TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tantangan dan Harapan Baru Honda RC213V di MotoGP

Honda akan terbantu dengan kembalinya Marc Marquez

pembalap Repsol Honda di atas RC213V (motogp.com)

Dalam pengumuman resmi Repsol Honda pada Rabu (26/1/2022), Marc Marquez dipastikan akan mengikuti tes di Sirkuit Sepang 5—6 Februari nanti. Bagi Honda, kembalinya Marquez berarti kabar bagus untuk pengembangan RC213V.

Setelah tak bisa mengikuti tes pramusim di Sirkuit Jerez karena diplopia, Marquez kini bisa kembali menjadi ujung tombak pengembangan motor. Penampilan para pembalap Honda pada 2021 lalu memang kurang fantastis. Salah satunya karena performa RC213V yang dikeluhkan hampir semua pembalapnya.

1. Masalah RC213V versi 2021

Pol Espargaro (motogp.com)

Pada 2021, RC213V memiliki isu pada keseimbangan berat motor. Bagian depannya cenderung memiliki berat yang sedikit lebih besar dibandingkan bagian belakangnya.

Di satu sisi, kondisi ini memberikan keuntungan. Motor jadi bisa melakukan late breaking dengan baik sekaligus mampu menikung tajam.

Hanya saja, konfigurasi berat yang tak seimbang punya kelemahan. Motor yang lebih berat di bagian depan berarti lebih ringan di bagian belakang. Akibatnya, motor kurang memiliki grip atau cengkeraman roda belakang.

2. Masalah grip belakang ini yang membuat para pembalap Honda kesulitan

Takaaki Nakagami (motogp.com)

Hampir semua pembalap Honda kesulitan menangani RC213V. Takaaki Nakagami, Pol Espargaro, dan Alex Marquez harus berjuang keras dengan masalah cengkeraman belakang ini.

Bagi Nakagami, kendala grip inilah yang menjadi biang keladi performanya yang jeblok. Ia mengaku kesusahan pada sesi kualifikasi maupun saat balapan. Pembalap Jepang ini terpaksa harus mengambil risiko lebih yang ternyata membuatnya sering terjatuh.

“Musim lalu, kami benar-benar kesulitan dengan grip belakang. Dan sayangnya, kami mencoba banyak hal, tetapi masalah utama tidak hilang,” kata Nakagami dikutip Asphalt & Rubber.

Baca Juga: Marc Marquez Dipastikan Jajal Sepang dan Mandalika

3. Pol Espargaro sedikit beruntung, ia bisa menggunakan data balap Marc Marquez

Pol Espargaro (motogp.com)

Tak jauh beda dengan Nakagami, Pol Espargaro mengalami isu yang sama. Pembalap Spanyol ini sempat kesulitan, terutama pada awal musim. Beruntungnya, ia bisa menggunakan data milik Marc Marquez yang memberinya petunjuk bagaimana mengendalikan RC213V.

“Secara teknis, ada sesuatu yang aku temukan, yaitu cara membuka throttle. Ternyata penting melakukannya dengan cara berbeda dari yang biasanya aku lakukan. Dengan grip (belakang) yang rendah, aku tidak bisa membukanya seagresif biasanya,” jelas Pol dikutip Asphalt & Rubber.

Polyccio—panggilan akrab Pol—pun harus mengubah gaya pengeremannya. Ia tak bisa lagi bermain-main dengan rem saat berbelok masuk ke tikungan. Mengikuti gaya balap Marquez adalah cara terbaik baginya untuk bisa bersaing.

“Pada motor versi lama, Marc sangat genius, dan ia memang genius karena dapat mengendarai (RC213V) dengan cara terbaik,” ungkap Polyccio lagi.

4. Hanya gaya balap Marc Marquez yang sesuai dengan RC213V

Marc Marquez (motogp.com)

Jika semua pembalap Honda menderita karena isu grip belakang, ini tak berlaku bagi Marc Marquez. Hanya Marquez yang bisa mempersembahkan kemenangan utuk Honda musim lalu. Ia menang di Sachsenring, Austin, dan Misano.

Publik menilai bahwa RC213V dibuat agar sesuai dengan gaya balap Marc Marquez sehingga menyebabkan pembalap lain tak mampu menguasai motor ini. Namun, Pol Espargaro membantah anggapan ini. Bagi Pol, kegeniusan Marquez justru membuatnya bisa menggeber motornya dengan maksimal.

“Itu bukan karena motornya yang menyesuaikan Marquez, tetapi karena Marquez memang bagus. Ia adalah orang yang terbiasa dengan masalah cengkeraman yang rendah seperti ini. Jadi, ia menyesuaikan gaya balapnya dan akhirnya ia mampu mendapatkan performa maksimal dari cengkeraman rendah ini,” jelas Polyccio seperti dikutip Asphalt & Rubber.

Setelah mempelajari cara balap Marquez, Pol Espargaro bisa memaksimalkan potensi akselerasi dari motor Honda. Ia akhirnya tahu cara agar tak kehilangan grip saat menikung, tetapi pada saat yang bersamaan tetap dapat melaju kencang.

“Dan ini yang sangat penting, caranya (Marquez) untuk membuka throttle dan mengontrolnya di tikungan dengan membuka throttle sekaligus mengangkat motor. Ini adalah sesuatu yang harus aku pelajari dan aku berlatih dengan sangat keras agar bisa lebih baik musim depan,” ungkapnya lagi.

Baca Juga: Honda Belum Langsung Cepat di Musim 2022, Pol Espargaro: Jangan Panik

Verified Writer

Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya