGP, pensiun dari ajang Grand Prix bisa terjadi atas berbagai alasan. Bisa karena usia yang tak muda lagi hingga memengaruhi performa sehingga tak lagi kompetitif. Ada juga yang pensiun karena terpaksa lantaran cedera yang jika dipaksakan pun tak akan tampil maksimal di atas lintasan.

Sederet kisah pensiun pembalap MotoGP sendiri cukup unik. Ada yang merasa sedih, ada pula yang merasa terbebas dari beban yang dijalani.

1. Giacomo Agostini menangis selama tiga hari usai pensiun

Giacomo Agostini (motogp.com)

Giacomo Agostini tak bisa lupa dengan momen pensiunnya. Pembalap yang pernah menang sebanyak 122 kali di berbagai kategori Grand Prix itu awalnya tak rela pergi dari ajang balap yang membesarkan namanya.

Terang saja, Agostini adalah pembalap dengan gelar terbanyak di MotoGP. Total ia mengoleksi 15 gelar juara dunia (8 di kelas 500cc dan 7 di kelas 350cc).

Memutuskan pensiun pada akhir musim 1977, pembalap asal Italia ini sempat terlarut dalam kesedihan. Kala itu ia berusia 35 tahun, tetapi sudah merasa tak mampu lagi tampil kompetitif.

“Aku menangis sepanjang malam selama tiga hari. Aku memutuskan untuk meninggalkan sesuatu yang aku cintai dan yang aku tahu tak akan pernah aku temukan lagi.

Namun, aku juga tak bisa melakukan sebaliknya; bersaing untuk menang dan aku menyadari bahwa itu semakin sulit. Aku tak tertarik untuk mengarang angka,” kata legenda MotoGP ini dikutip GPOne.

Baca Juga: Sederet Tanggapan Pembalap Terkait Keputusan Pensiun Andrea Dovizioso

2. Eddie Lawson pensiun karena merasa sudah cukup di MotoGP

Eddie Lawson (motogp.com)

Jika Agostini pensiun karena merasa tak bisa lagi tampil kompetitif, kisah berbeda dimiliki Eddie Lawson. Pembalap asal Amerika Serikat ini memutuskan pensiun dari MotoGP karena merasa sudah cukup dengan segala yang ia rasakan di MotoGP.

“Apa yang masih aku lakukan di sini? Aku sudah cukup menang, aku sudah cukup kalah, aku sudah cukup menyakiti diri sendiri. Aku sudah cukup (membalap),” kata Lawson seperti dilansir GPOne.

Saat Eddie Lawson pensiun pada 1992, ia berusia 34 tahun dan masih terhitung kompetitif. Ia masih mampu merebut kemenangan bersama Cagiva pada musim terakhirnya tersebut.

Sepanjang satu dekade kariernya di kelas 500cc, Lawson memang cukup banyak berprestasi. Ia mengantongi 4 gelar juara dunia dan mengumpulkan 31 kemenangan.

3. Beberapa pembalap pensiun karena cedera fisik maupun kelelahan mental

Mick Doohan (motogp.com)

Tak hanya karena usia atau kemauan sendiri, beberapa pembalap ada yang terpaksa pensiun karena cedera. Salah satunya adalah Kevin Schwantz.

Schwantz pensiun pada 1995 lantaran tak bisa lagi tampil kompetitif akibat cedera yang dideritanya. Ia mengalami cedera patah tulang yang signifikan pada pergelangan tangan. Schwantz berlinang air mata saat mengumumkan pengunduran dirinya setelah hanya mengikuti tiga seri balap pada musim itu.

Dua tahun sebelumnya, pada 1993 Schwantz merebut gelar juara dunia bersama Suzuki. Pada musim 1994, ia hanya menempati peringkat ke-4 pada klasemen akhir. Cedera mengganggu upayanya untuk mempertahankan gelar juara dunia.

Pensiun lantaran cedera pun berlaku bagi Mick Doohan. Juara dunia asal Australia itu mengakhiri kariernya yang gemilang setelah kecelakaan di Sirkuit Jerez pada tahun 1999. Padahal, ia adalah seorang pembalap MotoGP yang tak terkalahkan. Bayangkan saja, dari 1994 hingga 1998, ia beruntun merebut 5 gelar juara dunia bersama Honda.

Selain cedera, ada juga pembalap yang terpaksa pensiun karena sudah tak lagi menikmati lingkungan di MotoGP. Ia adalah Casey Stoner, si peraih gelar juara dunia bersama Ducati dan Honda.

Saat mengumumkan keputusan pensiunnya pada konferensi pers di Le Mans musim 2012, Stoner mengejutkan banyak pihak. Bagaimana tidak, saat memutuskan pensiun usianya baru 27 tahun.

4. Ada juga yang pensiun dari MotoGP, tetapi memulai karier balap baru di roda empat

Kevin Schwantz (motogp.com)

Bagi Valentino Rossi, keputusannya untuk pensiun dari MotoGP pada akhir musim 2021 bukan sebuah kesedihan. Bagaimanapun, pembalap asal Italia itu sudah mendapatkan semua yang didambakan seorang pembalap di ajang Grand Prix.

Rossi merebut 9 gelar juara dunia di berbagai kelas. Ia pun total mengoleksi 155 kemenangan. Tak ada yang meragukan bahwa ia adalah seorang GOAT di MotoGP.

Menariknya, Rossi tak benar-benar pensiun. Ia memang pensiun dari MotoGP, tetapi The Doctor tak berhenti berkarier di dunia balap lantaran ia memilih melanjutkan karier balapnya di dunia roda empat. Rossi mungkin lebih tepat dibilang berhenti dari MotoGP dibandingkan pensiun.

Rossi yang pensiun pada usia 42 tahun pulang membawa banyak kejayaan. Tak hanya sederet gelar, tetapi juga perusahaan mentereng yang besar di lingkungan MotoGP, dari mulai akademi balap hingga tim balap.

Baca Juga: 9 Momen Spesial Balapan Terakhir Andrea Dovizioso di MotoGP San Marino

Verified Writer

Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya